12| Orang Baru?

1K 237 44
                                    


“Papah ngapain kesini?” tanya pria berkaca mata bening yang bawa banyak barang di depan kos-an kepada sosok pria baruh baya yang baru aja membuka pagar.

penghuni Al Wahab cuma ngintipin dari jendela kecuali Yuta yang milih masuk kamar, buat bergalau ria lagi sambil dengerin lagunya Mahen.

“Siapa sih, kayanya salah alamat,” kata Jeffin.

“Coba Bang Tegar keluar, kasian juga kalo sampe nyasar,” suruh Datta.

Namun sebelum Tegar beranjak pria berkaca mata itu sudah mengetuk pintu duluan, ya jadi Tegar juga yang bukain.

“Selamat malam Kak, gue Markian, penghuni baru kos-an ini,” kata Mark sambil nyalamin Tegar.

“Oh iya lupa, ibu kos-an bilang katanya ada penghuni baru yang nempatin kamar kosong, anak INS juga kan?” tanya Tegar

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

“Oh iya lupa, ibu kos-an bilang katanya ada penghuni baru yang nempatin kamar kosong, anak INS juga kan?” tanya Tegar.

Dan kamar kosong itu sebelumnya ditempati sama Tendra, temannya Jeffin, tapi memutuskan pindah kos-an yang deket sama tempat kerja part timenya.

“Iya Kak, seni musik semester 4.”

“Oh iya-iya, masuk-masuk,” kata Tegar sambil bantuin bawa kardus milik Mark yang udah kaya anak perantuan balik kampung.

Barulah saat Mark masuk kos-an langsung di sambut empat sekawan.

Si pria paruh baya yang merupakan ayah Mark, hanya melihat-lihat isi kos-an dan berkenalan dengan penghuni lainnya sebelum pamit untuk pulang.

“Gue Datta, ini Tiyo, ini Jeffin dan ini Joni, masih ada satu penghuni lagi namanya Yuta, tapi karena lagi broken heart jadi besok aja kenalannya,” jelas Datta yang ngebantuin Mark nata-nata barangnya ke kamar.

“Iya Kak.”

“Sebelumnya tinggal dimana Mark?” tanya Joni.

“Sebelumnya tinggal di rumah tante, tapi karena gue nggak enak aja ngrepotin jadi milih ngekos, apalagi kos-an ini deket kampus, itung-itung irit bensin.”

“Cuma mau bilang aja Mark, kalo ngekos disini yang kuat ya mentalnya, disini penghuninya penganut liberal cabang perdakjalan soalnya,” kata Jeffin, Mark natap heran karena nggak paham.

Belum apa-apa Jeffin udah main buka kartu aja, padahal si tukang buka kartunya malah lagi nyesek di kamar sambil dengerin lagu galau ala-ala anak ambyar, mana lagunya kedengeran sampai ruang tengah.





🎵🎵🎵


“Milk taro, nggak terlalu manis kaya biasa,” kata Tiyo sambil meletakan minuman itu ke meja.

Thanks Babe,” balas cewek yang memakai kaca mata bergelut dengan laptopnya, iya si Naomi.

Minta Tiyo nemenin ngerjain tugas di kafe, akhir-akhir ini Naomi jadi pengen bersama Tiyo terus, tanpa alasan.

SUARA DATTA ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang