Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Tiyo hanya diam menatap Naomi yang saat ini mengajaknya duduk didepan indoapril setelah membeli dua botol minum. Selagi menunggu Naomi buka mulut, Tiyo mengingat kejadian barusan, kaget banget tahu Malika adalah ibu gadis itu.
Sesekali Naomi menghela napas kasarnya menarik perhatian Tiyo. “Mau pulang sekarang?” tanyanya, Naomi kontan menggeleng. “Ya udah duduk disini dulu aja gapapa, gue temenin.”
Dan setelah itu keheningan pun menguasai. Tadi sewaktu yang lain milih kaget karena situasi, Tiyo justru memilih mengikuti Naomi yang melarikan diri. Tiyo tahu, kalau Naomi lagi nggak baik moodnya, apalagi teman-temannya jadi tahu bahwa kekasih ibunya si Joni.
“Yo.”
“Iya Nom. Gimana?”
“Gue tahu lo pasti ilfil sama gue.”
Tiyo pun memcongdongkan badannya agar lebih dekat dengan Naomi yang duduknya tersekat meja. “Ilfil kenapa? Enggak kok.”
Naomi pun menyungging senyum tipisnya hingga membuat raut wajahnya terkesan sinis. “Temen lo sendiri ternyata pacaran sama nyokap gue, ya dilogika aja sih, gue aja malu kok makanya gue diam selama ini, bahkan alasan gue keluar dari rumah gara-gara gue nggak suka tiap kali Joni datang kerumah.”
Tiyo pun memegang pundak Naomi pelan saat gadis itu memilih menundukan pandangan. “Gue nggak masalah kok, mau ternyata ceweknya Joni itu nyokap lo.”
“Tapi Yo—“
“Naomi, apapun itu urusannya Joni sama nyokap lo, walaupun lo berhak ikut campur, tapi lo nggak ada hak buat semuanya semau lo, oke? Sekarang udah malam, gue anterin pulang, besok lo tuntasin sama nyokap lo, kalau ada apa-apa lo bisa hubungin gue, oke?”
Naomi pun mengangguk, lalu digiring Tiyo untuk berdiri dari duduknya. Kemdian diantarkan pulang ke kosan.
🎵
Joni pun sama runyamnya, kini ia hanya termenung sambil rebahan, menatap kosong langit-langit kamar. Tadi Malika sangat sedih akibat ketidaksengajaan bertemu dengan Naomi di festival, tentu Naomi sangat marah mengetahui bahwa semua orang-orang jadi tahu bahwa ia memacari ibunya.
Saat ingin berusaha memejamkan mata, tiba-tiba saja pintu kamarnya terketuk, sigap saja Joni terbangun dan berkata, “Ya?”
“Gue Jon, lo belum tidur? Mau minum yang seger-seger nggak?” kata Datta, jujur saja sih Joni paham pasti Datta sedang berusaha menghiburnya, kontan saja Joni turun dari ranjang lalu keluar.
Dan Joni bersama Datta memilih duduk diteras kosan. Ditemani sekaleng kola. Menatap kesunyian malam yang baru pukul 10. Suasana amat tenang hingga membuat pikiran menjadi jembar.
Joni hanya menatap kosong kaleng sebelum ia letakan di atas meja yang menjadi penengah dirinya dengan Datta. “Nggak gimana-gimana sih, Malika justru khawatir sama Naomi yang langsung pergi tadi. Gue rasa gue mau pisah sama Malika aja.”