10| Sambal Sasa

1.1K 256 39
                                    

Anggota Mosca komplit udah di studio musik, tidak hanya untuk latihan rutin, kadang studio musik juga dibuat nongkrong, banyak anak seni musik atau jurusan seni lain yang suka menghabiskan waktu di studio, sekadar numpang duduk atau lihat anak-anak musik latihan nge-band.

Misalnya Tendra, temannya Jeffin anak seni tari yang dulu sempat ngekos juga di Al wahab, ikut nongkrong buat wifian sambil lihat anak Mosca latihan.

Reques dong,” kata Tendra saat Runa dan Datta selesai menyanyi lagu yang bakal dibawain nanti malam di kafe.

“Apaan?” tanya Runa, memakai kaca mata hitam kaya tukang urut, malu sebenernya tapi gimana lagi besem di mata kanannya belum hilang.

“Frau - intensity, intimately.”

“Apaan tuh?” tanya Datta lempeng yang emang nggak tau lagu yang baru Tendra sebutin barusan.

“Lagu indie Ta,” balas Runa.

“Parah lo Ta, anak musik masa nggak tau musik-musik keren Indonesia.”

“Gue bukan anak indie Ten.”

“Anak India?”

“Anak mama.”

“Gue tau kok, gue iringin Run,” sambung Tiyo. Tiyo ini anak musik indie can't relate, tau semua judul dan penyanyi lagu-lagu indie Indonesia. Anehnya Tiyo bukan pecinta kopi dan senja.

“Gue jugaaaa.” Jeffin ikut nyahutin, bukan anak indie tapi ya semua jenis genre musik apal lah chord-nya.

Datta yang nggak tahu hanya meluk gitarnya sambil ngeliatin Runa nyanyi requesan Tendra, make kaca mata tetep aja, menarik.

“Intensity, intimately... in its own way its so promising, never so dangling, oh, so simple to me, killing the lines, finding the bright side,, letting it shine, shine all my life, it wont die....”

Mampus, Datta mampus. Harusnya pas Runa minta keluar dari Mosca di izinin, ketimbang pas nyanyi gini bikin rapuh keimanannya.

 Harusnya pas Runa minta keluar dari Mosca di izinin, ketimbang pas nyanyi gini bikin rapuh keimanannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Selesai latihan, Runa balik ke kos dianterin Datta –Datta-maksa—

“Nanti gue jemput, Run, pas mau ke kafe.”

“Gue udah putus.”

Datta auto mengerem mendadak, Runa sampe terlonjak untung tangan Datta sigap ngelindungin kepala Runa biar nggak terbentur dasbor mobil.

“Serius?” Datta noleh ke Runa, matanya melotot sempurna.

Runa melepas kaca matanya, menatap Datta lurus-lurus kemudian tersenyum.

“Kemarin Lukas nyamperin di kos-an, gue minta putus, kalo nggak mau putus gue ancem buat ngelaporin ke kantor polisi.”

Datta tersenyum bangga, kaya ayah yang senang anaknya rangking satu di kelas. Tapi rada heran aja tahu Runa pisah dari Lukas mendadak semenyenangkan ini rasanya.

SUARA DATTA ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang