Mungkin kalian pernah dengar mengenai anak yang membenci orang tua nya karena tidak memperhatikan anak nya.
Mereka hanya mengurus kepentingan nya.
Namun, selain itu mereka malah membuat onar karena masalah yang sepele yang berujung keluarga tidak harmonis.Yah, sudah tidak memperhatikan anak nya, membuat onar di rumah sehingga membuat ketakutan anak mereka.
Apakah mereka tidak mengetahui perasaan anak? Atau malah sudah tahu tetapi membiarkan nya?
Aku terkadang tidak mengerti akan apa yang mereka ingin kan.
***
Meja makan sudah tersedia makanan.
Mulai dari daging asap hingga sayuran.
Namun, selalu saja makanan ini menjadi tidak enak karena masalah yang mereka bahas."Lusa mari kita liburan ke Kebun binatang" kata ibu ku.
"Ruka.. ayo hilangkan setress mu itu" kata ayah ku.
Aku hanya terdiam memikirkan ujian akhir semester.
"Yey! Lusa ke Kebun Binatang!" kata adik laki-laki ku.
"Kamu disana jangan bandel ya" kata ibu ku.
"Ruka, ayo pergi bersama! Kakak sering sekali tidak ikut bila kita liburan bersama" kata adik perempuan ku.
Aku kembali terdiam.
"KENAPA KAMU DIAM TERUS?!" teriak ayah ku tiba-tiba.
"Maaf, aku tidak bisa" sambil menaruh piring ke tempat cuci piring.
"Kenapa?! Kenapa selalu tidak bisa? Kamu tidak suka jalan-jalan bersama orang tua mu sendiri? Kamu hanya mau jalan-jalan bersama teman mu? Hah?!" teriak ayah ku.
"Tidak, aku senang kok jalan-jalan sama keluarga. Tapi saat ini bukan saat nya aku liburan. Pikirkan lah sendiri aku sedang ujian akhir semester dan kalian mengajak ku untuk liburan. Jadi jangan memaksa ku" jelas ku sambil menatap tajam ayah ku.
"Terus kapan? Mengapa kamu selalu tidak mengerti dengan kondisi keluarga ini sih?" kata ibu ku.
"Aku mengerti kok. Hanya saja kalian yang selalu tidak mengerti dengan kondisi ku"
"Kamu ini selalu saja membantah ya!" teriak ayah ku.
"Terserah kalian. Tapi aku tidak akan ikut meskipun kalian memaksa ku seperti dulu" kata ku cuek sambil berlari menuju kamar ku.
"Ruka! Ruka!" teriak ayah ku.
"Hahh.. sudah lah, biar kan ia berpikir sejenak" kata ibu ku.
"Kakak kenapa bu?" kata adik laki-laki ku.
"Tidak ada apa-apa, kakak mu hanya pusing dengan pelajaran di sekolah nya" kata ibu ku.
"Erin!" adik perempuan ku masuk ke kamar nya, meninggal kan makan malam nya.
Hening kembali.
Bukan kah lebih baik seperti ini?
Apa yang harus diubah dari keluarga ini?
Menyebalkan.***
Keluarga kami memang tidak harmonis.
Selalu saja bertengkar akan pendapat yang bertentangan.Mereka juga tidak pernah memperhatikan anak-anak nya.
Terkadang aku suka kesal dengan mereka.Dan kali ini mereka tidak peduli dengan kondisi ku yang sedang menghadapi ujian akhir semester.
Mereka mengajak libur hanya untuk kepentingan mereka saja.
Mereka tidak pernah memperhatikan apa yang terjadi dengan anak-anak nya.Namun, karena mereka memohon banyak pada ku sambil menangis aku mengikuti kegiatan hiburan mereka.
Yah, sampai kalian nangis darah pun sepertinya aku tidak akan ikut.Namun, karena aku menyayangi mereka meskipun tingkah mereka seperti itu.
***
"Pagi yang menyegarkan" bisik ku sambil keluar dari kamar ku menuju balkon kamar.
"Ayo, Ruka siap-siap!" teriak Ibu ku.
"Iya!"
Kami akhirnya pergi liburan.
Padahal, aku sudah mengikuti kemauan mereka dengan meluangkan waktu ku sejenak untuk liburan di tengan ujian akhir.Namun, semua berubah saat itu.
Aku masih ingat ketika aku keluar dari rumah ku beranjak pergi untuk waktu yang cukup lama.
Yah, seharian di luar untuk melihat binatang- binatang.Langit sangat cerah berwarna biru dan matahari bersinar terang.
Angin berhembus hangat ke arah kami.
Semua terlihat baik-baik saja.Yah, semua yang awalnya terlihat baik-baik saja tidak selalu berakhir baik- baik saja pula.
Karena dibalik awal yang baik-baik saja pasti berakhir tragis atau mungkin tidak.
Semua nya sudah diatur oleh takdir.Ah, aku kira tidak akan ada yang berubah dari kehidupan ini.
Semua terlihat sama.
Namun, pandangan ku berubah.Binatang disana sangat ramah saat kami berkunjung.
Namun, dibalik itu semua terdapat rahasia besar."Brak!"
Suara yang mengagetkan dan cahaya terang lampu mobil dari arah berlawanan menabrak mobil kami.
Ayah ku yang menyetir kepala nya bocor mengeluarkan darah.
Setir dipenuhi darah juga.
Ibu ku di samping nya juga.
Adik laki-laki ku juga.
Adik perempuan ku juga.
Begitupun dengan ku juga.Malam itu semua berubah.
Jalanan terlihat ramai.
Orang-orang mendatangi kami untuk menolong.
Tanah aspal yang dingin berada di sebelah ku.Pandangan ku kabur.
Hanya cahaya lampu jalan yang ku lihat.
Cahaya yang berwarna kekuningan.
Angin berhembus tidak lah hangat lagi.
Semua nya terlihat dingin.Terkadang aku berpikir.
Apa yang terjadi bila aku memaksa kedua orang tua ku untuk tidak pergi?
Apa yang terjadi bila aku tidak ikut saat itu?
Apa kah masa depan akan berubah?
Tidak ada yang tahu.Malam yang tragis.
Aku berusaha melupakan nya.Hingga akhirnya aku depresi.
Namun, setelah 3 bulan sejak kepergian mereka aku dapat atasi semua itu.
Dengan menyibukan diri ku.
Seperti saat ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hanabi✔️
Romance"Ia bagai kembang api yang meluncur bebas di angkasa. Ia bagai berlian berwarna hijau yang selalu tumbuh di ingatan ku. Warna hijau yang berarti kedamaian bersama dirinya. Warna kuning yang berarti kegembiraan bersama dirinya" ©Necorineko 2020