Wasurenaide

0 0 0
                                    

"Maaf" kata ku sambil menjauhi dirinya cepat.

"Aku balik dulu. Maaf, sudah memaksa mu" katanya sambil memegang gagang pintu kamar ku.

"I-itu.."

"Oh, iya, mau kah kau berjanji pada ku?"

"Apa?"

"Berjanjilah kau akan menemui ku dimana pun aku berada. Dan berjanjilah untuk tidak melupakan satu sama lain"
katanya dengan tatapan lekat.

Aku sudah tahu apa arti dibalik itu semua.
Dan aku sudah tahu apa yang akan terjadi dengan kami kemudian. Mungkin.

"Iya, aku berjanji. Sudah tidur sana"

Ruka hanya tersenyum.

"Apaan lagi? Aku tidak berbohong kalau soal janji tahu"

Ia sekarang malah tertawa aneh.

"Kenapa sih? Ada yang salah ya dengan muka ku? hah?"

Ia malah tertawa kencang.

"Apaan si, Ruka?? Nanti nenek sihir di lantai atas teriak lagi loh"

"Baiklah, terima kasih untuk hari ini"

"Iya, iya"

***

'BRAK!!'

"Duhh, apaan lagi sih. Pasti kerjaan nya Jake atau mungkin Ruka nih" keluh ku.

'BRAK!!'

"Astaga, cape ya punya temen pada a***g semua" keluh ku lagi lalu beranjak keluar dari kamar ku.

Aku membuka pintu kamar ku dan melihat ruangan penuh kegelapan. Semua lampu bola abadi pecah sehingga menghasilkan percikan cahaya kecil di sekeliling ku.

"A-apa ini?"

Aku bergegas ke kamar Ruka tanpa mengetuk pintu dahulu. Ketakutan meliputi ku.

"T-tidak, t-tidak"

Ruka tidak ada di kamar nya. Meja nya hancur terbelah dua dan kursinya hancur berkeping-keping. Kamar nya sangat berantakan.

"RUKA! RUKA! ASTRID! JAKE!" teriak ku sambil berlari ke lantai atas.

"Wah, lihat lah pahlawan kalian sudah tiba" kata Faron tertawa pada ku.

"B-baron! bawa keluar Ruka dan Jake cepat!!" teriak Astrid yang sedang menahan serangsn Faron.

Terlihat Ruka dan Jake terbaring lemas di lantai kayu yang dingin.

"Ruka! Jake! Sadar lah!" teriak ku menyadarkan mereka.

"B-baron, lindungi Ruka. Aku tidak apa-apa" kata Jake yang berusaha bangkit berdiri.

"K-kenapa, ada apa ini?" tanya ku yang masih syok.

"Mulai sekarang, turuti lah kata hati mu. Dan jangan pernah lari dari pandangan nya" perintah Jake pada ku sambil mengeluarkan sihir serang nya ke arah Faron.

Pikiran ku kacau akan apa yang sedang terjadi saat ini. Namun, semua itu semakin menjadi kacau dan berantakan ketika aku melihat darah keluar dari perut Ruka.

"A-apa y-yang... t-tidak, jangan, jangan, aku tidak boleh, tidak tolong" lirih ku melihat Ruka tak sadar kan diri.

Tiba-tiba sihir ku keluar dengan sendiri nya tanpa ku kontrol.
Gelembung biru muda yang ku buat untuk menyelamatkan orang yang jumlah nya banyak tak terhingga muncul tiba-tiba di tangan ku dengan sendirinya.

Hanabi✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang