Kami terperangkap disini tanpa merasa lapar dan haus.
Aku bahkan juga bingung mengapa bisa seperti ini, mungkin penyihir hebat tidak akan makan maupun tidur? Mereka mungkin bisa membuat agar diri mereka tidak kelaparan dan kehausan.
Tapi kan aku bukan penyihir, bahkan aku tidak mengerti sihir apapun, kenapa aku bisa tidak kelaparan dan kehausan?
"Oh, iya aku lupa menanyakan mu. Kok kau bisa kesini padahal tempat ini sudah.." tanya ku.
"Ini berkat kemampuan senior Baron dan senior Astrid. Mereka sangat ahli sekali, aku bahkan sampai terkejut melihat kemampuan mereka bisa menghancurkan penghalang disini" katanya sambil tertawa kecil.
"Kenapa melihat ku seperti itu?" tanya Baron.
"I-itu.. ah sepertinya aku sudah tahu cara keluar dari sini"
"Oh ya? Seperti nya kau selama ini belajar di dalam kamar mu ya?"
"Tidak juga"
"Bagus lah, belajar lah dengan giat agar..."
"Heh, kau menyuruh ku belajar tapi kau sendiri tidak belajar!"
"Aku belajar kok, kau menutup pintu mu terus bagaimana kau bisa melihat apa yang ku lakukan?"
"Belajar apa? Belajar ngejek orang? Belajar mukul orang? Belajar apa lagi hah?! Belajar..." tanya ku spontan.
"Belajar cara keluar dari sini seorang diri" kata nya sambil menjulurkan lidah nya.
"Dasar gila!" kata ku sambil tertawa.
Emosi kami disini perlahan menjadi tidak stabil. Emosi kami terkadang berubah-ubah secara drastis, seperti mengidap penyakit bipolar.
Perlahan kata-kata Baron benar akan hal itu."Tempat ini luas juga, mari kita lihat apakah banyak tempat berguna disini" kata Astrid sambil mengelilingi bangunan ini dengan lampu abadinya.
"Wah, besar sekali, aku bagai di kerajaan. Tapi orang yang tinggal disini seperti sampah. Bahkan penghuni sebenarnya pun keluar masuk tempat ini" kata Jake sambil tertawa kecil.
Tawa Jake diikuti Baron yang mengejek Faron.
Sedangkan aku fokus melihat lampu abadi yang dibawa Astrid.
"Hei! Dari pada kalian mengatai Faron yang tidak ada disini lebih baik ajari aku cara membuat lampu abadi yang dibuat Astrid"
"Kenapa kau jadi giat sekali? Kerasukan ya?" ejek Baron.
"Tadi kau suruh aku untuk belajar lebih giat lagi, sekarang malah mengejek ku. Baiklah kalau kamu tidak mau ajari aku, biar Jake saja yang ajari. Emang teman ku hanya kau saja?" kata ku dengan muka mengejek.
"Hmmm, masalahnya aku juga tidak bisa membuat lampu itu" kata Jake sambil menggaruk rambutnya yang tidak gatal.
"HAH?! TERUS KAU NGAPAIN KESINI KALAU GITU?" teriak ku menggema bangunan ini.
Baron hanya tertawa melihat tingkah konyol ku.
"Hmm, yang tahu soal itu hanya Astrid dan Baron saja. Aku hanya baru mempelajari sihir tahap awal saja seperti cara membuat api kecil, air, petir, lalu aku juga bisa..."
"Untuk apa kau mempelajari hal itu? Kau ingin merobohkan bangunan ini? Lalu mati bersama?"
"Sudahlah, kau kan bisa belajar dengan yang lain, memang hanya aku saja?"
"HAHAHA, TERIAKAN MU BISA MEROBOHKAN BANGUNAN INI JUGA LOH!" teriak Baron dari lantai 3 ke arah kami.
"HEH! KAU TADI JUGA TERIAK TAHU!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Hanabi✔️
Romance"Ia bagai kembang api yang meluncur bebas di angkasa. Ia bagai berlian berwarna hijau yang selalu tumbuh di ingatan ku. Warna hijau yang berarti kedamaian bersama dirinya. Warna kuning yang berarti kegembiraan bersama dirinya" ©Necorineko 2020