Nightmare

2 0 0
                                    

"Ruka! Ayo sarapan pagi!" teriak seseorang.

"Eh? Dimana ini?"

Kamar dengan dinding di tempel post it dari berbagai macam warna.
Tulisan acak-acakan ada di sana pula.

"Oh, ini kan di kamar ku"

'Dulu? Eh ini rumah ku yang dulu sewaktu kecelakaan keluarga ku' pikir ku.

"Kenapa aku ada di sini?" tanya ku.

Meja yang terlihat banyak buku-buku diatasnya.
Kertas ulangan yang berhamburan di lantai.
Dan ada diriku di sana pula yang sedang tertidur karena lelah belajar.

Semua nya tampak rapi saat itu.
Jendela yang dibiar kan terbuka, sehingga sinar matahari masuk ke dalam nya.

Aku masih ingat betul akan diri ku saat itu yang sedang menempuh ujian akhir semester.

"Rajin nya" sambil tersenyum kecil.

"Ruka! Bangun, kamu belajar hingga ketiduran seperti ini" teriak seseorang yang bukan lain adalah ibu ku.

"Ibu?" kata ku lirih.

Aku saat itu bangun lalu melihat ibu ku dengan mata masih sayup.

"Ruka bangun! Ruka bangun!" teriak adik laki-laki ku sambil melompat di atas kasur.

Tiba-tiba air mata menetes di pipi ku.
Semua terlihat indah.
Aku benci yang terkadang keluarga ku tidak harmonis dan tidak memperhatikan diri ku.
Namun, saat itu adalah momen yang paling indah.

Kenangan memang tidak bisa diputar kembali.
Memori ku kembali terputar saat masa-masa itu.

Terlihat diri ku yang sibuk membereskan ulangan dan buku-buku yang berserakan.
Memasukan buku-buku dan kertas ke dalam tas satu persatu.
Dan berlari keluar kamar.

Sedang kan adik laki-laki ku masih lompat-lompatan di kasur ku.
Yah, kasurku terbilang empuk dan elastis.

"Jade! Turun sekarang! Kamu juga harus masuk sekolah hari ini!" teriak ibu ku sambil berusaha menangkap adik laki-laki ku yang masih asyik melompat-lompat.

Aku yang hendak memeluk ibu ku malah tembus.
Tangan ku bagai transparan.

"Eh? Kenapa.."

"Ruka! Kenapa kamu ada di sini?" tanya ibu ku.

"Eh? Ibu bisa melihat ku?"

"Bisa lah, kamu adalah anak ku yang paling cantik dan rajin" kata ibu ku.

Aku hanya menangis melihat ibu ku yang tiba-tiba bisa menjawab pertanyaan ku.

"Ibu kenapa meninggalkan ku?" kata ku dengan suara terisak.

"Ibu tidak meninggalkan mu kok"

"Ibu kan..."

"Sini ikut ibu, kamu sudah terlalu lelah dan sibuk menghadapi nya" sambil mengulurkan tangan nya.

"Tapi..."

"Ayo, sini!" ajak ibu ku sambil memeluk ku.

"Aku masih harus banyak belajar bu, aku tidak bisa..."

"Kamu dari dulu tidak berubah ya. Masih rajin belajar dan sibuk dengan pelajaran mu" kata ibu ku.

Aku hanya bisa memandang ibu ku.
Terdiam sejenak.

"Baiklah, aku ikut" kata ku.

Jawaban yang sama persis sewaktu ajak kan liburan ke Kebun Bintang saat itu.
Yah, yang terkadang aku masih menyesal.

"Ayo Ruka, kemarilah" ajak ibu ku yang memecah lamunan ku.

Aku terdiam sejenak mengamati keadaan sekitar.

'Tok... tok.. tok' suara ketukan pintu terdengar.

Ah, mungkin adik ku yang sedang bermain dengan engsel pintu.

"Ruka! Ruka!" teriak Baron.

Aku membuka mata ku yang tiba-tiba penuh dengan air mata yang deras mengalir di pipi ku.

"Eh? Mimpi?" bisik ku.

"Kamu mimpi buruk ya?"

"Entah lah.." sambil menghapus air mata yang tersisa di pipi ku.

Baron's Pov:

Dari sekian banyak kejadian aku semakin curiga dengan nya.

Terlihat warna hitam di diri nya saat ini.
Namun, aku tidak mengetahui apa itu.
Warna nya berantakan.

'Mungkin, aku harus mengajari agar warna pada dirinya dapar berkembang menjadi indah, agar ia bisa pulang ke dunia nya' pikir ku.

"Ayo, sarapan bersama!" ajak ku sambil beranjak ke luar dari kamar nya.

Aku mengangguk.

Ia terlihat masih syok sekaligus bingung dengan keadaan nya sekarang.

Hanabi✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang