03

233 37 7
                                    

"Tidak, aku tidak pernah melakukan necromancy. Hanya ada hal lainnya yang sejenis."

Yena tersentak, apa ia tadi bertanya sesuatu? Sepertinya tidak, ia hanya mengambangkan pertanyaan itu di pikirannya. Kalau dipikir-pikir lagi, rasanya ia tak asing dengan suara pemuda itu.

"Kau angkatan tahun berapa?" tanya Yena memecah keheningan, lebih tepatnya ingin menyingkirkan pikiran-pikiran ganjil di otaknya.

"Kita satu angkatan." jawabnya singkat.

"Yang benar? Aku tidak pernah melihatmu. Orang-orang dengan wajah sepertimu biasanya akan terkenal." lolos Yena terlewat santai, yang mengundang seringai di wajah pemuda di sampingnya itu.

"Apa kau baru saja mengatakan kalau aku tampan?"

"TIDAK!"

Yena mengerjap begitu pemuda itu menatapnya dalam diam. Sementara Yena sudah merutuki dirinya sendiri. Jelas-jelas seseorang di sampingnya itu hanya diam, suara tadi melintas di pikirannyaㅡsama seperti sebelumnya.

"Tidak tertarik." balasnya pemuda itu.

"Im Jaebum." Jaebum menjulurkan tangannya, tersenyum tipis saat Yena langsung menjabat tangannyaㅡbahkan terlalu cepat dari yang Jaebum kira.

"Choi Yena."

Yena benar-benar meragukan penglihatannya kala melihat manik Jaebum berkilat merah untuk sesaat. Ini kedua kalinya, pertama ia melihat manik itu berkilat biru dan sekarang merah. Im Jaebum pasti memiliki sesuatu yang ia sembunyikan. Atau sesuatu yang ada di otaknya sekarang?

Jaebum tampak mengambil sesuatu dari sakunya, sebuah permen. Tunggu, itu bukan permen biasa. Choi Yena tau dengan jelas permen apa itu.

"Kau... Vampire?"

Si tampan menoleh, tidak menyangka kalau Yena akan langsung melontarkan isi pikirannya begitu saja. Padahal, mungkin saja Jaebum bisa membahayakan dirinya.

"Bagaimana kau bisa tau?" Jaebum memasukkan permen darah itu ke dalam mulutnya.

Alasan di balik manik Jaebum yang berkilat biru, dan berkilat merah memang seperti apa yang Yena duga.

"Kakak tiriku werevamp, ngomong-ngomong di perpustakaan kemarin kau kesal karena aku menabrakmu? Padahal aku sudah minta maaf."

Ada alasannya mengapa Yena bisa tau tentang necromancy. Karena ayahnya adalah seorang yang tergila-gila akan hal mistis tersebut, begitu juga dengan ibu kandungnya.

Meski tidak pernah diberitahu secara langsung, tapi Yena tau kalau ibu tirinya yang sekarang bukanlah seorang manusia. Jadi, ia tidak perlu terkejut lagi soal hal-hal seperti itu. Yena juga tau cukup banyak tentang vampire, juga werevampㅡmantan vampire

Seperti permen yang sedang dimakan oleh Jaebum itu, adalah darah yang dibekukan. Vampire itu tidak selalu harus minum darah manusiaㅡkecuali karena suatu halㅡmereka bisa minum darah-darah hewan juga seperti sapi, kambing, babi atau kuda. Yang Yena tau, darah babi adalah yang mereka sukai setelah darah manusia. Hampir setara, maka dari itu darah babi yang menjadi kesukaan para vampire.

"Werevamp? Di zaman ini?"

"Iya, tapi ia sudah meninggal satu tahun yang lalu. Batas hidup werevamp kan hanya maksimal satu tahun, setelah diubah."

Yena tidak mengerti pola pikir kakak tirinya waktu itu. Meski ia tau kalau berubah menjadi werevamp, kehidupan abadinya akan hilang. Namun, kakak tirinya itu malah tampak begitu lega saat sudah menjadi manusia lagi. Ia malah berkata jika dirinya ingin mati sebagai manusia, bukan vampire.

NECROMANCY (JB x YENA)✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang