04

231 33 9
                                    

Sebenarnya Yena ingin mengabaikannya saja, tidak ada niat untuk memberi darah pada Jaebum. Namun sayang sekali, sepanjang perjalanan manik Jaebum masih merah. Meskipun ia yang mengemudi fokus ke depan, Yena bisa melihat dengan jelas manik merah milik Jaebum. Kalau terus dibiarkan haus seperti itu, aroma darah Yena akan semakin sensitif untuk Jaebum.

Maka dari itu, Yena menyuruh Jaebum untuk membeli darah babi yang belum dibekukan terlebih dahulu. Mereka memang sepakat untuk kembali membahas pasal necromancy ini di rumah Yena. Dan di sinilah mereka sekarang, dengan Yena yang sedang sibuk di dapur. Menuangkan darah itu ke gelas, lalu memberikannya pada Jaebum.

Yena sudah biasa menghidangkan darah untuk kakak tirinya dulu. Bahkan, saat masih tinggal bersama ayah dan ibu tirinya Yena suka mengambilkan darah itu langsung dari kulkas. Jadi, ia tidak merasa aneh atau apapun itu.

"Nih."

Mungkin kalau bukan Yena yang melihat, orang-orang akan mengira pemuda Kim itu sedang meminum sirup tanpa tambahan air atau jus tomat. Namun sayang sekali, itu adalah darah. Jaebum menerima gelas yang diulurkan oleh Yena lalu menegaknya dengan cepat. Maniknya berangsur kembali menjadi hitam, Jaebum mendongak dan mengernyit. Ia merasakan kehadiran orang lain.

"Jangan bilang orang yang mau kau hidupkan ada di lantai atas."

Yena lagi-lagi tidak perlu untuk terkejut. Ia tau banyak soal vampire, ingat? Kemampuan dan kelemahan vampire kurang lebih Yena cukup tau. Ucapan Jaebum dibalas anggukkan oleh Yena, ia kembali membaca buku itu. Namun tiba-tiba Jaebum bangkit dan menghilang begitu saja.

"Seenaknya sama teleport begitu." keluh Yena, lalu ia berlari menuju lantai atas.

Si gadis tau kalau Jaebum akan mendatangi Yohan yang sedang beristirahat di sana. Ia mendapati Jaebum yang masih terdiam di depan pintu.

"Kenapa?" tanya Yena yang sudah ada di sebelah Jaebum.

"Menunggu tuan rumah." jawab Jaebum singkat lalu masuk ke dalam tanpa menunggu Yenaㅡlagi.

Jaebum mendekat, menatap sosok asing yang terbujur kaku di sana. Lalu beralih pada Yena yang juga sudah mendekat.

Yohan, aku datang. Tunggu sebentar lagi ya?

Jaebum bisa tau kalau hubungan keduanya tidaklah sederhana. Sebenarnya Jaebum cukup penasaran, tapi ia menahan diri untuk tidak melihat kenangan Yena hari ini. Ia bisa melakukan itu kapanpun. Jaebum hanya diam, meski ia tau Yena sedang menangis. Tapi gadis manis itu buru-buru menghapus air matanya dan berusaha untuk tenang secepat mungkin. Karena, Yena tidak mau Jaebum melihat sisi lemahnya.

Pemuda Im itu mendekat ke arah Yena, menyentuh pundaknya dan seketika mereka sudah ada di lantai bawah. Yena tersentak, ia hampir saja jatuh kalau Jaebum tidak menahan tubuhnya. Manusia mana yang tidak terkejut karena tiba-tiba dibawa teleport seperti yang Jaebum lakukan pada Yena.

Yena mendadak melepaskan tangan Jaebum dari pinggangnya, ia lantas saja mengambil duduk dan menutup wajahnya dengan tangan. Ia mendengus sebal, kenapa Im Jaebum sudah bersikap semaunya seperti ini. Benar-benar menyebalkan.

Tangan Yena ditarik paksa oleh Jaebum, ia kembali terkejut saat melihat Jaebum yang berjongkok di depannya. Menatap wajah Yena yang sedang kacau, dan dahinya yang mengernyit tak nyaman. Lalu, tangan dingin Jaebum menyentuh pelipisnya. Perlahan rasa sakit di kepalanya tadi berangsur hilang.

Keduanya tidak ada yang berbicara, bahkan setelah Jaebum kembali duduk di sebelah Yena. Im Jaebum memang pada dasarnya irit bicara, berbeda dengan Choi Yena yang sedang dilanda rasa canggung.

"Sejauh apa yang kau ketahui soal vampire?"

Diam sesaat, Yena terkekeh pelan sebelum menjawab. Karena tiba-tiba rasa canggung itu hilang saat Jaebum bertanya.

NECROMANCY (JB x YENA)✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang