17

215 35 11
                                    

Part ini 80% flashback ya.







Jaebum menggerang pelan, kepalanya terasa sakit luar biasa. Tentu saja, ini sudah satu bulan sejak terakhir kali ia meminum darah Yena. Hal yang wajar jika tubuhnya terasa lemas dan kesakitan di setiap incinya. Entah mengapa dirinya benar-benar seakan menolak untuk datang pada Yena, padahal dengan jelas ia butuhㅡsangat.

Pemuda Im itu melangkahkan kakinya keluar dari kamar, namun baru ia sampai di ambang pintu, ia berhenti. Mengernyit heran, ada sesuatu yang aneh. Ia menoleh ke kanan dan kiri. Kosong, sama sekali tidak ada apa-apa, tapi entah mengapa hawanya terasa tidak bersahabat. Bahkan, pendengarannya ribut, tapi tidak jelas dari mana suara itu berasal. Yang jelas, bukan dari rumahnya. Atau sekitar rumahnya?

Maniknya yang semula redup itu mendadak terang, menyadari hal apa yang menyebabkan hawa tak bersahabat dan suara bising itu membuat Jaebum langsung teleport menuju kamar sang ayah. Ia ketuk pelan pintu kamar itu sebelum ia buka lebar-lebar.

Ia bisa melihat ayahnya yang sedang bersiap, membersihkan pedang kebanggannya. Pedang iblis, sebuah pedang yang berhasil dimilikinya berkat perjanjian dengan iblis, pedang yang memuaskan hasrat serakahnya untuk membunuh sesama bangsanya sendiri.

"Ayah." Panggil Jaebum pelan karena sepertinya sang ayah sama sekali tidak terusik akan kehadirannya.

Jaebum tau hal ini akan segera terjadi, tapi ia tidak tau kalau akan terjadi hari ini. Ia benar-benar tak dalam kondisi prima, jadi ini benar-benar adalah hal yang buruk baginya. Terlebih, Jaebum adalah penerus jabatan ayahnya sebagai pemimpin klan. Ia tidak boleh lemah seperti saat ini.

"Ayah tau, mereka sudah tiba dan siap untuk membalas dendam. Dasar kaum rendah."

"Ayah, apa tidak ada cara menghentikkan perang ini?"

Gerakan tangan ayahnya pada pedang itu terhenti, pemimpin klan Im itu sedang mengoleskan racun di pedangnya. Tapi terhenti saat mendengar penuturan konyol anaknya.

"Tidak ada Jaebum, kau tau sendiri bagaimana sejarah klan kita dengan para vampire kaum bawah itu."

Jaebum sejak dulu tidak paham dengan jalan pikir ayahnya dan para pemimpin klan terdahulu. Derajat klan Im itu memang yang paling tinggi di antara klan lainnya, juga kearoganan mereka yang paling tinggi di antara klan lainnya. Karena sifat arogan itu, membuat klan Im tanpa pandang bulu membantai para vampire kaum bawah dengan tujuan memusnahkan hama.

Sebenarnya ada alasan yang lebih logis, yaitu vampire kaum bawah sering membuat kerusuhan. Mereka suka dengan sembarang meminum darah manusia, membuat kerusuhan di dunia manusia. Banyak manusia yang mati karena diterkam oleh vampire, semuanya perbuatan kaum bawah. Karena, vampire dengan klan sudah memiliki perjanjian dengan manusia untuk hidup berdampingan.

Namun, ada seorang vampire serakah dari suatu klan yang mengubah manusia menjadi vampire seenaknya. Membuat vampire jadi-jadian mendadak berkembang biak. Hal itu menyebabkan pembantaian besar-besaran. Tetapi, hal yang disayangkan adalah mereka tidak berhasil membantai seluruhnya. Ada beberapa yang lolos dan menyebarkan dendam, menyebarkan kebencian dan hidup untuk balas dendam pada klan Im yang merupakan otak dari pembantaian tersebut.

Sudah beribu tahun berlalu, dan hal tersebut masih terus berlangsung. Tidak ada seorang pemimpin yang berhasil mengatasi hal tersebut. Hingga Jaebum akan menggantikan sang ayahpun belum berhasil diatasi.

"Ayah, sudah saatnya ayah menyelesaikan masalah abadi antara vampire tanpa klan dan vampire klan ini."

Im Jaebum, tidak pernah menganggap mereka sebagai kaum bawah. Ia lebih suka menyebutkan vampire tanpa klan, karena terdengar lebih baik. Berbeda dengan ayahnya, Jaebum lebih suka perdamaian dan ketenangan. Ia memang dilatih keras sejak dulu, dilatih bagaimana bertarung dan memimpin klan. Ia ahli dalam hal itu, tapi tetap saja ia menginginkan kedamaian sebagaimana para vampire klan dengan manusia.

NECROMANCY (JB x YENA)✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang