39

3.8K 369 53
                                    

Hembusan nafas kasar terus di hembuskan sedari tadi. Kaleng minuman di mainkan dan terus di bunyikan akibat pikiran yang kacau.

Pemandangan indah yang bisa di lihat dari balkon itu tak bisa menenangkan pikiran. Sungguh. Perasaan Dahyun sedang tak tenang memikirkan Sana yang belum juga pulang.

"Hey~" sapuan lembut di bahu cukup mengagetkan. Kepala menoleh dan mendapati sosok Mina di belakangnya.

"Eonnie?" Dahyun kaget

Mina tersenyum. Mengambil tempat disamping gadis tofu itu dengan mata yang kini berpindah menatap keindahan Seoul dari balkon dorm mereka.

"Memikirkan Sana eonnie, hm?" Mina bertanya tanpa menatap Dahyun.

"Tidak" jawab Dahyun tertunduk. Menatap kaleng minuman yang masih di pegangnya.

Kekehan cukup kecil Mina keluarkan. Mengambil atensi Dahyun yang kini keheranan.

"Kau terlalu membohongi dirimu sendiri Dahyun. Apa kau memang tak mencintai Sana Eonnie lagi?"

Cengkraman di kaleng soda semakin mengerat "Ti–tidak"

Mina bergerak mengambil kaleng minuman yang semula Dahyun pegang. Yang kini terlihat tak berbentuk sesempurna kaleng itu keluar dari pabrik.

"kaleng ini membuktikan segalanya Dahyun. Kau sedang resah. Memikirkan Sana Eonnie. Bukan begitu?"

"Ti-"

"Dahyun!" Mina menghentikan ucapan gadis Kim itu. Ia bosan mendengar Dahyun terus menjawab Tidak sedari tadi.

"Apa kau akan terus begini? Apa kau benar-benar akan melepaskan Sana eonnie? Kau yakin?"

Hah!
Helaan napas kasar Dahyun keluarkan. Tangannya terkepal.

"Jika itu yang terbaik untuk kami. Aku akan tetap pada pendiriank-"

"Terbaik untuk kalian atau terbaik untuk dirimu sendiri?!" Mina memotong lagi. Ia bergerak. Menarik Dahyun untuk menatapnya.

"Dahyun hentikan semua ini. Aku tau kalian masih saling mencintai. Semua bisa diperbaiki dari awal"

"Percuma!" Dahyun menepis tangan sang eonnie. Ia kembali duduk menghadap ke depan. Memutus kontak dengan Mina. "Malam ini sudah membuktikan jika Sana eonnie tak mau lagi bersamaku. Dia sudah mendapatkan penggantiku. Dia bahkan terlihat baik-baik saja setelah kami putus!" sambung gadis Kim itu frustasi.

"Dengar Dahyun. Apa yang kau lihat itu semuanya tak ada yang benar. Kau tak tau jika Sana eonnie terus menangis dalam tidurnya setiap malam. Dan senyumnya yang terus kau lihat itu semua palsu. Dan aku tak tahan melihatnya seperti itu!" Mina membentak. Untuk kali pertamanya. Dan hal itu berhasil membungkam Dahyun.

"Aku tidak perduli lagi!" Dahyun berucap kemudian dengan nada sendu. Kepala tertunduk.

Mina menghela napas lagi "Soal malam ini, Sana eonnie hanya pergi bersama Bang Chan. Aku tadi bertanya pada manager. Dan kau tau bagaimana hubungan keduanya selama ini. Tak perlu ada rasa cemburu lagi"

"Aku sudah bilang, aku tak perduli lagi Eonnie. Ku mohon jangan paksa aku!"

Hah~
Mina menghela napasnya. Punggung disandarkan disandaran kursi.

"Baiklah kalau itu maumu. Aku hanya mencoba membuka pikiranmu. Jika kau benar tak mencintai Sana Eonnie lagi, keputusanmu memutuskanNya sudah benar. Aku tak ingin melihat Sana Eonnie mencintai seorang diri" ucap Mina panjang lebar seraya berdiri dari duduknya. Meninggalkan Dahyun menuju ke arah kekasihnya yang terlihat baru keluar dari kamar dengan wajah mengantuknya.

Dahyun menghela napas. Tangan memijit pelipis. kepalanya sakit memikirkan semua ucapan Mina barusan.

.

Malam kian larut. Dan Dahyun masih betah di tempatnya tadi. Duduk melamun dengan tatapan kosong kedepan.

Beberapa saat kemudian deringan handphonenya terdengar. Cukup mengambil atensinya sendiri.

Nama kontak yang memanggil benar-benar mengambil atensi. Dengan cepat mengangkatnya.

Ada apa?

📞...

Kalian di mana?

📞...

Aku akan kesana!

Pip!

Dahyun bangun dari duduknya dengan terburu-buru. Masuk ke kamarnya. Mengganti baju lalu keluar dari dorm.

Diperjalanan turun ke lantai dasar, Ia tak lupa menelphone taxi. Karena tak mungkin Ia membangunkan membernya yang memiliki mobil. Dahyun tak ingin mengganggu tidur lelap gadis-gadis itu.

Tak memakan waktu lama , Ia kini sudah berada dalam taxi yang dipesannya. Mengatakan tujuannya dan dalam 10 menit Ia telah tiba di tempat tujuannya tersebut.

Kaki melangkah turun. Masker, topi dan hoddie di perbaiki agar tak ada yang mengenalnya.

Setelah aktivitas kecil itu, Dahyun masuk berlahan. Pandangan mengedar dan mendapati orang yang dicarinya. Dahyun mendekat dan mengambil tempat didepan kedua orang yang kini terlihat sangat mabuk.

"eoh? Kau sudah datang? Ah~ Anyeong hasseo sunbae!"

Dahyun menghela napas melihat tingkah pria bernama BangChan itu yang terlihat membungkuk hormat padanya. Bahkan membungkuk 90°. Dengan tawa kecil dan wajah merahnya.

"Yakk Noona. Bangun. Lihat, siapa yang datang. Noona~" Bang Chan kini terlihat membangunkan seorang gadis yang terlihat tertidur dengan beralaskan kedua tangan di atas meja yang duduk disampingnya.

Helaan napas kembali di keluarkan Dahyun. Mata memandang sekitar. Tempat ini cukup privasi. Cocok digunakan untuk para selebriti yang ingin menghabiskan waktu tanpa ketahuan paparazzi maupun penggemar. Cukup melegakan.

"Sudah oppa, jangan di bangunkan" ucap Dahyun

"No-No.. Dahyun. Ah maksudku Sunbae. Hehe... Noona dari tadi mencarimu. Jadi aku menelphonemu untuk datang kesini" Dan Noona malah tertidur. Jadi akan kubangunkan" jawab pria itu dengan tingkah mabuknya.

Dahyun melepas maskernya. Lalu menelphone salah satu member Stray Kids yang akrab dengannya. Leader mereka ini terlalu mabuk untuk pulang sendiri.

Sembari menelphone, pandangan mengarah ke arah mantan kekasih yang kini terlihat terbangun. Wajahnya sangat merah dan mulai meracau bersama BangChan.

"Y-Yak!" Dahyun terkejut kala Sana bergerak semakin mendekati pria disampingnya. Ia ingin mencium Bang Chan yang terlihat mau-mau saja.

Secepat kilat Dahyum berdiri. Menarik Sana menjauh dan membuat gadis itu duduk disampingnya. Sungguh sifat mabuk yang sangat mengkhawatirkan.

📞....

Ah. Tak ada apa-apa.
Dahyun masih melanjutkan percakapan di balik telphone.

📞....

Hm. Datanglah dengan cepat. Chan oppa terlihat sudah sangat mabuk sekarang.

📞....

Okey.

Pip!

Helaan napas pelan Dahyun keluarkan lagi. Setelah peristiwa mengagetkan tadi, kini Dia terlihat berperang dengan perasaannya.

Untuk waktu yang lama, kini dia dan sang mantan duduk berdekatan dan yang paling berbahaya tengah memeluk pinggangnya erat dan wajah hangat gadis itu terasa di kulit leher.

"um..kau wangi. Seperti Dahyun.." suara lirihan terdengar di gendang telinga. Dan berakhir dengan suara napas yang terdengar teratur.

Oh God...

_Tbc_

About Us? S2 ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang