44 ✔

7.4K 377 45
                                    

Pagi kembali menghampiri. Kedua gadis yang semalam bermalam dirumah sakit kini terlihat masuk ke sebuah van hitam. Mobil yang tak asing lagi untuk mereka.

Sang manager terlihat menyupiri seperti biasa.

"Tak ada hal yang harus kukhawatirkan dari kalian berdua pagi ini kan?" sang manager bertanya di tengah kesibukannya menyetir.

"Tidak ada, oppa. Tenang saja" jawab Dahyun

"Oh iya, 2 malam yang lalu aku dengar kalau Sana mabuk. Itu benar?"

Kaget mendengar pertanyaan itu membuat pemilik nama menatap sang pacar disampingnya yang juga sama terkejutnya.

"Um..I-Iya. Oppa" Sana memilih menjawab dengan jujur "Maafkan aku~"

"Tak perlu minta maaf. Aku paham. Dan tenang saja, aku tak akan mengatakan hal Itu pada manager yang lain"

"Jinjja? Gomawo oppa. Ingatkan Aku untuk mentraktir oppa nanti sebagai ucapan terimakasih"

Kekehan kecil sang manager terdengar "Baiklah"

Sana kembali menatap Dahyun kala tangan terasa di genggam. Senyuman di lemparkan untuk satu sama lain.

"Dahyun~"

"hm?"

"um..aku masih penasaran bagaimana bisa aku terbangun di hotel saat mabuk waktu itu. Kau ada disitu menemaniku. Maksudku, aku ingin tau kelakuanku saat mabuk. Aku tak berbuat macam-macam padamukan? Kau tau kan, status kita sedang tidak baik waktu itu" ucap Sana kala hal itu terlintas dibenak. Lagipula, Dahyun tak menceritakan dengan jelas apa yang sebenarnya terjadi dimalam itu.

"Apa harus kuceritakan?"

Sana mengangguk antusias. Dia sangat ingin tau.

"Baiklah. Jadi begini..."

Flashback

Desahan kecil keluar dari mulut Dahyun. Tapi sebisa mungkin Ia meredam suara itu. Berharap tak akan ada yang mendengarnya di koridor Hotel yang sedang Ia tapaki saat ini.

Di lain sisi, gadis dalam gendongannya masih terus mengecup kecil bagian lehernya. Nafas berbau alkohol juga terus masuk ke indera penciuman.

Mau di hentikan tapi kedua tangan sibuk menahan tubuh gadis yang sedang di gendongnya ala bridel style itu.

"Sa-Sana eonnie. Hentikan" Dahyun meminta tapi hanya di beri kekehan dari Sana.

Aktivitas si gadis Jepang juga masih berlanjut hingga mereka tiba di dalam kamar. Dahyun menutup pintu dengan Kakinya. Lalu membawa Sana ke atas ranjang dengan cepat, bermaksud menidurkan gadis itu di atas ranjang empuk, tapi alhasil, tubuhnya ikutan tertarik kala Sana tak mau melepas lingkaran tangan di leher miliknya.

"Eh?" Dahyun terkejut. Berlahan pandangan mengarah pada gadis yang berada di bawahnya akibat posisi. Mata cokelat itu menatap lekat Dahyun. senyum juga masih terukir di bibir si gadis Jepang.

"Aromamu..." Sana berucap sembari menarik leher Dahyun kian mendekat.

Dengan susah payah Dahyun menelan saliva. Kondisi ini sangat fatal untuknya.

"Seperti Bayi..." Sambung Sana berbisik. Menggelitik indera pendengar Dahyun yang kini terlihat memerah.

Dahyun dengan cepat membuat jarak sebisa mungkin. Ia menatap Sana yang masih tersenyum.

"Sama seperti Dahyunku..." Sana berucap lagi

"E-Eonnie, tolong lepas" Dahyun bergerak. Mencoba melepaskan diri. Tapi Sana tak membiarkannya.

About Us? S2 ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang