05

5.6K 393 81
                                    

Sana pov

Disini lah aku.
Berdiri didepan sebuah pintu yang tidak asing lagi bagiku.

Hah~
Aku benar-benar mengikuti kemauan Chaeyoung.

Dan kini aku masih berdiri gugup.
Aku begitu takut untuk masuk.
Entah kenapa aku merasa begini.

Ku tarik napas dan menghembuskannya berlahan.
Aku tidak mau terlalu lama membuang waktu.

Perjalanan nekat ku malam ini menguras tenagaku.
Apalagi rasa kekhawatiranku pada Dahyun begitu besar.

Gadisku itu mabuk tanpa ada orang disampingnya.

Cekrek..
Ku buka pintu.

Aku masuk sangat berlahan.
Ku lepas sepatuku lebih dulu dan kembali melanjutkan jalanku.

Hingga langkahku terhenti ketika pemandangan di depan mata menusuk hati.

"Dahyun.." Lirihku sangat-sangat pelan.

Ku bekap mulutku yang akan mengeluarkan suara.

Pemandangan didepan mata membuatku terpukul.

"Sana sunbaenim?" suara itu mengambil atensiku.

Ku tatap gadis yang menegurku.

Rasanya aku ingin menangis saat ini juga.

"Maaf mengganggu kalian Sin-B sshi. Aku masuk ke kamarku dulu" ucapku berusaha kuat.

"Sunbae , tapi Dahyun.."

Kuhentikan langkahku.

"Aku percaya padamu. Tolong rawat dia" jawabku lalu melanjutkan jalanku.

Ku lihat Dahyun sebentar.
Gadis itu terlihat masih sangat mabuk
Tapi..
Ah! Aku tidak perduli lagi!

Ku buka pintu kamar.
Masuk kedalam lalu menguncinya.

Tangisku pecah.
Aku menangis dalam diam.

Moment menusuk hati yang barusan terjadi terus membayangiku.
Dengan jelas ku lihat Dahyun dan Sin-B berciuman.

Seharusnya aku memang tidak datang kesini.

Sepanjang malam aku terus menangis.
Aku tau mataku akan bengkak esoknya.
Tapi aku tidak bisa menahan air mata sialan ini.

"Aku begitu bodoh!"
.
.
Tak kusangka hari telah berganti. Matahari bahkan juga telah memancarkan sinarnya hingga membangunkanku.

Mataku perih.

Aku bangun dari ranjangku lalu
Masuk kekamar mandi.

Ku tatap wajahku di cermin wastafel.
Wajahku hancur. Benar-benar parah.

Aku bahkan tak berpikir untuk mengganti bajuku semalam.

Aku menghela napas pelan.
Aku bahkan sudah tidak bisa menangis lagi. Air mataku serasa kering.

Ku rasa ini memang saatnya aku melepas gadis Kim itu. Meskipun rasa sakit ini terus menyerangku.

Aku tidak bisa memungkiri kenyataan bahwa aku masih sangat mencintainya.

Bosan memikirkan hal itu.
Aku memilih mandi.
Berendam sejenak untuk menenangkan diri.

Cukup lama ku lakukan itu.
Mungkin setengah jam lamanya.

Setelah semua itu, aku baru mengganti bajuku. Aku akan segera ke bandara.
Aku tidak mau berlama-lama disini lagi.

Satu jam berlalu, hingga akhirnya aku keluar kamar.

About Us? S2 ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang