40

3.9K 363 119
                                    

Matahari terlihat muncul dengan malu-malu. Tak terlalu terang dan tak terlalu gelap.

Jam mungkin masih menunjukkan pukul 06.15 kst. Tapi hal itu telah membangunkan gadis berambut orange terang pendek sebahu.

Mata mengedar sebentar. Tempat asing
membuat bingung sekaligus membuat kepanikan.

Mencoba mengingat kejadian semalam tapi tak ada yang tersimpan di memori.
Ringisan kecil keluar dari mulutnya. Berlahan bangun terduduk dan hal itu semakin membuatnya lebih meringis.

Sakit kepala lebih menyerang. Dan rasa pusing juga kini terasa. Reflek tangan menyentuh kepala.

"Aish, apa aku minum terlalu banyak semalam?" gumamnya lalu memilih mengedarkan pandangannya lagi. Hingga..

"KKAMJJAGIYA!" Teriakannya menggema di ruangan itu. Dan berakhir dengan ringisan.

Bagaimana tak akan kaget kala melihat sosok sang mantan sedang duduk dengan kaki tersilang dengan pandangan lurus ke arahnya. Benar-benar membuat terkejut.

Secepat kilat Ia memeriksa keadaan tubuhnya. Baju terganti membuat tanda tanya. Apalagi melihat Dahyun yang juga hanya menggunakan bathrobe sama sepertinya.

"Da–Dahyun? Apa yang kau lakukan disini?" Sana bertanya sembari berusaha menyandarkan punggung di sandaran ranjang. Sakit kepala dan rasa pusing belum juga menghilang. Soal masalah baju terganti nanti saja ditanyakan.

Tak terdengar jawaban dari sigadis Kim membuat Sana membuka mata yang semula terpejam karena menahan sakit.
Sosok gadis itu tak berada di tempatnya semula.

"ini minumlah"

"eh?" Sana terkejut lagi kala Dahyun ternyata sudah berada disampingnya. Menyodorkan sebuah gelas minuman untuknya.

"Ini teh. Minumlah. Setelah itu makan sup mabuk yang tadi sudah ku pesan. Itu akan membuat perasaan Eonnie lebih baik" ucap Dahyun

Sana mengambil gelas yang terus dipegang Dahyun. Ia bingung harus bereaksi apa dalam kondisi begini. Sungguh membuat canggung saja.

"Terima kasih"

"hm. Setelah itu eonnie mandi dan kita pulang ke dorm" ucap Dahyun lagi lalu berlalu pergi dari hadapan Sana.

Helaan napas pelan dikeluarkan si gadis Jepang. Dia juga tak berbicara lagi. Hanya menuruti apa yang di ucapkan Dahyun.

Beberapa menit terlewati dan Ia kini telah selesai mandi. Rasa mabuk yang masih terasa berangsur menghilang. Hanya saja, pusing masih sedikit terasa.

Pintu Ia buka. Dengan santai keluar kamar mandi dengan bathrobe baru yang terpasang. Membiarkan rambut basahnya terurai membuatnya terlihat sexy saat ini.

"oh?" Sana terperanjat kaget kala mata menangkap sosok Dahyun tengah menatap ke arahnya. Entah kenapa gadis itu terdiam bagai patung saat menatapnya.

Berlahan kaki mendekat. Melambai-lambaikan tangan didepan wajah bermaksud menyadarkan gadis itu.

"Dahyun? Dahyunie?"

"e-eoh?"

"Kau kenapa?"

"Ah. Aniya. Dan tolong pakai lah handuk kecil ini. Rambutmu sangat basah. Nanti eonnie masuk angin"

Sana melihat handuk kecil ditangan Dahyun. Menatap gadis Kim itu sebentar lalu akhirnya mengambil handuk itu.

"hm. Gomawo Dahyun. Maaf merepotkanmu"

Dahyun mengangguk kecil lalu bermaksud ingin pergi. Tapi Sana menahan tangannya "Soal semalam, aku tak ingat apa-apa. Jadi, aku minta maaf kalau aku terlalu merepotkanmu. Dan mungkin jika aku terus meracau tak jelas. Aku mohon lupakan saja. Omongan orang mabuk tak bisa dipercaya. Bukan begitu?" Sana melempar pertanyaan dengan senyuman.

"Aniya eonnie" jawab Dahyun menolak opini itu "Aku lebih percaya dengan semua perkataan orang yang sedang mabuk" lanjutnya

Sana melepas cekalan tangan "Kalau begitu, aku minta maaf atas semua ucapanku semalam"

"..." Tak ada jawaban dari Dahyun membuat Sana menghela napas kecil lalu beralih menjauh dan duduk di pinggir ranjang. Duduk diam di situ sembari mengeringkan rambut.

"Eonnie. Maaf~" suara Dahyun mengambil atensi. Kepala mendongak dan mendapati gadis itu telah berdiri dihadapannya "Semalam aku sudah lancang mengganti pakaianmu. Aku tak bermaksud lain. Itu karena Eonnie mun–"

"Gwencana" potong Sana "Aku tak mempermasalahkannya. Lagipula disini aku yang merepotkanmu. Jadi aku yang minta maaf"

"um..baiklah. Dan ini pakaian baru untukmu eonnie. Pakailah lalu kita pulang"

Sana menatap pakaian yang dimaksud Dahyun barusan "Terima kasih untuk ini. Dan sebaiknya kau pulang lebih dulu. Aku terlalu merepotkanmu" ucap Sana kala melihat Dahyun sudah siap. Gadis Kim itu sudah memakai bajunya yang terlihat sangat tertutup.

"Tidak. Eonnie pulang bersamaku" Dahyun menolak

"Aku tak ingin membuatmu semakin tak nyaman Dahyun dengan terus berada disampingku. Lagipula, apa yang akan dipikirkan member jika melihat kita pulang berduaan? Apalagi semalam kita juga tak kembali ke dorm. Aku hanya tak ingin kau meras–"

"Aku sudah menjelaskan situasi ini pada Jihyo Eonnie" potong Dahyun "Dan soal perasaanku. Eonnie tak perlu khawatir. Aku yang memilih semua ini. Lagipula aku khawatir padamu sebagai member, sahabat dan juga adikmu" sambungnya membuat Sana menghela napasnya.

Berlahan Sana bangkit berdiri. Mengambil baju baru yang diberikan Dahyun lalu membawanya masuk ke kamar mandi.

Mengganti baju diruangan itu lebih aman ketimbang mengganti pakaian didepan mantan sendiri. Ya..Meskipun gambaran tubuh polos mereka masing-masing tersimpan dengan baik di memori otak.

Hanya saja situasi benar-benar tak memungkinkan.

_Tbc_

Versi pendek...
Biar aku gantungin lagi kalian...
wkwk

About Us? S2 ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang