P A R T 10

31 5 0
                                    


Bel sudah berbunyi lima belas menit yang lalu. Terlihat para siswa XI IPA 3 sedang berada di lapangan. Mereka sudah berganti pakaian sejak sepuluh menit yang lalu menjadi baju olah raga. Namun sang guru belum juga hadir di lapangan.

"Gak kira-kira banget anjir olah raga di siang bolong gini!" omel Bulan.

"Iya nih. Mana panas banget, bisa-bisa kulit gue gosong!" sahut Putri.

"Nih guru kemana sih? Lama amat!" gerutu Silvi ikut kesal. Sendari tadi Pak Dadan -Guru olah raga kelas XI tak kunjung datang.

Para ciwi-ciwi mengipas-ngipasi wajah mereka dengan telapak tangan. Berusaha mendapat angin agar tidak terlalu gerah.

"Anjir gerah banget! Padahal ini gue udah di bawah pohon yang rendang!" ujar Bintang. Bintang adalah tipe cowok yang tak tahan panas. Jika kelamaan terkena sinar matahari kulitnya akan memerah.

"Rindang goblok bukan rendang!" ujar Rio menoyor pelan kepala Bintang.

"Ya itu lah pokoknya,"

Priittt priiit...

Terdengar Pak Dadan meniup peluit yang selalu setia menggantung di lehernya. Pak Dadan memberi kode agar siswa XI IPA 3 segera menuju ketengah lapangan.

Semua siswa XI IPA 3 langsung bangkit dari duduknya lalu segera berlari menyusul Pak Dadan yang sudah bediri di tengah lapangan.

"Semuanya baris dulu yang rapi!" titah Pak Dadan saat semua siswa XI IPA 3 sudah berkumpul.

"Maaf bapak datang terlambat, tadi ada urusan dulu sebentar dengan guru yang lain." tutur Pak Dadan.

"Baiklah, hari ini kita akan melakukan percobaan permainan bola basket! Bapak akan membagi kalian ke dalam beberapa kelompok. Kali ini perempuan akan bapak satu kelompokan dengan laki-laki!" kata Pak Dadan mengintrupsi.

Pak Dadan mulai memilih siswa secara random untuk di jadikan kelompok. Terus saja seperti itu sampai kelompok terakhir disebut.

"Dan kelompok terakhir Kelvin, Rio, Bintang, Gisha, Silvi dan Bulan," ujar Pak Dadan menutup buku absen.

"Pak, Pak! Saya kok sama Bintang kecil sih? Ganti dong pak," protes Bulan.

"Tidak protes-memprotes! Kan tadi bapak sudah bilang, kelompoknya bapak pilih secara acak Bulan," telak Pak Dadan.

"Tapi pak-"

"Udah sih Lan biarin aja. Lagian Bintang main basket nya mayan kok! Jadi ya bisa tambah nilai buat kelompok kita" sahut Silvi memotong ucapan Bulan yang hendak memprotes kembali.

Bulan mengerucutkan bibirnya. Kesal.  Kenapa Bintang mulu sih?!. Gerutu bulan dalam hati.

"Oke, sekarang kalian berkumpul dengan kelompok masing-masing setelah itu lakukan pemanasan dulu 5 menit!" Intrupsi Pak Dadan.

Semuanya berkumpul sesuai kelompok mereka dan mulai melakukan pemanasan.

☆☆☆

"Sha, kita ke mall yuk?" ujar Silvi sembari membereskan barang-barang nya karena bel pulang baru saja berbunyi.

"Boleh, gue juga selama pindah kesini belum pernah jalan-jalan." sahut Gisha.

"Lan, Put, kalian mau ikut ke mall gak?" ajak Silvi.

"Kuy, sekarang lagi ada banyak diskon nih di beberapa toko!" ujar Bulan heboh.

"Tau aja lo kalo soal diskon-diskonan," sahut Putri.

"Oh pasti dong!" Ujar Bulan bangga.

KELVINOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang