Ada yang nunggu cerita KELVINO update?
Nih aku update jam set sebelas malem loh💙
Jam berapa kalian baca ini?
Happy reading💙💙
☆☆☆
Hari Senin. Kebanyakan siswa tak begitu menyukai nama hari yang satu ini. Rasanya begitu tidak adil saat hari senin ke hari minggu bagai siput berjalan sedangkan hari minggu ke senin bagai singa berlari.
Upacara sudah di mulai sejak tiga puluh menit yang lalu, terlihat seorang guru sedang memberikan sebuah amanat yang begitu panjang. Banyak siswi yang sudah mengeluh karena panas juga gerah. Lama sekali upacara benderanya!
Sampai tiba saatnya upacara selesai dan semua dibubarkan oleh pemimpin upacara. Banyak siswa yang langsung ngibrit pergi kesana-sini.
"Eh anterin gue dulu yuk ke kantin. Beli minum dingin," ujar Bulan pada ketiga temannya. Siapa lagi kalau bukan Gisha, Silvi juga Putri.
"Yuk ah gue ikut," sahut Putri.
"Kita juga ikut deh," ucap Gisha.
"Yaudah yuk."
Selesai membeli minuman di kantin, ke-empatnya langsung pergi ke kelas. Sebentar lagi Bu Winda pasti akan masuk kelas.
☆☆☆
Saat ini seluruh siswa tengah berhamburan di kantin. Mengisi perut mereka setelah selesai berperang materi.
"Anjir dah Bu Winda ga kira-kira banget ngasih soal," gerutu Bintang kesal.
"Iya anjir! Udah mah ulangan dadakan, soalnya susah semua lagi! Meledak otak gue," ucap Rio.
Ya, tadi memang kelas XI IPA 3 mengadakan ulangan biologi dadakan dengan Bu Winda. Macem tahu bulat aja dadakan...
"Makanya belajar jangan main mulu!" Sahut William santai.
"Belajar mulu bisa ambyar otak gue, Will. Gue butuh foto cecan nih biar otak gue fresh lagi," ujar Rio sembari mengeluarkan ponselnya disaku celana abu-abunya. I want to be a pakboy...
"Gue juga belajar, Willi." Sahut Bintang.
"Belajar apa lo?," tanya Kelvin yang sendari tadi hanya diam saja.
"Belajar cara keluar dari rumah hantu yang ada di game Slendrina!" ujar Bintang mengebu-ngebu.
"Serah lo Bin!" Balas William kesal.
"Yang satu otaknya game mulu yang satu lagi otaknya cewek mulu emang temen gue Kelvin doang yang paling waras" lanjut William geleng-geleng kepala.
"MAKSUD LO APA?!" teriak Bintang dan Rio kompak.
"Oy Bintang kecil! Ngapain sih lo teriak-teriak? Berisik tau!" Ujar Bulan yang duduk di sebrang meja Bintang.
"Nyaut aja lo Bulan sabit!"
Gisha menoleh kearah Kelvin yang ternyata Kelvin pun sedang menatapnya.
Tatapannya itu... adem sekali!
Hanya beberapa detik Kelvin dan Gisha saling bertatap mata sampai akhirnya Kelvin memutuskan kontak mata mereka.
"Sha, lo gimana sama ulangan tadi?," tanya Putri membuat Gisha menoleh.
"Gak terlalu sulit sih menurut gue" jawab Gisha.
"Yang pinter mah beda ya, ulangan situasi apapun ga pernah bilang sulit. Lah gue? Kebalikannya" ujar Bulan memelas. Memang diantara Gisha, Silvi juga Putri, Bulan tak terlalu pandai. Ia pandai dalam urusan praktik dan sedikit lemah dalam urusan teori.
"Rajin belajar aja, Lan. Nanti juga lo pasti bisa kok," ujar Silvi menyemangati.
Bulan hanya mengangguk saja lalu melanjutkan acara makan batagornya.
Memang, setiap manusia itu pasti memiliki kelebihan dan kekurangan yang berbeda-beda.
Itulah gunanya seorang teman. Saling melengkapi kekurangan dan saling membantu satu sama lain tanpa memandang dari segi apapun.
Hidup akan lebih indah jika memiliki banyak teman bukan?
Bukankah manusia adalah makhluk sosial? Mereka tak akan bisa untuk hidup sendirian.
Itulah kehidupan.
☆☆☆
T B C
Maaf ya part ini pendek banget:(
Sejauh ini gimana sama ceritanya?
Makin seru? Atau makin absrud nih?😂Jangan lupa untuk menekan tanda Bintang di pojok kiri bawah ya!💙
See you...
KAMU SEDANG MEMBACA
KELVINO
Teen FictionHello story welcome to new my guys !! Ehe Ini adalah cerita tentang seorang pria yang memegang teguh akan prinsip nya. "I hate someone who always rules my life". Begitulah prinsip dalam hidupnya. Sampai suatu ketika, seorang gadis cantik masuk ke da...