Raja Mahardika

2 1 0
                                    

-Raja POV-

Nama gue Raja Mahardika, gue biasa dipanggil Raja. Gue anak kedua dari dua bersaudara, ya gue punya seorang kakak laki-laki. Di sekolah gue punya dua sahabat, mereka itu Teo dan Bisma. Teo dengan kepolosannya dan sifat baiknya sedangkan Bisma dengan sifat playboy dan tebar pesonanya. Dan gue? Gue cuman bisa bersikap dingin dan cuek. Kata orang-orang, gue itu Pangeran Es. Itulah julukan yang gue dapatkan dari siswa-siswi di sekolah.

"Nih" itu suara Teo dengan surat yang ia lempar ke atas meja gue

"Ini apaan?"

Dengan wajah kesalnya, "Surat dari penggemar lo"

"Kok lo buang?" dan itu suara Bisma saat melihat gue membuang asal surat itu

"Gak penting" kataku yang kemudian berlalu dari hadapan mereka. Beginilah kehidupan gue di sekolah, selalu saja jadi pusat perhatian setiap kali berjalan di koridor sekolah. Gue akui, gue tampan tapi gak gitu juga kali liatin guenya.

"Hai Raja"

"Hai Raja"

"Aduh pangeran es gue"

Dan masih banyak sapaan lainnya yang selalu saja mereka lontarkan ke gue dan gue bukan Bisma yang akan tebar pesona setelah mendapat sapaan itu, gue cuman natap tajam mereka dan kembali melanjutkan langkah kaki gue

Seorang gadis yang berlari mendekati gue dan langsung tanpa aba-aba bermanja ria di lengan gue yang tentu membuat gue sangat risih, "Hai Raja"

"Apaan sih Sal" Gue melepas pelukannya pada lengan gue

"Kok lo gitu sih" katanya dengan memanyunkan bibirnya yang membuat gue muak

Tanpa memperdulikannya, gue kembali melanjutkan langkah gue yang terhenti tetapi dengan sigap lagi-lagi ia menghadang langkah gue

Gue hanya memperlihatkan ekspresi datar membuatnya terlihat bingung

Sampai suara melengking itu mengisi pendengaran gue, "Raja lo kok dingin banget sih"

Gue hanya mengangkat kedua bahu gue lalu kembali berjalan tapi lagi-lagi ditahan

"Ja basket yuk" itu suara Bisma sambil merangkul bahu gue. Akhirnya dia datang menyelamatkan gue dari gadis aneh didepan gue ini

"Yuk"

Setelah menerima ajakan Bisma dan Teo, gue menyusul mereka dan meninggalkan Salsa yang masih kesal.

Disinilah gue sekarang, dilapangan basket yang sudah dipenuhi penonton yang kebanyakan dari kalangan siswi dan gue tidak memperdulikan itu, gue hanya asik bermain tanpa menghiraukan teriakan dari mereka, berbeda dengan Bisma dan Teo yang terus saja tebar pesona.

Bola yang gue lempar dengan tujuan ingin memberikan kepada Bisma malah meleset dan malah mengenai kepala seorang gadis sampai ia pingsan

"Wah gawat" kata Teo menepuk kepalanya

"Lo si Ja lemparnya kencang banget" itu suara Bisma

Tanpa berpikir panjang, gue mendekati gadis itu yang mulai dikerumuni oleh para siswa dan menggendongnya dengan bermaksud membawanya ke UKS. Sesampai di UKS, gue menurunkannya ke brangkar UKS dengan hati-hati dan memberikan ruang kepada petugas UKS untuk menangani gadis itu

"Yuk Ja" ajak Bisma tetapi gue menolak ajakan itu

"Lo kenapa?" tanya Teo terheran

"Gue masih mau disini."

"Lo lagi gak sakitkan Ja?" tanya Teo dengan hati-hati

"Enggak." Tatapan gue terus saja menatap tubuh gadis itu, saat melihatnya yang mulai bergerak membuat gue spontan mendekatinya. Gue masih disini dan terus memperhatikan percakapan kedua gadis didepan gue ini sampai gue spontan menahan gadis yang pingsan tadi karna berniat meninggalkan UKS dalam keadaan belum cukup membaik

"Lo masih harus istirahat." Dia melirik gue sekilas dan langsung menepis kasar tangan yang sempat menahannya tadi

"Gak usah pegang" katanya yang langsung berlalu dibantu dengan temannya

"Woi diam aja" Bisma mengagetkan gue yang masih terus saja memperhatikan punggung gadis itu

"Balik kelas" kata gue yang kemudian meninggalkan UKS

Mata gue tidak lepas dari punggung gadis yang berjalan jauh di depan sana dengan keadaan yang masih tertatih

"Kita mau kemana sih?" tanya Teo heran

"Kelas" jawaban singkat yang gue berikan ke Teo

"Raja" ternyata suara Bisma tidak mampu membuat gue mengalihkan pandangan gue ke gadis itu

"Raja" teriakan keduanya yang akhirnya mampu membuat gue menghentikan langkah gue dan berbalik melihatnya yang ternyata berada jauh di belakang gue

"Kelas kita itu disana" katanya sambil menunjuk area yang berlawanan yang membuat gue terheran dengan diri gue sendiri dan mulai melangkahkan kaki menuju kelas gue

***

Pak Anton sedang menjelaskan di depan kelas tetapi pikiran gue benar-benar tidak lagi berada pada penjelasan Pak Anton. Gue sendiripun bingung dengan diri gue sendiri yang masih saja memikirkan gadis tadi. Apa karna itu kesalahan gue jadi gue merasa bersalah dan memikirkannya sampai sejauh ini

"Lo kenapa?" tanya Bisma saat melihat gue yang mengacak rambut gue seperti orang frustasi

"Gak"

"Gak biasanya" katanya yang membuat gue melihatnya dengan tatapan bingung

"Apa?" katanya sata mendapat tatapan bingung dari gue

"Gak" kataku lagi yang kemudian berusaha fokus pada penjelasan Pak Anton di depan kelas.

"Dia cantik" itu suara Bisma membuat gue kembali menatapnya dengan tatapan bingung

"Gadis yang tadi, cantik" katanya lagi seakan mengerti arti dari tatapan gue

"Ohh"

"Lo gak tertarik?" tanyanya

"Enggak"

"Yasudah buat gue aja" katanya yang ternyata mampu membuat gue seakan tidak mengizinkannya

"Terserah" hanya itu yang keluar dari mulut gue seakan tidak sejalan dengan pikiran gue saat ini dan berusaha kembali memfokuskan pikiran gue ke pelajaran saat ini.

Raja dan CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang