Satu harian ini Cinta terus menghindari Raja, gadis itu teramat merasakan sakit hati membuatnya ia tidak sanggup untuk bertemu dengan Raja apalagi mendengar penjelasan dari Raja, menurut Cinta tidak ada lagi yang perlu dijelaskan, kejadian di taman menurutnya sudah sangat jelas.
"Gak ada salahnya lo dengar penjelasan dia" kata Sasa menasehati Cinta yang terus murung seharian ini
"Menurut gue gak ada yang perlu dijelaskan" kata Cinta yang masih menenggelamkan wajahnya pada lipatan tangannya
"Sudah dong nangisnya cin" kata Sasa saat mendengar suara tangisan Cinta
"Cintanya ada?" tanya seseorang yang sedang berada di ambang pintu kelas, karna namanya disebut membuat Cinta bangun dari posisinya dan dapat dilihat Raja yang sedang juga menatapnya. Cinta mulai berjalan mendekati laki-laki itu dalam keadaan yang sangat berantakan, Raja memperlihatkan senyumnya kepada gadis yang sedang berjalan ke arahnya
"Cinta aku mau jel-" Ucapan Raja terpotong saat melihat Cinta hanya melewatinya begitu saja tanpa mengatakan apapun membuat Raja mengejarnya
"Cin dengarin penjelasan aku dulu" teriak Raja tetapi Cinta malah mempercepat langkahnya
"Cinta" Raja terus saja meneriaki namanya membuat para siswi memperhatikan mereka berdua
"Gue benci situasi ini" kata Cinta makin mempercepat langkahnya
Gadis itu akhirnya tiba di gerbang sekolah, ia mulai mencari kendaraan umum yang dapat ia tumpangi untuk pulang saat ini
"Cinta" Raja berhasil meraih pergelangan tangan gadis itu tetapi dengan cepat Cinta menepisnya
"Cinta dengarin aku dulu" Cinta tetap tidak memperdulikan laki-laki itu
"Taksi" teriak Cinta saat melihat taksi yang lewat di depan sekolahnya
Raja kembali menahan langkah gadis itu saat hendak masuk ke dalam taksi, "Dengerin aku dulu"
Lagi-lagi Cinta menepisnya, "Gak ada yang perlu dijelaskan"
Setelah mengucapkan itu, Cinta langsung masuk ke dalam taksi dan memperintahkannya untuk segera jalan dan sopir taksi tersebut menurutinya membuat Raja tidak lagi bisa mengejar taksi tersebut
"Arrgghhh" teriak Raja frustasi
Tidak jauh dari tempat Raja berdiri, seseorang dari tadi memperhatikan kejadian pertengkarannya dengan Cinta. Senyum licik menghiasi wajah Kintan
"Gue berhasil" katanya
"Ternyata segampang itu gue buat mereka bertengkar yang akan berakhir putus"
"Cukup berpura-pura berubah menjadi orang baik di depan Raja terus meminta pelukan terakhir yang berakhir gue cium dia di depan Cinta"
"Sesimpel itu" katanya tertawa jahat yang kemudian berbalik dan meninggalkan tempatnya
***
"Lohh kok anak bunda udah pulang jam segini" kata Bunda Rina saat melihat putrinya yang pulang lebih cepat dari biasanya
"Lohh kok kamu nangis?" tanya bundanya lagi saat Cinta memeluknya dan menangis dalam pelukannya
"Dia jahat bun, jahat banget" kata Cinta
"Siapa?"
Cinta melepas pelukannya pada bundanya dan mulai menceritakan kejadian kemarin yang membuat dirinya terpuruk, dengan memantapkan hatinya Cinta menceritakan semuanya
"Yasudah kamu ke kamar sekarang, lebih baik istirahat" kata Bunda Rina dan Cinta hanya menurut. Gadis itu berjalan dengan tidak semangat ke kamarnya membuat bundanya merasa sedih melihat anak gadisnya kembali merasakan patah hati.
Cinta masuk ke dalam kamarnya dan langsung terduduk dibelakang pintu setelah mengunci rapat pintu kamarnya, gadis itu mulai menangis dan menenggelamkan wajahnya pada lipatan tangannya.
"Arrgghh" teriak Cinta melampiaskan sakit hatinya
"Gue benci sama lo"
"Gue benci Raja Mahardika, benci banget" Cinta terus berteriak membuat bunda merasa khawatir dan mulai mengetuk pintu kamar putrinya
"Sayang kamu gak papa di dalam?" Bunda Rina terus berusaha membuka pintu kamar Cinta tetapi gadis itu menguncinya membuat ia tidak bisa masuk ke dalam yang akhirnya Bunda Rina hanya bisa terus mengetuknya berharap Cinta mau membukakannya
"Sayang buka dong"
"Biarin Cinta sendiri dulu bun, Cinta gak papa kok" teriak Cinta dari dalam kamarnya, dengan terpaksa Bunda Rina menuruti kemauan anaknya dan mulai pergi meninggalkan Cinta sendirian sesuai permintaan gadis itu.
Hari sudah berganti malam dan Cinta belum juga keluar kamar bahkan gadis itu belum makan membuat seisi rumah khawatir dengan dirinya. Saat ini giliran Rangga yang kembali mengetuk pintu kamar Cinta, berharap gadis itu mau keluar kamar
"Cinta, ayo dong keluar kamar"
"Kamu belum makan adikku sayang" Rangga terus berbicara dari balik pintu tetapi tetap saja tidak ada sahutan dari dalam kamar membuat Rangga makin khawatir
"Cinta lo gak papakan?" katanya lagi menggedor pintu kamar Cinta
"Gak kak, Cinta belum mau makan" teriak Cinta dari dalam kamarnya
"Kamu harus makan, nanti maag kamu kambuh"
"Gak kak"
Akhirnya Rangga menyerah membujuk adiknya, "Makanannya kakak taruh di depan kamar kamu, kalau lapar makan yaa" Yang kemudian Rangga menaruh nampan berisi sepiring makanan dan air putih di depan pintu kamar Cinta, setelah itu ia pergi meninggalkan kamar adiknya
Bunda melihat Raja mengambil kunci mobilnya membuat perempuan itu bertanya, "Mau kemana kamu?"
"Mau ke rumah Raja" teriak Rangga yang langsung berlalu dan pergi meninggalkan rumahnya di malam yang mulai larut
Rangga harus mendengar penjelasan dari Raja malam ini, ia sebenarnya tidak begitu percaya kalau Raja melakukan hal itu maka dari itu ia harus mendengarnya langsung.
Rangga sampai di rumah Raja dan langsung berjalan menuju pintu utama kemudian mengetuknya yang tidak butuh lama dirinya menunggu, seseorang membuka pintu itu dan kebetulan sekali Raja yang membuka pintu itu membuatnya langsung to the point
"Gue mau bicara sama lo" kata Rangga berusaha menahan amarahnya
"Masuk dulu kak" kata Raja mempersilahkan Rangga untuk masuk yang kemudian duduk pada sofa yang ada pada ruang tamu
"Mau minum apa kak?" tanya Raja basa-basi
"Gak usah, gue cuman sebentar. Lo jelasin semuanya ke gue tanpa terkecuali" kata Rangga to the point
Raja menarik nafasnya dalam kemudian menghembuskannya secara perlahan, laki-laki itu mulai menceritakan semuanya secara detail, mulai dari ia bertemu Kintan dan memintanya berbicara berdua sampai Kintan yang langsung menciumnya tanpa permisi yang ternyata dilihat oleh Cinta yang membuatnya semua seperti sekarang ini.
Sekarang Rangga paham bahwa ini semua hanya kesalahpahaman dan sudah ia pastikan bahwa ini semua pasti rencana dari Kintan
"Lo gak berpikir bahwa ini semua cuman rencana Kintan" tanya Rangga yang pikirannya mengarah kesana
"Gue juga berpikir begitu kak"
"Jadi rencana lo sekarang apa? Karena Cinta sekarang ngurung diri di kamar bahkan ia belum makan seharian ini" jelas Rangga
"Gue harus jelaskan semuanya ke dia kak tapi dia gak mau dengar penjelasan gue sedikit aja" kata Raja merasa sedih
"Tetap perjuangin, gue yakin Cinta pasti akan mau dengar penjelasan lo tapi mungkin belum sekarang"
"Gue akan tetap usahain kak" kata Raja tersenyum
Rangga mulai beranjak dari posisinya, "Kalau begitu gue pamit, salam sama kakak lo"
"Maafin gue kak" kata Raja sebelum Rangga keluar
"Gak papa" kata Rangga menepuk pelan pundak Raja yang kemudian ia pergi meninggalkan rumah Raja
KAMU SEDANG MEMBACA
Raja dan Cinta
Teen FictionMasa kelam yang menimbulkan rasa trauma itu membuatku tak lagi mempercayai apa itu cinta sampai akhirnya pria dengan hati yang dingin bagaikan es di kutub utara memperlihatkan dan memperkenalkanku cinta yang berbeda. Kisah yang beda dari biasanya...