Kejadian di depan restoran malam hari membuat surat kabar penuh dengan wajah Jinyoung dan Hwagi. Disebut-sebut jika mereka terlihat romantis karena mengakhiri pertengkaran dengan berciuman di depan publik.
Hwagi merutuk diri membaca berita itu dari ponselnya. Pesan Yugyeom ia biarkan memenuhi pemberitahuan karena belum memiliki nyali untuk membalas. Ia juga heran, kenapa melakukan hal senonoh itu tanpa berpikir dua kali.
"Maaf, Nyonya! Ada panggilan dari tuan Im." Bola mata Hwagi merotasi jengah. Ia mengambil malas gagang telpon dari tangan pelayan.
"Iya, Abeoji?!"
"Kenapa tidak mengangkat telpon Abeoji?"
Hwagi tidak menjawab. "Ada apa di antara kalian semalam?" Akhirnya pertanyaan itu menyapa pendengarannya.
"Jinyoung Oppa sepertinya terlalu lelah, gurauanku membuatnya tersinggung," bual Hwagi sembari memainkan jemarinya.
"Jangan merepotkan Jinyoung, menjadi pimpinan itu tidak mudah. Apalagi perusahaan sedang ada projek kerjasama pembuatan Supercar dengan perusahaan luar negeri! Kau paham maksud Abeoji, 'kan?" Hwagi mengangguk malas. Kadang ia sendiri heran, kenapa ayahnya lebih perhatian pada anak mantu dari pada dengannya.
"Ya sudah, Abeoji hanya ingin memastikan jika kalian baik-baik saja. Jaga kesehatan kalian."
Hwagi lagi-lagi mengangguk. Ia memberikan telpon genggam itu pada pelayan setelah panggilan berakhir.
"Tadi Tuan Park meminta anda untuk menelponnya jika sudah bangun, Nyonya!" Beritahu pelayan itu.
"Iya, nanti aku akan menghubunginya." Pelayan itu membungkuk sesaat kemudian pergi meninggalkan Hwagi yang kini berada di ruang bersiap diri arena sirkuit belakang rumah.
***
Hari sudah menjelang sore. Namun Jinyoung masih belum mendapat kabar dari istrinya. Entah kenapa hari demi hari rasa posesifnya semakin menggila. Bahkan ia hampir menggagalkan perjanjian penting saat mengingat pengakuan Hwagi tentang hubungannya dengan Yugyeom.
Jinyoung telah berusaha menghapus perasaan sepihaknya. Ia mengalihkan segala pemikirannya tapi itu berakhir percuma. Ia tidak bisa puas jika belum memperjuangkan gadis itu untuk membalas cintanya. Sama seperti saat ia mengemis membuat janji temu dengan Tuan Im kala itu. Jinyoung memang seorang yang bertekad bulat dalam segala hal.
"Hyeong?" panggil Youngjae membuat ketukan pelan di meja. Iris mata Jinyoung bergerak menatap sekretarisnya.
"Nyonya Hwagi bilang, ia sudah bangun!"
Jinyoung menolehkan wajahnya dengan ekspresi heran. Kenapa istrinya malah menghubungi Youngjae? "Apa perlu aku menghubunginya?"
Kepala Jinyoung menggeleng menjawab pertanyaan Youngjae. "Aku saja yang menelponnya."
KAMU SEDANG MEMBACA
[M] 𝐎𝐧 𝐓𝐫𝐚𝐜𝐤 || ᴶⁱⁿʸᵒᵘⁿᵍ ᴳᴼᵀ⁷ [END]
Fanfiction"Jinyoung, kenapa bibirku perih? Kau menggigitnya semalam? Sudah aku bilang, DON'T TOUCH ME!" Im Hwagi. "Jangan sentuh gadisku!" Kim Yugyeom. "Aku suaminya! Dan kau ... hanya kekasihnya!" Park Jinyoung. •PROSES EDIT• [[21+]] [Baku] ©©© Main Cast: P...