Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
❌part awal🔞❌ ... .. .
Hwagi menggerakkan kelopak matanya yang terpejam sebelum terbuka lebar. Jinyoung sudah berdiri tak jauh darinya hanya dengan handuk melilit di bawah pusar. Mata kantuk Hwagi seketika jernih, ia juga merasakan desiran aneh merayapi seluruh tubuhnya.
Gadis itu baru mengetahui jika tubuh suaminya sungguh sangat membakar nafsu birahinya. Bisa jadi ia hilang akal jika melihat Jinyoung bertelanjang dada setiap hari. Lebih dari itu! Ia pasti akan menyerang Jinyoung tanpa kenal waktu dan menepis segala kebenaran jika wanita harus selalu di bawah.
"Tatapanmu nakal sekali!" goda Jinyoung melihat Hwagi yang tak beralih dari bagian perut kotak-kotaknya.
Hwagi bukanlah gadis pemendam, ia akan bersuara sesuai isi hati meskipun jantungnya sedang berdebar-debar. "Style-mu saat membeli bunga kemarin, rambut basahmu beberapa waktu lalu, dan perut kotak-kotakmu ini cukup membuat hati bergetar, Park Jinyoung!" ucap Hwagi masih berbaring di bawah selimut tebalnya.
Jinyoung tak dapat menahan gelak tawanya di pagi hari. "Dan lagi, suara tawamu yang kubilang candu," imbuh Hwagi. Bukan, ini bukan karena Hwagi dalam posisi patah hati, ia mengatakan apa yang selama ini ia lihat dan rasakan.
"Tak kuduga, tubuhmu se-atletis ini!" ujar Hwagi mengajak tubuhnya untuk duduk sembari mengusap dagunya dengan jempol dan jari telunjuk. Matanya tak kunjung turun dari susunan enam kotak di permukaan perut Jinyoung.
"Aku berolahraga tiap pulang kerja, kau tidak tahu, 'kan? Setiap malam kau selalu menghabiskan waktu di luar," tutur Jinyoung sinis.
Hwagi mencebik tidak peduli. Jinyoung semakin mendekatkan diri ke arah Hwagi. "Jangan mendekat!" pekik Hwagi.
"Aku meminta jatah morning kiss-ku!"
"Lakukan nanti, jika kau sudah memakai baju!"
Jinyoung mulai memahami pikiran Hwagi. "You are so wild, Girl!"
"Yes! I'm!" ujar Hwagi tidak mengelak. Jinyoung sempat terkejut namun beberapa detik kemudian ia terkekeh tampan dengan suara candu yang bisa membuat wanita mabuk kepayang.
"Lalu apa yang aku dapat jika aku tetap nekad mendekat?" tanya Jinyoung sedikit menggoda.
Hwagi menahan diri untuk tidak mengatakan apa yang telah tertempel di ujung lidah. Namun gagal, ia memang sama sekali tidak bisa menahan isi hatinya. "Mungkin kau ... akan telat berangkat kerja? ... Atau bahkan tidak kerja?" tutur Hwagi diakhiri sebuah seringai.
Kalimat Hwagi membuat Jinyoung melangkah maju. Hwagi mengernyit tanpa berniat memalingkan wajah. Ia juga penasaran, apa suaminya itu tetap nekat. Jika iya, Hwagi benar-benar akan membuat Jinyoung puas di pagi hari. Oh! Apa ia sudah membuka diri untuk disentuh sang suami? Persetan tentang janjinya, ia cukup tergoda dengan tubuh Jinyoung pagi ini.