18. 0n Track : Projects

169 13 3
                                    

Hwagi hanya menunduk menatap Jinyoung yang sedang melahap sarapannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hwagi hanya menunduk menatap Jinyoung yang sedang melahap sarapannya. Sejauh ini ia belum memberitahu Yugyeom tentang kehamilannya. Entah kapanpun itu, ia tetap akan mengatakannya.

"Kau sudah minum susumu? Aku sudah meletakkannya di nakas kamar." Jinyoung terlihat seperti tidak terjadi apa-apa. Namun Hwagi tahu, itu adalah topeng terbaik yang Jinyoung pasang.

Jinyoung bahkan memberi perhatian lebih pada Hwagi setelah kabar mengejutkan itu menyapa kedua rungunya. Ia benar-benar akan menjadi bapak untuk anak Yugyeom? Ah, membayangkan saja Hwagi sudah tidak sanggup. Bagaimana mungkin Yugyeom mau memberikan anaknya untuk orang lain.

Hwagi mengatupkan bibir pucatnya. Ia berniat meminta izin Jinyoung untuk keluar rumah, tapi ia terlalu payah jika harus melihat Jinyoung terluka lagi.

Hati gadis itu kini semakin sensitif, dulu ia masih bisa tidak peduli saat Jinyoung marah dan kecewa, tapi sekarang? Melihat Jinyoung berpura-pura tegar saja, ia merasa tidak enak hati.

"Apa kau ingin kubelikan sesuatu saat pulang kerja nanti?" tanya Jinyoung. Hwagi menggeleng payah. Kalimat izinnya sudah berada di ujung kedua bibir. Ia hanya butuh suara untuk mendorongnya keluar.

"Jika ada yang sakit, telpon aku, aku akan pulang." Mendengar kalimat datar Jinyoung, Hwagi mengurungkan niat membuka mulut. Pasti Jinyoung tidak akan memberi izin. Yang ada ia akan dikunci seperti saat itu.

Jinyoung berdiri dan mengambil jas kemudian memakainya. Hwagi ikut berdiri. Jinyoung mendekati sang istri dan meninggalkan kecupan singkat di kening Hwagi. "I love you, Sayang!"

Beberapa detik kemudian. Ia kembali berujar, "Oh, aku lupa!" Jinyoung mengecup perut datar Hwagi. "Jangan nakal, Appa tidak mau kau menyusahkan Eomma!"

Perasaan Hwagi semakin tidak karuan melihat Jinyoung bertingkah seperti itu. "Aku berangkat, ya, jika aku tidak mengangkat telponmu, kau bisa menghubungi sekretaris Choi!" Hwagi mengangguk. Kecupan di bibir mengakhiri pertemuan mereka pagi ini. Hwagi hanya memandang punggung Jinyoung tanpa bisa berkata apa-apa.

***

Di ruang rapat. Beberapa orang sedang serius membahas project yang akan digarap bersama. Jinyoung satu-satunya pemimpin muda dengan segala keprofesionalannya. Youngjae sempat cemas; takut jika hari ini berakhir kacau karena urusan pribadi Jinyoung yang kelewat membuang waktunya sia-sia.

Ini kolaborasi penting, bahkan bisa dikatakan kesempatan emas yang diimpikan banyak perusahaan. Sudah bertahun-tahun, LimCar ingin mewujudkan project ini, dan baru bisa terealisasi saat Jinyoung menjabat menjadi pemimpin.

Supercar yang disebut-sebut sebagai monster itu rencananya hanya akan dirilis 25 unit di seluruh dunia, hanya orang berlatar miliader yang bisa membeli mobil dengan kecepatan 350km/second. Sudah pasti banyak orang yang akan berebut untuk mendapatkannya.

[M] 𝐎𝐧 𝐓𝐫𝐚𝐜𝐤 || ᴶⁱⁿʸᵒᵘⁿᵍ ᴳᴼᵀ⁷ [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang