8. 0n Track: Invite

208 19 1
                                    

Jinyoung memperhatikan dari jauh gerak lincah Hwagi yang sedang mengemudikan mobil di arena balap pekarangan rumah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jinyoung memperhatikan dari jauh gerak lincah Hwagi yang sedang mengemudikan mobil di arena balap pekarangan rumah. Baru kali ini juga hatinya bergerak melihat kegemaran sang istri. Biasanya ia hanya sibuk di ruang kerja tanpa mengenal waktu.

Kepulan debu dan decitan suara ban setiap mobil Hwagi menikung membuat Jinyoung menggeleng ngeri. Kemampuan menyetirnya memang tak sebanding dengan kemampuan Hwagi, yang bahkan bisa berputar di satu titik dengan laju cepat.

Mobil sedan Hwagi berhenti di dekat ruang tunggu arena balap. Ia menurunkan jendela mobil dan melihat Jinyoung berdiri santai layaknya seorang instruktur. "Apa yang kau lakukan di sini?" tanya Hwagi heran.

"Segera akhiri kegiatan tidak bergunamu ini. Jam enam nanti kita sudah harus berangkat!"

Seharusnya, setelah senja pergi Hwagi harus berkumpul di rumah Mark untuk melakukan perbincangan ringan sebelum terjun ke arena. Namun dengan berat hati ia meminta maaf pada teman-temannya jika ia akan datang terlambat.

"Iya, bawel! Kau saja belum mandi, 'kan?"

Jinyoung mengerjap bingung. Kenapa Hwagi bisa mengetahui hal sekecil itu. "Meskipun kau mandi atau tidak tetap tampan, tapi tetap saja berbeda. Mandilah dulu, aku akan melakukan satu putaran lagi." Hwagi meninggalkan Jinyoung dan kembali melaju ke arena sirkuit.

"Wah, gadis tidak sopan!" ujarnya menahan debaran di dalam dada yang berulah tanpa sebab.

***

Yugyeom dan Mark sibuk mengecek mesin mobil yang akan mereka gunakan nanti malam. Keduanya terlihat fokus dengan persiapan yang sangat matang. Ini bukan sekedar balapan biasa, bendera perang seakan samar berkibar.

Rania, saudara Mark berkebangsaan Amerika itu benar-benar membocorkan tak-tik tim Wang padanya. Jika Hwagi dan Yugyeom berhasil, kemungkinan Jaebum yang akan mendapat cidera kedua. Namun, jika prediksi mereka keliru, Hwagi dan Yugyeom yang akan terbaring di rumah sakit.

"Harusnya, Felix dan Hwagi bisa datang untuk pemanasan mesin!" ujar Bambam ikut bergabung.

Mark masih terlihat fokus dengan pekerjaannya. Yugyeom pun sama. Namun keduanya tetap mendengar ocehan Bambam. "Felix baru bisa gabung jam sembilan. Dia masih ada job di luar."

"Lalu, kalian tidak melakukan pemanasan?" tanya Bambam nada bicaranya meninggi. Nanti adalah perang, jika mereka tidak mempersiapkan dengan matang, bisa-bisa mereka hilang nyawa.

"Santai saja. Hwagi dan Yugyeom bukan anak kemarin sore. Mereka bisa menghadapi kedua manusia licik itu," sambar Mark tersenyum miring. Padahal ia pun tahu, jika mereka tak jauh berbeda dengan Jackson dan kawanannya.

Bambam mengedikkan bahu dan mengayunkan telapak tangannya pasrah. "Ya sudahlah. Aku harap persediaan minuman di bar-ku nanti malam terminum."

Mark dan Yugyeom tidak menanggapi. Hingga Mark membuka mulut memberitahu dugaannya. "Kau siap-siap, Gyeom, mereka akan menyerang mobilmu dulu. Sebisa mungkin Felix juga akan mengontrol laju mobilmu, tapi karena Hwagi adalah sasaran utama mereka jadi mereka mungkin tidak akan membuatmu terlalu cidera."

[M] 𝐎𝐧 𝐓𝐫𝐚𝐜𝐤 || ᴶⁱⁿʸᵒᵘⁿᵍ ᴳᴼᵀ⁷ [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang