19. 0n Track : Hostage

159 16 5
                                    

Suara dering telepon membuat Hwagi terbangun dari tidurnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Suara dering telepon membuat Hwagi terbangun dari tidurnya. Ia melirik Yugyeom yang tidur tanpa busana di sampingnya. Semalam mereka berkumpul di klub milik Bambam, dan Hwagi tidur di sana bersama Yugyeom.

Tangannya bergerak malas mengambil ponsel. Nama Youngjae tertayang di layar. Hwagi menghela napas malas. Ia yakin, jelas ini tentang Jinyoung. Padahal semalam ia sudah membulatkan tekadnya untuk tidak mempedulikan Jinyoung dan tetap memilih bersama Yugyeom.

"Iya, sekretaris Choi?"

"Nyonya Hwagi? Apa Tuan Park bersama anda?"

Kerut di kening Hwagi muncul karena rasa heran. "Ada apa, sekretaris Choi?"

"Tuan Park tidak ada di rumah. Saya tanya ke semua penjaga dan pelayan rumah, katanya beliau pergi sendiri sejak tadi malam!"

Firasat aneh mulai menggerayangi otak Hwagi. Ia terdiam memikirkan apa yang terjadi. "Tolong handle tugasnya di perusahaan, biar saya yang mencari Jinyoung."

Apa pun yang terjadi perusahaan tidak boleh ditinggalkan begitu saja. "Baik, Nyonya Hwagi."

"Kalau dia sudah memberimu kabar, tolong kabari saya!"

"Baik, Nyonya!"

Panggilan berakhir, Hwagi berfikir keras. Kira-kira kemana Jinyoung pergi. Astaga, dia saja tidak pernah tahu dimana tempat yang sering Jinyoung kunjungi.

Hwagi menyibak selimut dan meninggalkan kecupan singkat di kening Yugyeom. "Kau mau kemana?" tanya pria itu menahan tangan Hwagi.

"Aku harus pulang, Yugyeom."

"Katamu semalam kau tidak ingin berurusan dengannya?"

Hwagi mengerjap bingung. Jika Jinyoung tidak ditemukan, pasti dunia akan heboh dengan menghilangnya CEO perusahaan ternama, ia harus menemukan Jinyoung dalam kurun waktu 24 jam. Ternyata Hwagi masih belum bisa melepas beban itu dari tanggung jawabnya.

"Maafkan aku, aku akan segera kembali."

***

Di ruang tidak terpakai, seorang pria dengan wajah arogannya sedang menghisap rokok sembari menatap ke arah pria yang semalam ia sandera. Pria itu kini tertidur dengan mulut tertutup lakban, tubuhnya terlihat lusuh karena bekas keringat dan darah.

"Dia belum sadar?" Seorang pria lain datang dan berdiri di samping pemuda yang hanya menjawab dengan gelengan kepala.

"Apa kita telpon istrinya sekarang?" tanya pria itu membuang putung rokoknya.

"Lebih cepat lebih baik! Kau tak kasihan melihat presdir ternama babak belur begitu?" Gelak tawa mengakhiri pertanyaannya.

Tangan pria itu mengambil ponsel dan menelepon seseorang. Panggilan terjawab setelah ia mencoba berkali-kali.

[M] 𝐎𝐧 𝐓𝐫𝐚𝐜𝐤 || ᴶⁱⁿʸᵒᵘⁿᵍ ᴳᴼᵀ⁷ [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang