PART 21

5.2K 249 65
                                    

(Jangan lupa vote komen
Biar authornya rajin update)

Happy Reading


Yang udah baca kemarin tapi kepotong, coba bisa baca ulang :")

Mereka berdua sama sama terdiam. Setelah mengucapkan kalimat itu rasanya Alleta ingin menangis sekarang juga, bagaimana tidak. Ia takut Brian memilih untuk meninggalkanya atau yang lebih buruk menyuruhnya menggugurkan kandungan ini, apalagi setelah ekspresi wajah Brian yang tidak bisa dibaca, dengan posisi tubuh yang menegang. Mungkin jika kalian berada dihadapanya sekarang kalian mengetahui jawabanya bahwa Brian tidak mengharapkan anak ini, itulah yang Alleta tangkap

"Maaf jika aku membuatmu malu dengan peristiwa ini. Tapi jika kau tidak ingin mengharapkanya, aku akan mengurusnya sendiri. Aku permisi" ucap Alleta, ia keluar dari ruangan dengan air mata yang terjatuh. Dia sengaja memperlambat langkahnya berharap Brian menghentikanya. Namun yang ia dapatkan adalah, Brian yang masih terdiam ditempatnya. Tanpa pikir panjang lagi dia keluar dari ruanganya itu

***

Dibawah cahaya bulan,disuatu taman dekat danua,Alleta melampiaskan semua emosinya hanya dengan tangisan. Memang sifat ini bukanlah Alleta sesungguhnya, tapi entahlah ia seperti ingin menangis, mungkin karena efek kehamilanya.

"Aku kira dia mencintaiku dengan sungguh sungguh, aku menyerahkan semuanya. Tapi---" ucapnya terhenti karena air matanya menetes perlahan. Ia menghapusnya dengan kasar

"Kalau tau seperti ini, aku lebih baik tidak mengenalnya! Dasar Allrta bodoh! Ini bukan dirimu, mencintai sesuatu padahal itu menyakitimu sendiri, bodoh!" teriaknya. Ia masih menikmati malam ini dibawah cahaya bulan. Tangisan, penderitaan yang ia alami semua keluar seketika melalui air matanya, hanya kesunyian yang menemaninya. Entah sudah berapa jam dia disini, yang pasti kedua orang tuanya akan mencarinya. Dia tidak akan mengharapkan Brian lagi, sungguh ekspresinya membuatnya sangat sangat kesal.

***

Brian kewalahan mencari Via. Sebenarnya ia sangat sangat senang, tapi cobalah kalian berfikir. Saat secara sepontan Via berkata seperti itu, dia tentunya senang, bahagia terkejut secara bersamaan. Dia melihat Via keluar dengan tangisan, tetapi hatinya seperti berdegup kencang, dia tidak bisa melakukan apa, ini adalah kebahagianya yang sangat mengejutkanya.

Dia memilih menangkan hatinya lalu menemui Via, tetapi yang ia dapatkan Via sama sekali tidak ada dihotel. Jam sudah menunjukan 10 malam, tapi tidak ada tanda tanda Via akan pulang

"Tuan kami tidak menemukan nona" ucap bodyguard Brian. Brian yang sedang emosi menatap bodyguardnya itu.

"Tidak apa" ucap Brian. Bodyguardnya menghela nafas tenang,setidaknya Brian yang sedang emosi bisa terkendali. Bodyguard itu menghormat ke Brian ,lalu berjalan keluar. Namun sebelum melangkah jauh, Brian trlah melesatkan peluru pistolnya ketubuh bodyguard itu

"Aku memperkerjakan orang agar mereka melaksanakanya dengan benar tapi melakukan hal ini saja dia tidak bisa. Cepat kalian bereskan mayatnya, dan cari Via,atau nyawa kalian menjadi taruhanya" ucap Brian. Ia pun keluar dari ruangan tersebut

Brian duduk diruang tamu kamar hotelnya, ia menatap handphoneya, entah tiba tiba ia memiliki daya tarik terhadap handphonenya sendiri.

"Kenapa aku bodoh?!" makinya,ia baru sadar. Dirinya dapat melihat lokasi handphone Via. Hanya dalam hitungan menit ia mengotak atik handphonenya dan mendapatkan lokasi Via

BRIAN IS MINE (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang