Part 24

5.6K 321 116
                                    

(Jangan lupa vote komen biar authornya rajin update)

Lapak mengeluarkan kekesalan dikolom komentar dibuka :")

Kalau typo komen guys :")

Happy Reading

Sean hari ini berada dimansion keluarga Val, bukan tanpa alasan. Sejak tadi pagi Alleta selalu menelponya dan menyuruhnya membelikan makanan, dari sandwich sampai terakhir kali ice cream

"Al, apa ada yang ingin kau beli lagi?" tanya Sean dengan lembut

"Tidak ada,tapi Sean maafkan aku, aku pasti merepotkanmu, apalagi kau sampai mengundur jam rapatmu" ucap Alleta dengan wajah sedihnya, mungkin efek kehamilan membuatnya sensitif. 

Sean menanggapinya hanya dengan senyum, lalu duduk dihadapan Alleta

"Aku tidak peduli, walau banyak pekerjaan, kau akan dinomor satukan" ucapnya

"Kenapa? Dia bukan anakmu" Alleta menatap wajah Sean dengan tatapan bingungnya

"Tentu saja dia anaku, aku tidak peduli apapun,yang jelas sekarang kau bahagia disini"  ucap Sean.  Alleta menatap perutnya dan mengelusnya dengan lembut

"Sekarang hari pernikahan mereka" ucapnya dengan senyum menyedihkanya

"Kita sama sama telah jatuh dipermainan cinta" ucap Alleta

"Jangan pikirkan mereka, ingatlah bahwa sekarang yang kau perlu pikirkan adalah dirimu, anak kita, dan diriku" ucap Sean dengan senyum menggoda.  Sekali lagi Alleta sangat  merasa beruntung mengenal Sean.  Dia benar benar merasa dihargai dan dihormati seperti ratu

"Aku beruntung mengenalmu, Sean" ucapnya.  Sean mengelus perut Alleta dengan lembut

"Aku juga beruntung mengenal kalian" balasnya.  Alleta menatap jam dipergelangan tangan Sean yang menunjukan jam 10.

"Kau harus pergi kekantor, sebentar lagi rapat dimulai" ucapnya. Sean mengangguk

"Terimakasih Al, aku merasa berhasil menjadi seorang ayah ketika kau memberi izinku untuk menganggap dia adalah anaku juga" ucap Sean mendadak. Entahlah apa yang terjadi tapi Alleta memeluk Sean dengan erat

"Harusnya aku yang berterimakasih padamu karena mau menganggap anak ini adalah anakmu" ucap Alleta. Setelah lama memeluk satu sama lain, Alleta melepaskan pelukan itu

"Aku pergi" pamit Sean.  Alleta menganggukan kepalanya,Sean melambaikan tanganya dan keluar dari ruangan itu

***

Sean sedari tadi masih berada diperjalanan menuju kantornya, entahlah hari ini jalanan begitu padat, bahkan ia harus mengundur beberapa jam

Sean mengambil sebuah undangan dari kursi disebelahnya bertuliskan Brian & Celine

"Aku memang tidak bisa melupakanmu Celine, tapi kau harus sadar bahwa kau tidak sepantas Alleta untuk diperjuangkan" ucap S,ean, ia menghancurkan undangan itu dengan mudah dan melemparnya sembarangan

Ia mulai melajukan  mobilnya,dipertengahan jalan tidak ada yang aneh, tapi ia merasa sesuatu dibelakang sana mengikutinya

BRIAN IS MINE (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang