PART 3

5.7K 328 50
                                    

(Jangan lupa Vote Komenya)

HAPPY READING

***

Disinilah Alleta berdiri. Di bandara untuk penerbanganya ke London.  Hatinya benar benar sangat bahagia karena daddynya memenuhi keinginanya untuk dititipkan bersama Brian

"Dad terimakasih atau bantuanya, aku janji tidak akan mengecewakanmu" ucap Alleta sembari memeluk tubuh Xander. Grey yang melihat itu hanya tersenyum.  Alletapun melepas pelukan itu dan memeluk Grey

"Mom aku akan pergi sebentar, aku tidak akan mengecewakanmu, aku akan belajar sungguh sungguh disana" ucap Alleta

"Jangan menganggu Brian disana. Apalagi sampai menganggu hubunganya dengan Celine" ucap  Grey. Alleta hanya memutar bola matanya dengan malas

"Apa yang aku lakukan itu urusanku mom, aku tidak akan mengecewakanmu" ucap  Alleta

"Via ayo kita harus pergi sekarang" ucap Brian.  Alleta hanya tersenyum lalu melambaikan tangan kearah Xander,Grey,dan James,sebagai ucapan selamat tinggal. 

***

Setelah menempuh waktu beberapa jam, mereka akhirnya tiba di London.  Sedari tadi Alleta dapat merasakan bendera perang yang dikibarkan oleh Celine.  Dihadapan Brian atau keluarga Alleta,perempuan itu akan baik, tetapi jika sudah sepi ia mengeluarkan wajah kejamnya.  Cih bermuka dua!

"Awas saja setelah ini aku akan membalasmu" batin Alleta.

"Alleta ini adalah apartemenku, dan jika kau berjalan melewati 3 kamar kau akan bertemu dengan apartemen Celine" ucap Brian setelah mereka tiba diApartemen Brian.  Sebenarny Alleta yang mendengar  itu sedikit terkejut, jika memang apartemen mereka dekat kenapa wanita ini tidak keluar.

"Terimakasih informasinya, tetapi aku tidak akan pernah ingin mengunjungi apartemen itu" ucap Alleta dengan jujur.  Ia dapat melihat sorot ketidaksukaan dari Celine

"Jadi aku harus memanggil Celine dengan panggilan apa? Aku rasa aku harus memanggil dirimu dengan nama saja" ucap Alleta.  Brian yang sedari tadi melihat wajah Celine dan mendengar kata kata Alleta, tau bahwa kedua perempuan itu sedang ingin mencakar satu sama lain

"Berhentilah seperti itu! Via coba berhenti membuat perkelahian dengan Celine.  Dan Celine berhentilah menampilkan wajah ketidaksukaanmu, Via masih remaja" ucap Brian. Perjalanan yang melelahkan ditambah kedua perempuan ini membuat dia benar benar pusing

"Uncle aku tidak membuat gara gara, hanya saja dia sedari tadi mengibarkan bendera perang denganku,dan lagi pula apartemen kalian dekat jadi kenapa kau disini?" tanya Alleta

"Itu terserahku, dia kekasihku" ucap Celine. Alleta hanya memutar bola matanya dengan malas

"Aku lelah,aku ingin istirahat. Satu hal yang kau perlu, apa yang dulu ku punya, yang telah kau rebut akan kembali lagi padaku,ingat itu" ucap Alleta. Ia memasuki kamar yang sudah disiapkan oleh Brian untuk dirinya.  Celine yang merasa tersindir dengan ucapan Alleta hanya menatap Brian dengan tatapan tajam dan keluar dari apartemen itu

"Sepertinya aku akan berada didalam masalah besar" ucap Brian, ia memijat pelipisnya yang benar benar terasa sakit.  Sebenarnya ia sangat lemah dalam membentak perempuan, apalagi jika perempuan itu adalah ibunya,Celine,dan Alleta.

***

Jam makan malam  sudah mulai, dan Alleta sedari tadi duduk dimeja makan sebenarnya ia ingin membantu Brian memasak hanya saja pria itu berkata bahwa lebih baik dia diam, padahal dia juga bisa masak.

"Ini makananya, selamat makan Via" ucap Brian.  Ia menyajikan makanan itu dihadapan Alleta.  Mereka sama sama diam ketika makan malam

"Bagaimana masakanku?" tanya Brian  untuk memecahkan keheningan

"Ini benar benar sangat lezat, bahkan masakan juru masak dimansion kalah" ucap Alleta, Brian hanya tersenyum melihat tingkah Alleta.  Jujur ia masih merasakan rasa suka pada Alleta, tapi rasa itu tidak seperti dulu,rasanya seperti ketika berdekatan akan mulai lagi, namun ketika jauh ia tidak terlalu merasakanya. Mungkinkah ini karena Celine telah menggantinya? Tapi Celine tidak pernah bisa memberikan rasa seperti ia pertama kali melihat Alleta, getaran itu berbeda.

"Uncle, kenapa kau melamun?" tanya Alleta.  Brianpun tersenyum dan menggeleng sebagai jawabanya

"Apa aku boleh meminta sesuatu?" tanya Brian.  Alleta mengangguk sebagai jawabanya, selagi ia sanggup kenapa tidak mengiyakan bukan

"Tolong jangan membuat Celine cemburu, apapun itu dia akan menjadi calon auntymu, dia kekasihku bahkan sebentar lagi dia akan menikh denganku" ucap Brian.  Tanpa ia sadari perkatanya itu membuat Alleta sangat sangat sedih,rasanya hatinya merasakan nyeri yang luar biasa. Alleta hanya tersenyum, senyum yang penuh arti

"Aku tidak membuatnya cemburu, ia memang pantas untuk tidak mendapatkanmu.  Lagipula aku tidak akan berprilaku seperti ini jika aku tidak dibayangi oleh janji janjimu dulu, bukankah kau yang memulai? Aku hanya mengembalikan apa yang harusnya menjadi miliku" ucap Alleta.  Selera makanya mendadak hilang, padahal makananya baru beberapa suap, hanya saja makanna yang terasa enak tiba tiba menjadi hambar karena ucapan Brian. Alleta yang benar benar merasa kesal, hanya bangkit dari duduk itu.

"Uncle aku lelah sekali, aku ingin tidur" ucapnya

"Makanamu? Makanlah dulu" ucap Brian, ia tau ucapan tadi membuat selera makan Alleta hilang

"Makanamu sangat lezat, tapi perutku tiba tiba terasa kenyang ketika mendengar ucapanmu,aku akan sarapan besok. Selamat tidur" ucap Alleta,ia pun pergi dan masuk kekamarnya. Sekali lagi Brian benar benar sangat tidak bisa berkata dengan baik, apaagi dihadapan Alleta.  Ia merasa selera makanya juga hilang, entahlah melihat wajah sedih Alleta membuatnya ikut merasa tersakiti

Tbc

Kesan part ini?

BRIAN IS MINE (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang