~oOo~
Sepanjang perjalanan menuju kelas, ia berpikir panjang, "Apa benar, Ezra yang telah menolong dan menggendongku menuju UKS saat aku pingsan? Ah, mana mungkin? Tapi bagaimana bisa Rara mengizinkannya? Bukankah dia tahu, kalau laki-laki dan perempuan yang bukan mahram tidak boleh bersentuhan?" banyak pertanyaan yang memenuhi otaknya karena ketidakpercayaannya tentang Ezra yang telah menggendongnya.
Sesampainya di kelas. Terlihat Rara yang tengah membaca Al-Qur'an. Ingin sekali rasanya ia menyodorkan segala pertanyaan yang ada di benaknya tadi. Tapi, ia urungkan niatnya dan menunggu waktu yang tepat untuk bertanya pada Rara.
***Ketika jam istirahat, Rara pun mengajak Chessy untuk makan siang di kantin sekolah seperti biasanya. Setelah memesan makanan favorit mereka, keduanya pun asyik menyantap makanan yang telah terhidang di meja makan mereka.
"Hemm, sepertinya ini waktu yang tepat untuk berbicara pada Rara," pikirnya.
Iapun berusaha untuk melihat keadaan di sekelilingnya. Setelah merasa aman, iapun mulai berbasa-basi dengan Rara.
"Hemm, Ra?"
"Ada apa Chess?" tanya Rara yang terlihat bingung dengan perlakuan sahabatnya yang tidak seperti biasanya.
"Hemm," Chessy bergumam.
"Kenapa? Kok kamu jadi gugup gitu sih?"
"Hemm, sebenarnya aku ingin menanyakan sesuatu kepadamu," Chessy terlihat gugup untuk memulainya.
"Hahaha ... Kamu ini seperti baru mengenalku saja, sampai gugup begitu ingin bertanya," Rara tertawa kecil melihat tingkah sahabatnya itu.
"Memangnya kamu mau bertanya apa? Silahkan pasti akan aku jawab kalau aku bisa menjawabnya," ujar Rara sambil tersenyum pada sahabatnya itu.
"Hemm, bagaimana ya, aku binggung harus memulainya dari mana?"
"Ya sudah, sebaiknya kamu tarik napas dulu, lalu bicaralah!""Begini, apa benar Ezra yang telah menolongku dan menggendongku ke UKS pada saat aku pingsan di toilet kemarin?" tanya Chessy yang tampak serius.
"Iya," jawab Rara singkat.
"Loh, bagaimana bisa? Kenapa kamu mengizinkan dia untuk menyentuhku? Bukankah kamu tahu Ra, bahwa laki-laki dan perempuan yang bukan mahram tidak boleh bersentuhan? Lalu kenapa kamu mengizinkannya untuk menyentuhku?" Tanya Chessy bertubi-tubi.
Rara terkejut melihat pertanyaan bertubi-tubi yang dilontarkan oleh sahabatnya itu. Ia pun mulai menghela napas panjangnya.
"Astaghfirullah, Chessy, maafkan aku jika kamu tidak menyukai hal itu," jawab Rara yang terlihat bingung.
"Tidak, aku tidak butuh maaf Ra, aku hanya butuh penjelasanmu!" Jawab Chessy yang tampak agak kesal.
"Baiklah, begini, pada saat itu aku benar-benar panik melihat kamu yang tidak sadarkan diri di dalam toilet. Kebetulan saat itu aku ditemani oleh ezra untuk mencarimu. Pada saat aku berteriak minta tolong, sontak Ezra yang mendengarnya dari luar langsung masuk ke dalam. Memang, pada saat itu aku juga menolak untuk kau digendong olehnya. Tapi, keadaan memaksakan. Aku benar-benar panik, hingga tidak bisa berpikir jernih," jelas Rara.
"Tapi, tetap saja Ra,"
"Tunggu dulu Chess, aku belum selesai," timpal Rara.
Chessy pun terdiam dan kembali mendengarkan alasannya sahabatnya itu.
"Soal mahram, ya kau benar, dia memang bukan mahram untukmu. Seharusnya kalian memang tidak boleh bersentuhan. Tapi, waktu itu dalam keadaan darurat. Aku tidak ingin terjadi apa-apa denganmu. Jadi, spontan aku mengizinkannya. Dan soal mahram, aku pernah mendengarkan ceramah, jika dalam keadaan darurat maka diperbolehkan antara laki-laki dan perempuan yang bukan mahram untuk bersentuhan. Menyelamatkan nyawa seseorang itu lebih penting. Sama seperti kewajiban shalat, ketika kamu hendak melaksanakan shalat dan waktunya sudah hampir habis dan pada saat itu ada seseorang yang membutuhkan pertolonganmu, maka apa yang kamu dahulukan? Kamu harus mendahulukan orang tersebut dan menolongnya. Jangan sampai karena keterlambatanmu nyawa seseorang bisa melayang. Ingat! shalat itu bisa diqadha, sedangkan nyawa seseorang itu tidak akan pernah kembali lagi," tegas Rara.
KAMU SEDANG MEMBACA
4 Cinta Sebelah Tangan [END]
RomanceMasa SMA, siapa sih yang nggak ngerti? Rata-rata orang tua juga pernah mengalami masa SMA ketika muda. Masa yang sering dianggap banyak orang, masa paling berkesan ketika muda. Sebab, di sinilah seorang remaja pubertas yang labil mengenal cinta. Nam...