Empat Cinta Sebelah Tangan | Semakin Penasaran

8 2 0
                                    

~oOo~

“Aku memiliki peraturan di sini. Perhatikan baik-baik, karena aku tidak akan mengulanginya!” Chessy terlihat kesal dengan Ezra.

“Wah, sekarang aku seperti orang asing,” ujar Ezra tak percaya dengan sikap Chessy yang semakin berulah.

“Pertama, aku akan menjawab, atau menyahut ucapanmu hanya tentang seputar transaksi kue, atau memanyaakan hal-hal yang berkaitan tentang kue.”

“Okay,” jawab Ezra menyetujui persyaratan yang diajukan oleh Chessy.

“Kedua, aku tidak akan menjawab, atau menyahut tentang hal-hal yang bersifat privasi.”

“Aku tidak peduli tentang hal itu.”

“Ketiga, jika sudah selesai memilih, silakan ke kasir kemudian pergi!”

“Yang ketiga ini ... rasanya seperti pengusiran secara halus.” Ezra tersenyum kecut.

“Aku tidak peduli, itu aturanku.” Chessy mengalihkan pandangannya dari tatapan Ezra.

“Ya, baiklah. Aku kesini juga hanya ingin membeli kue.”  Kini Ezra sibuk berjalan-jalan melewati etalase-etalase yang berjajar rapi. Sorot matanya sibuk mencari kue yang di inginkan.

“Kenapa kamu berbohong?” tanya Ezra tanpa melihat ke arah Chessy. Dia sibuk memerhatikan kue-kue yang ada di etalase. Mendengar pertanyaan Ezra, Chessy hanya diam.

“Kenapa kamu tidak mengatakan yang sejujurnya. Kita ini saling kenal, dan aku tidak berbohong tentang kejadian tadi. Aku benar-benar mendengarnya dari kamu, tapi kamu malah menyudutkan aku. Kamu pura-pura tidak mengenalku, dan malah berbohong di depan mereka.” Chessy terus saja diam.

“Berbohong itu dosa, kamu kan tahu itu. Tapi kenapa, masih dilakukannya juga?” mendengar suara-suara Ezra, Chessy semakin kesal. Dia tidak tahan untuk tetap diam.

“Aku tahu. Aku yang bohong, dan aku yang menanggung dosanya, kenapa kamu yang repot?”

“Aku hanya bertanya, tapi ... lebih tepatnya mengingatkan.” Chessy mengatupkan rahangnya dengan kuat, dia lama-lama semakin gemas. Bukan gemas karena mengagumi, tapi gemas ingin segera mengusir keluar. Jari-jarinya juga mengepal dengan kuat. Dia memejamkan matanya sebentar, kemudian membukanya. Setelah itu, dia menghela napas panjang.

“Aku ingin bolu pandan yang ini satu.” Ezra menunjuk ke arah bolu pandan yang ada di dalam etalase di depannya.

“Ah ya, brownis coklat bertoping keju dua, yang coklat tiga.” kue yang diambilkan Chessy belum sampai meja, Ezra sudah menunjuk-nunjuk yang lainnya.

“Em, bolu gulung strawbery ini tiga. Terus, kue lapis ini juga tiga.” Ezra menunjuk-nunjuk kue yang di inginkan sembari memikir-mikir. Chessy mengelus dadanya pelan.

“Sabar,” batinnya.

“Em, sepertinya sudah semua. Itu saja,” ujarnya. Chessy segera mencatat semua belanjaan Ezra, setelah itu di masukkannya ke dalam kantung plastik.

“Tunggu sebentar, aku ingin bertanya sesuatu,” cegah Chessy ketika Ezra hendak berjalan ke kasir.

“Apa ini maksudnya? Tadi kamu mengusirku dengan halus melalui peraturan-peraturan kamu, tapi sekarang kamu menahanku. Apa ini caramu untuk bisa terus bersamaku? Haruskah aku berlama-lama di sini?” ucapnya dalam batin.

“Jangan terlalu percaya diri, aku hanya ingin bertanya satu hal saja.”

“Apa?”

“Bagaimana kamu bisa tahu aku di sini?”

4 Cinta Sebelah Tangan [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang