BAB VII

193 22 2
                                    

Blood

III

BAB VII

@Castle Strigoi

Suasana amat sangat mencekam malam itu, disebuah pertemuan yang diadakan oleh pemimpin besar strigoi. Matanya merah menyala seakan-akan siapa saja yang menentang keputusannya akan segera binasa.

Seseorang abdi kepercayaannya menuangkan sebuah darah segar kesebuah cawan emas yang ada dihadapan pemimpin tertinggi Strigoi dengan maksud untuk menyembahkan agar kelangsungan hidup abadi mereka.

Sebuah mantra dibacakan perlahan oleh abdi kepercayaannya. Setelah itu ia memberikan cawan berisi darah segar itu kepada pemimpin besar strigoi.

Dengan sekali teguk iapun dapat menghabiskan darah segar itu hingga tidak tersisa sedikitpun.

Setelah menyaksikan acara tersebut, Jaejoong memutuskan untuk kembali ke ruangannya.

BRAK.....

Pintu ruangan Jaejoong terbuka dengan paksa

"Yang Mulia, sungguh kehormatan sekali anda mengunjungi ruangan hamba."

"Jaejoong, apakah kau kini tengah menyembunyikan sesuatu dariku."

"Inilah sifat asli dari pemimpin Strigoi Jay, dia tidak pernah basa basi dengan siapapun." Monolog Jaejoong.

"Maaf, tapi hamba tidak mengerti maksud dari ucapan Yangmulia, hamba tidak pernah sekalipun menyembunyikan sesuatu apapun kepada Anda."

"Benarkah, lalu apa laporanmu mengenai Clan masa lalumu itu?"

"Clan masalalu?, ah maksud Baginda Clan Moroi?"

"Yak, berani sekali kau menyebutkan Clan rendahan itu dihadapanku."

"Ampun beribu ampun Baginda, hamba tidak bermaksud demikian, sudah lama hamba tidak mencium gelagat aneh dari Clan tersebut."

"Benarkah, kau bukan ingin menyembunyikan sesuatu dariku kan?"

"Tidak Baginda, hamba tidak berani melakukan itu."

"Baiklah, kali ini aku akan percaya kepadamu, tapi kau tau akibatnya kan Jaejoong, jika terbukti kau sekali saja mengkhianati kepercayaanku, kau akan binasa."

"Ne, Baginda."

Setelah mengatakan itu Jay memutuskan untuk pergi dari ruangan Jaejoong.

"SIWON........INI SEMUA GARA-GARA KAU....." teriak Jaejoong setelah pintu kamarnya tertutup rapat.

@Kediaman Cho

#Ruang makan

Seorang namja manis kini tengah duduk manis memperhatikan seorang namja tampan yang tengah lincah memasak dibalik meja dapur.

"Kau yakin tidak ingin aku bantu Siwon?"

"Ani Kyu, kau duduk saja ya, karena sebentar lagi, bubur ini matang."

"Oke, arraseo."

Saat akan mengiris sebuah tomat, tiba-tiba Siwon berteriak karena merasakan sayatan ditangan kirinya.

"Argghhh...."

"Kau kenapa Siwonie."

"Ah, ah ini, tidak ....tidak apa-apa."

Nittttt...(Suara tombol kompor)

"Kyu...hmmm supnya sudah jadi, dan hmm kompornya sudah ku matikan, hmm aku kekamar mandi dulu ne, jika kau sudah tidak sabar, kau bisa mengambilnya langsung ne." kata Siwon dengan tergesa-gesa, setelah itu iapun langsung pergi ke kamar mandi tanpa melihat mimic wajah Kyuhyun yang masih khawatir kepadanya.

Blood (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang