SIXTY TWO

34.3K 1.8K 17
                                    

Author POV

Saat sampai tadi,Aurel sempat diomeli oleh berlin,ana,dan rendy karena mereka kira aurel menghilang.

Aurel sekali lagi dilanda keheningan,tdk ada orang yg bisa diajak bicara.Semuanya tengah sibuk dgn aktivitas masing-masing.
Setelah mengantar aurel pulang kerumah sakit,Adi langsung pergi kekampus karena ada eskperimen penting yg mendadak.

Aurel memandang jendela dan mendengarkan bunyi keramaian dari bawah.

Ceklek

Aurel mengahilkan pandangannya kearah pintu,Dan dilihatnya wanita paruh baya yg tersenyum dan duduk disofa,Yakni Vera.

"Anda datang kesini?"Tanya Aurel tanpa Memandang Vera

"Iya,Nak.Mama datang buat jenguk kamu,Juga.."Vera menggantung Ucapannya

Aurel menatap Vera

"Minta maaf sama kamu."

Mendengar hal itu,Aurel menatap datar vera dan memalingkan wajahnya.

"Minta maaf untuk apa?"

"Untuk semua kesalahan mama sama papa terhadap kamu dimasa lalu.Kami mengakui perbuatan kami itu salah,Kami seharusnya tdk melakukan itu."

"Lalu kenapa melakukannya?Apa anda tdk tau perasaan seorang anak yg diusir seperti itu!?Anda tahu yg anda lakukan itu salah,Lalu kenapa masih melakukannya!?"Bentak Aurel

"Mama minta maaf nak hiks.."

"Semudah itu kah?Anda bahkan menganggap saya bukan putri anda dan pembawa sial,Lalu mengapa datang untuk minta maaf!?Saya bukan siapa-siapa anda!"

"Bukan begitu!Mama ngerti kamu marah,karena kami menyakiti perasaanmu.Tapi,Walau bagaimanapun Kamu putri mama Hikss..."

Aurel tdk mengatakan apapun lagi,Air mata yg sdh ia tahan sejak tadi mengalir begitu saja.

"Tdk masalah jika kamu belum memaafkan kami,Tapi kami akan selalu menunggu.Mama pergi dulu.."

Vera meraih ponselnya dan berjalan kearah pintu,Sebelum pergi ia sempat melirik aurel yg menatap keluar jendela.

"Dia belum bisa memaafkan mu Tante?"Tanya seseorang saat vera keluar dari ruangan

Vera menggeleng"Iya,Dia masih blm memaafkan ku.Saya tdk tau sampai kapan dia akan seperti itu."

"Tidak apa,Tante.Aku akan bicara padanya."

"Tidak,Nak!Tdk usah,Dia akan berpikir klw saya lah yg menyuruhmu."

"Tenang saja,Aku akan menjelaskannya dgn cara yg berbeda."

Vera menatap orang itu sambil tersenyum"Makasih Adi,Kamu memang pria yg baik dan cocok untuk putri saya."

Adi tersenyum"Terima kasih tante,Aku masuk dulu."

Vera mengangguk lalu berjalan pergi.

Ceklek

Aurel memandang adi yg baru saja masuk.
Sontak aurel menghapus air matanya.

"Kamu nangis?"

"Hm,Tidak."

"Kok balik?Katanya Ada eskperimen"Tanya Aurel

"Ponsel aku ketinggalan,makanya aku balik."Aurel mengangguk

Adi menatap aurel dalam membuat yg ditatap bingung.

"Kenapa natap aku kek gitu?Ada masalah?"Tanya Aurel

"Ada."

"Masalah apa?"

"Masalah perasaan."

"Ada apa sih,Aku gak ngerti."

"Kamu kenapa bicara ke tante vera kayak gitu tadi?"

Aurel memasang wajah datar"Kenapa ngomongin itu?Kamu dengar ya?"

"Iya,Kamu sebaiknya maafin keluarga kamu."

"Lo gak ngerti adi,Aku tdk bisa semudah itu memaafkan mereka.Mungkin untuk bang kenzo dan aluna,Aku bisa.Tapi,Sebagai orangtua mereka harusnya tdk melakukan itu padaku!"

"Knp bilang gitu?Kamu pikir aku gak pernah ngerti perasaan kamu hm?Aku selalu merhatiin kamu,Luka itu selalu terpancar dari matamu."

"Kau tau itu,Lalu knp masih membicarakannya?Aku tdk ingin berdebat soal ini,Lebih baik tdk usah dibicarakan."

"Aku tdk ingin berdebat dgnmu aurel,Aku hanya ingin menjelaskan bahwa mereka tulus minta maaf padamu.Setidaknya kamu bisa memaafkan mereka seiring dgn berjalannya waktu."

Aurel berbalik menatap adi"Apa bisa?"

"Tentu saja,Hubungan tdk akan berakhir begitu saja.Terutama hubungan orangtua dan anak."

"Kenapa kau bisa seyakin itu?"

"Karena aurel yg kukenal adalah orang yg baik dan pemaaf,Tdk mungkin kau orang lain bukan."

Aurel berpikir sejenak dan memandang Adi"Aku akan memikirkannya,Pergilah.Kau sdh terlambat."

Adi Menghela napas"Baiklah,Aku akan pergi.Jika kau sdh memikirkannya,Aku akan sangat senang jika kamu memaafkan mereka."

Adi pun keluar dari ruangan.

Aurel POV

Rasa sakit ini,apakah bisa hilang setelah kejadian bertahun-tahun yg lalu...Gue waktu itu masih lugu,tapi mereka bahkan tdk memikirkan keadaanku.Apa yg mereka lihat mereka anggap benar tanpa tahu kebenarannya-BatinKu

"Gue gak bisa maafin mereka,mereka terlalu menyakiti perasaanku.Walau mereka orangtuaku sekalipun,kejadian itu membuktikan mereka hanya mementingkan ego mereka saja!"

Drrt drrt...

"Halo,Iya kenapa sill?"

"...."

"Ya..Gak bisa!Gue kan lagi sibuk."

"...."

"Hehe,tau aja.Iya-iya bawa aja kesini berkasnya."

"...."

"Silla!Gue kan baru sadar,gak usah marahin gue kek gitu juga!"

"...."

"Ck,Iya silla sayang!Cepetan bawa berkasnya kesini SEKARANG!!"

"...."

"Itu karena lo juga!"

Tut tut tut...

"Nyebelin banget si silla!Gak ngerti bahasa apa gimana sih dia!?"

Skipp~

BRAK!!

Gue terlonjak kaget dgn suara gebrakan pintu yg dibuat oleh...silla.

"Lo bisa nyantai dikit gak!?"Kesalku

"Gak bisa!Sekarang periksa dan tanda tangani berkas-berkas ini,Klw udah kasi ke gue!"

"Banyak banget,Bantu lah!"

"Enak aja!Klw itu gak bisa,Gue udah kerja keras saat lu gak sadar.Gue juga butuh istirahat!"

"Terus lo pikir orang yy baru sadar dari koma karena luka parah gak perku istirahat gitu!?"

"Ya nggak lah!Secara mereka udah tidur nyenyak lama banget."

"Serah Lo!Ohiya gimana sama kak veno?"Tanya Ku sambil memeriksa berkas

"Gitulah,Gue ama dia udah pacaran sih."

"Hah beneran!?"

"Iya,Katanya dia mau langsung nikah.Tapi gue bilang nanti aja supaya kita lebih mengenal lagi."

"Tumben bijak sill"Ucapku terkekeh

Silal memutar matanya malas.

_Batas_

AURELIA is QUEEN MAFIA (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang