Ayah, aku mengenalmu dengan waktu yang tanpa batas, terbatas dan dibatasi. Sederhana saja. Satu ucapan mu bisa mengubah aku, ibu, dan kakak.
_nazwa_Tanggapan kalian di chapter ini? Vote dan Coment dong. Jangan jadi sider's 😁
Happy reading chingu's💙
***Beberapa bulan yang lalu aku menyadap hp ayah, karena rasa ingin tahu ku sedang dalam kategori Alert.
Setelah berhasil disadap. Aku menemukan bukti chat WhatsApp antara ayah dan seorang wanita. Romantis. Jika ku pikir mana mungkin atasan ke bawahan berbicara romantis. Ketika scrool-an turun, aku dikagetkan dengan chat-an ayah dengan satu sampai dua wanita. Lagi? Aku akan biasa saja jika chat-an itu sewajarnya. Tapi ini? Melihat nya saja sudah membuat ku jijik.
Ayah Maksud-Nya ini apa? Ayah mempermainkan tiga wanita sekaligus. Lalu, bagaimana dengan ibu. Tidak kah cukup hadir-Nya ibu di kehidupan kita yah? Selama ini ibu menjaga kepercayaan ayah, dan apa ini? Ayah sudah mengkhianati kami semua. Gumam ku.
Hampir tiap harinya seorang wanita chat-an dengan ayah. Notifikasi pesan ayah dengan wanita itu. Sebut saja Saekya. Mulai muncul, aku membaca nya dengan penuh ketelitian.
yakin randi nggak punya pikiran kyo ngunu, po neh nuduh
Saya hanya ingin kamu jujurRandi mungkin sekarang kamu udah menemukan yang terbaik lagi, nggak papa ikhlas..., nggak bisa apa" lagi..., uang yang kamu kasih 8jt itu bukan uang sedikit mulanipun seakan" wa niku tuduhan ngge aku, walaupun hutang kulo oke, di kulo masih punya iman
Cukup!!
Kasar banget
Dinasihati nglenggono salah malah kyo ngunu
Aku gagal membimbing kamuMaaf kulo yang elek mgkin kok di..., maaf kulo bukan yang terbaik. Di maafin apa nddak kulo tak kendel ...,
Dan bla bla bla. Panjang isinya. Aku butuh penjelasan untuk semua ini. Seseorang? Iya, aku butuh seseorang saat ini. Tapi siapa? Ya Rabb mengapa ini terjadi. Semakin aku mencari kebenaran, kenyataan semakin membuktikan semuanya.
Malam itu aku rapuh. Aku berfikir keras mengapa ayah melakukan hal itu. Kurang apa keluarga ini, setidaknya tolong beritahu kami. Namun, ayah malah memilih memainkan drama yang seolah kami penonton bayaran.
Aku sudah tidak bisa berfikir jernih untuk saat ini. Aku masih syok atas kelakuan ayah. Tepat didepan meja belajar. Silet. Tanpa ragu lagi aku mengambil benda tajam itu dan mengarahkan ke tangan kiri.
Akh
Darah segar keluar. Hanya sedikit. Karena aku mengiris sedikit pergelangan tangan. Aku takut. Aku hanya tersenyum getir dan menangis menahan rasa sakit hati.
Sayatan kecil dipergelangan tangan ini menjadi cara ku untuk menenangkan sakit hati. Tapi, kenyataannya malah tambah sakit.
Aku mencoba mengingat saat aku kecil mungkin pas SD. Ayah selalu bermain dengan ku.
Waktu itu aku tidur. Lebih tepatnya sih belum terlelap. Ayah nelfon wanita dan nyebutin nama anak kecil. Tiba-tiba aku berpikir, apa mungkin ayah punya anak sama wanita itu? dan hampir tiap hari ayah sering telfonan di ruang tamu. Tapi, aku hanya mendengar percakapannya sedikit. Aku tidak tahu semua itu, pikiran ku terlalu dini untuk mengetahuinya.
Sejak saat itu, aku hanya biasa saja. Tapi, kesini-sini aku melihat ayah agak aneh. Terutama saat ayah pakai cincin tepat nya di jari manis. Heran pikirku. Karena, dulu ayah nggak pernah pakai cincin. Aku mencoba berpikir positif, mungkin itu dari ibu untuk ayah.
KAMU SEDANG MEMBACA
wish
Teen Fictionwaktu mendewasakan kita? benar. Tetapi, kapan hari akan menjawabnya? keinginan nya yang istimewa namun sulit di gapai. apakah harus menunggu milyaran bulan? jutaan hari? ratusan jam? atau dengan sedetik saja waktu yang dilaluinya merubah kehidupan...