"Satu hari yang baik, satu hari yang cerah. Satu hari saat aku melihat mu dari kejauhan tanpa kau ketahui"
_Nazwa_Dipart ini kita buat nazwa senang dulu ya chingus🌸
Langsung aja
Go go
.
.
.SENIN PAGI, aku sudah siap dengan seragam putih abu tidak lupa dengan krudung putih yang ku kenakan senada dengan sepatu vans berwarna putih. Setelah selesai sarapan aku langsung pamit. Pagi ini, terasa hari pertama yang aku jumpai setelah hari-hari yang membuat ku tak nyaman. Disekolah ini aku dapatkan teman yang kocak, petakilan, nyebelin dan yang pastinya bisa membuatku melupakan semuanya.
"Pagi nazwa" sapa ainun dibalik jendela kelas, yang sudah kebiasaan nya sejak berada disekolah ini.
"Eh mata, pagi juga" jawab ku dengan semangat 45
"Jangan Ma...,"
"Kita nggak disapa nih?" tanya Sulthan yang tengah duduk, dengan dua kakinya berada diatas meja. Namanya juga Sulthan bebas mau gimana juga!.
"Jangan ma...,"
"Selamat pagi tuan Sulthan yang terhormat dan pagi juga para algojo yang terlaknat!"
"Lo mah gitu, yang ikhlas kek bilang selamat paginya" rengek Dimas
"Dari pada lo! Malaikat" ketus resa yang beranjak bangun dari duduknya
"Bagus dong kalo gue malaikat, udah baik, pinter cantik juga" puji diri ku
"Iya cocok banget dah buat lo. Malaikat PENCABUT NYAWA BWAHAHA..." Jawab Sulthan dengan kata penuh penekanan.
"Dasar lo! Astagfirullah maafin temen hamba yang nggak ada akh..."
"DIEM!... Diem dulu dong! Gue kan belum kelar ngomong, jangan main potong perkataan tuan putri elsa yang cantik ini dong!, tuh kan gue lupa. Naz panggil gue a.i.n.u.n bukan m.a.t.a oke!" seru sang ratu bawel
"Tuan putri elsa? Lo nggak cocok tau jadi elsa, lo tuh terlalu baik" protes Resa yang kini duduk di atas meja.
"Terus gue harus kayak siapa dong? jiso, lisa, Airin, ayu atau dita karang" balas ainun dengan kepala mengadah keatas dan jari tangannya sengaja ia acungkan keatas.
"Boneka anabel atau chucky. Lo cocok jadi salah satunya, malah lo lebih serem dari kedu...," lanjut radit yang mengambil ancang-ancang untuk melarikan diri dari tuan putri bawel.
"RADIT ANAK NYA PAK BEJO, GUE NGGAK TERIMA... SINI NGGAK LO! OY, LO SEMUA SINI NGG..." teriak ainun dengan suara merdu nya itu, malah suara IU sama Seulgi aja kalah.
Bukannya menghampiri ainun mereka berempat malah berhamburan lari keluar. Suasana disini sudah cukup ramai oleh murid-murid yang sebentar lagi akan upacara bendera.
"Berisik lo! Masih pagi juga. Ayo kelapangan bentar lagi upacara" potong ku yang ainun sendiri belum selesai mengomeli mereka.
"Dasar manusia nggak ada akhlak!" gerutunya kesal dan langsung keluar menyusul ku dan mensejajarkan langkah nya denganku.
Semua murid mulai mengambil posisi berbaris. Tentunya dengan protokol keamanan jaga jarak dan pakai masker, tidak lupa bawa handsanitizer. Aku dan ainun memilih memposisikan diri paling depan.

KAMU SEDANG MEMBACA
wish
Fiksi Remajawaktu mendewasakan kita? benar. Tetapi, kapan hari akan menjawabnya? keinginan nya yang istimewa namun sulit di gapai. apakah harus menunggu milyaran bulan? jutaan hari? ratusan jam? atau dengan sedetik saja waktu yang dilaluinya merubah kehidupan...