Suatu Hari Nanti
"Allah akan menjawab do'a mu, hingga kedua mata mu menangis bahagia. Dia akan menjawab mimpi mu di depan kedua mata mu, hingga membuat mu takjub akan Rahmat dan Kuasa-Nya"
.
.
.Keyakinan. Dengan keyakinan itu aku berharap mimpi buruk ini menjadi mimpi terbaik yang aku saksikan sendiri.
Aku sempat berpikir, apakah keluarga ku saja yang mengalami ini?. Pikiran itu ternyata angin yang berlalu lalang dihadapan ku.
Sosok yang aku Banggai, ayah, dia benar-benar telah "meniup angin". Mungkin kalian tahu maksud kata itu. "Berselingkuh".
Apakah kalian pernah bingung dengan kata itu? Mengapa seseorang melakukan hal semacam itu!? padahal mereka punya keluarga sendiri. Begitu pun keluarga ku. Mereka telah mengikat perjanjian dengan allah yaitu dengan pernikahan.
Hal paling menyakitkan dalam diriku, ketika ayah pulang kerumah tanpa dosa. Seolah-olah dia orang yang paling benar dan patut dicontoh oleh anaknya. Dibelakang? Dia tidak memperdulikan semua itu.
Pesan si Saekya kepada ayah yang menyuruhnya untuk pergi ke keluarga awalnya.yaitu keluarga ini, terus mengiang di kepala ku. Mungkin dia sadar diri dan posisi.
Kejadian ini aku cerita kan kepada kedua teman ku yang keluarga nya sama seperti keluarga ku yang didatangi tamu tak diundang.
Teman ku yang satu sekolah, namun beda kelas. Dia korban perceraian kedua orang tuanya. Ayah nya punya selingkuhan, dan kini dia tinggal dengan ayahnya. "Berpikir positif aja" ia menguatkan diriku dengan kata sederhana itu. Selebihnya, aku percayai bahwa semua yang berawalan positif memiliki rahasia yang akan membuat semua orang takjub.
Kedua, teman ku yang berbeda sekolah. Pasti dari kalian tahu drakor yang aku tonton di kelas sewaktu itu. Teman ku ini sama dengan anaknya dokter itu. ayahnya pernah memiliki selingkuhan, dan lebih parahnya dia melihat dengan mata kepalanya sendiri. Ayah nya berduaan dengan wanita itu.
Namun, do'a yang ia panjatkan setiap harinya dijawab. Ia dan keluarganya sudah baik-baik saja. Kini giliran ku berjuang dengan kenyataan.
Anak mana yang tidak bisa sedih, sakit hati, terluka bahkan kecewa saat ayah nya berbuat seperti itu !?.
Aku hanya anak umur 16 tahun yang memiliki tanggungan seperti ini!. Jauh dari hidup kejujuran. Aku tidak mau ada seseorang hidup dikeluarga ini!. Sayangnya allah menguji kami dengan ini.
Hari nanti. Aku akan menunggui hari itu, hari yang menjawab semua mimpi ku ini.
"Ayah, mesin cuci rumah udah minta lembiru nih"
Kata yang ku lontarkan itu membuat ayah diam seketika. Lucu. Beda dengan dia yang chat ayah buat beli tagihan listrik langsung dibeli. Selalu gampang!. Siapa sih dia!? Aku aja anak kandungnya sendiri selalu berpikir Berlipat kali kalau ada yang mau dibeli. Dia dengan mudahnya mengatakan seperti itu.
Andai saja ibu tahu tentang ini, pasti ibu akan lebih sakit ke banding aku. Aku mengerti perasaan ibu. Ibu sedih aku sedih, apalagi kalau ibu menangis tersedu-sedu apa yang harus kulakukan?
Memeluknya. Menenangkan nya mencoba untuk mengikhlaskan apa yang sudah terjadi. Ibu aku akan selalu ada disamping mu, tapi, untuk saat ini aku membohonginya. Aku tidak mau ibu tahu ini dahulu.
____________________________________
Assalamualaikum Wr. Wb
Annyeong yeoreobum 👐
잘 지내세요? Apa kabar?
*Praktekin dikit bahasa korea*Part kali ini pendek ya. Maaf.
Jangan lupa voment dong😊. Follow? Yang mau silahkan, yang nggak mau tidak apa". Asal jangan dimainin ya auto nggak suka!Bye-bye dilain part
KAMU SEDANG MEMBACA
wish
Teen Fictionwaktu mendewasakan kita? benar. Tetapi, kapan hari akan menjawabnya? keinginan nya yang istimewa namun sulit di gapai. apakah harus menunggu milyaran bulan? jutaan hari? ratusan jam? atau dengan sedetik saja waktu yang dilaluinya merubah kehidupan...