Kalau tembok ini tidak menghalangi. Kan kupastikan aku selalu melihat mu
_wish_Tanpa basa basi basi base baso
Langsung aja iqro
Go go
.
.
.GIBRAN ARSANA. Dia cowok yang aku sukai.
Setelah upacara bendera barusan seluruh murid masuk ke kelas nya masing-masing. Namun, ada beberapa yang berada dilapangan karena dihukum juga dikantin entah itu untuk sarapan atau menghindar dari mata pelajaran pertama.
Dikelas ku sangat berisik. Ada yang memutar lagu kemudian bernyanyi bersama, main bola, main hp, apel pagi (pacaran), ada pula yang rajin membuka buku untuk mata pelajaran pertama.
Dan hari ini, hari dimana aku dan teman-teman ku naik ke kelas sebelas. Akhirnya, satu tahun sudah berada disekolah ini. Masih dengan teman yang kocak dan nyebelin, seperti mereka ini.
"Sulthan yang ganteng nya mirip jehyun, bisa berhenti dulu main bolanya? Hem..." tegur ku dengan lembut saat menghampiri gerombolan laki-laki dikelas ku terutama sulthan dan para algojo-nya.
"Nggak bisa naz, lagi seru nih. WOI SA TENDANG BOLA NYA, DIMAS LO JAGA DISONO" teriak sulthan yang fokus pada bola. Suara kelas jauh dari kata hening
Lalu, aku menghampiri ketua kelas. Rendi Al-zafra "ren lo kan ketua kelas kondisiin dong temen-temen lo! Bukan ikutan bikin kegaduhan!"
"Apa naz? gue nggak denger, awas lo ngehalangin tau"
"DIT OVER BOLANYA KE ZAKWAN"
"ZAK LO JAGA"
"CIL UMPAN KE GUE CEPETAN, MUSUH MULAI NYERANG NIH"
HUP
Dan, akhirnya bola itu tertangkap dengan tangan ku sendiri.
"Balikin naz, kita belum kelar tanggung gue mau jebol timnya si ketua minimal tujuh kosong lah" pinta sulthan
"Lo mau bola ini?"
"Ya mau lah, eh lo mau ke mana-in tuh bola" tanya sulthan
Aku berlari kecil ke meja ku yang berada paling depan. Cutter. Saat terlihat benda yang aku inginkan aku kembali menghampiri mereka.
"Mau diapain tuh bola naz? Buaya tau" tanya sulthan
"Bahaya ogeb!" timpal dimas
"Percuma ganteng kalo ngomong salah ya?, mending gue" ujar radit dengan merapihkan kerah seragamnya
"Bego ko dipelihara bos" tambah resa
"DIEM. Gue nggak nyuruh kalian buat benerin typo ucapan gue, cepet siniin bolanya naz" pinta sulthan
"Boleh-boleh dengan senang hati tuan-tuan"
SRET
Semua laki-laki yang berkumpul bau keringat itu menganga. Ini bukan pertama kalinya aku merobek sebuah bola.
"Nih bolanya, semoga lo bisa cetak gol lebih dari tujuh kosong. Mungkin sepuluh sebelas" bola yang sudah robek itu ku berikan pada sulthan "Udah tau aturannya kan?" kataku dengan mengedipkan mata kanan.
Yah, lo sih! Gue udahan ah gak seru
Dibilangin nggak usah main bola dikelas juga masih aja
Makan tuh bola robek
Si nazwa keterlaluan banget sih
"STOP. berisik, gue denger ucapan kalian ya! Dan untuk kalian para cowok yang bau keringet, cepetan duduk! Sebelum gue bertindak yang nggak-nggak" perintah ku. Lalu, semuanya duduk di bangku nya masing-masing. Tidak lama seorang guru berperut agak buncit masuk.
KAMU SEDANG MEMBACA
wish
Teen Fictionwaktu mendewasakan kita? benar. Tetapi, kapan hari akan menjawabnya? keinginan nya yang istimewa namun sulit di gapai. apakah harus menunggu milyaran bulan? jutaan hari? ratusan jam? atau dengan sedetik saja waktu yang dilaluinya merubah kehidupan...