Jika tulisan mu selesai hingga baris terakhir, kamu akan membuka selembaran baru untuk menulis hal baru lagi, kan? Selembaran kosong yang belum dicoret tinta setitik pun. Namun, kamu akan menuliskan sesuatu dengan tinta itu menjadi cerita yang indah, bukan?
Begitu juga dengan mereka; Jieun, Jaehyun, Jinyoung, Nancy, Mark, dan yang lainnya. Setelah kejadian itu, mereka membuka lembar baru untuk memulai hidup yang baru juga. Hari berganti, bulan berganti, musim berganti, dan tahun pun ikut berganti. Semua berlalu begitu cepat.
Oh, iya, Mark. Laki-laki itu dijatuhi hukuman penjara selama lima tahun karena kasus percobaan pembunuhan. Ayahnya—Johnny, melakukan segala cara untuk meringankan hukuman tersebut, salah satunya mengajukan banding. Namun, keputusan hakim sudah mutlak, banding yang diajukannya ditolak oleh hakim itu sendiri. Pasrah, itulah yang hanya bisa Johnny lakukan.
Dari kejadian ini, Johnny berjanji pada dirinya sendiri akan menjadi ayah yang baik bagi keluarga—terutama bagi Mark. Johnny juga mendapat pelajaran dari kejadian ini, bahwa uang tidak bisa membeli kebahagiaan. Cukup belaian dari orang terkasih yang bisa membawa kebahagiaan dengan sendirinya.
Liburan musim dingin telah usai, dilanjutkan ujian semester dua yang telah berakhir juga tiga hari yang lalu. Sebentar lagi kelas dua belas akan pergi ke jenjang selanjutnya yang lebih tinggi, meninggalkan berbagai kenangan selama masa-masa di sekolah menengah atas. Kelas sepuluh dan sebelas akan naik tingkat, harus menjadi contoh yang baik bagi adik barunya nanti.
Membicarakan hari ini, seorang perempuan berambut panjang kecoklatan sedang menaiki taksi sambil memandang indahnya jalanan dari dalam jendela. Dia, Nancy. Perempuan itu akan pergi bertemu dengan teman laki-lakinya, teman yang memberikan banyak pelajaran bagi hidupnya.
Mungkin bagi Nancy, hari ini adalah hari terakhir ia menemui temannya itu, bukan laki-laki itu saja, tapi yang lainnya juga. Nancy memutuskan akan pindah sekolah dan menetap di kampung halaman ayahnya. Amerika, ia akan pergi ke sana, meninggalkan berbagai memori kenangan bertahun-tahun selama ada di Negeri Ginseng ini.
Taksi yang ditumpangi Nancy pun akhirnya berhenti di tempat tujuan, perempuan itu tak lupa membayar, lantas pergi keluar dari taksi ini. Nancy menghela nafas panjang sambil menatap bangunan yang berdiri kokoh di hadapannya ini. Saat ini matahari cukup terik menyinari bumi, tapi udara di sini pun cukup dingin menusuk tulang.
Nancy memasuki bangunan itu, meminta izin ke salah satu polisi untuk mengunjungi Mark. Nancy diarahkan oleh polisi di sana ke salah satu ruangan, ia dipersilakan duduk. Tak lama, seorang laki-laki berkacamata dengan pakaian tahanan yang membalut tubuhnya duduk berhadapan dengan Nancy.
Nancy mengamati Mark yang ada di hadapannya ini. Jika dilihat tubuhnya makin kurus, wajahnya lesu, dan ada kantong yang cukup hitam di bawah matanya. Dada Nancy tiba-tiba sesak, rasanya ia ingin meneteskan air mata saat melihat kondisi Mark seperti ini. Mark yang di hadapan Nancy ini bukan Mark yang dulu, senyuman dan kehangatan yang ada di diri laki-laki itu terasa menghilang.
Nancy menarik dan menghembuskan nafasnya perlahan, berusaha menenangkan dirinya. Nancy menatap Mark yang masih menunduk, sibuk memainkan jari-jemarinya. Perempuan itu tersenyum tulus. "Hai, Mark." Nancy akhirnya membuka suara.
"Lama ga ketemu, ya?" kata Nancy sambil terus memasang senyum manisnya. "Lo makan dengan baik, kan? Lo pastinya baik-baik aja, kan?" tanya Nancy khawatir.
Nancy menghela nafas panjang sebelum melanjutkan perkataannya. "Lo tidur dengan baik, kan?" lanjutnya. Nancy menunduk, mengusap punggung tangannya perlahan. Tak lama, perempuan itu kembali menatap Mark.
"Maafin gue, Mark," lirih Nancy, "saat ini gue ga bisa nemani lo. Maaf."
Mark masih bungkam, tak menjawab pertanyaan Nancy sama sekali. Tatapannya masih terus menatap jari-jemarinya, ia tak berani menatap Nancy.
KAMU SEDANG MEMBACA
MY COLD BROTHER || Jung Jaehyun ✔️
Fanfiction"Punya kakak ganteng, keren, kece, tapi sayangnya cuek, dingin, ngeselin, dan omongan nya itu SAVAGE bener! Untung gue sayang :)" - Jung Jieun