Selama perjalanan menuju taman, hati Jieun berdegup kencang dan pikirannya sedari tadi hanya memikirkan apa yang akan terjadi ketika nanti. Sedangkan temannya yang ada di samping, sedari tadi hanya sibuk ber-selfie.
Langkah Jieun terhenti saat ia melihat lelaki yang menyuruhnya untuk menemui dirinya. Senyuman yang terukir perlahan memudar di wajah Jieun saat ia melihat Jinyoung berciuman bersama perempuan lain. Hatinya sesak, bagaimana tidak, laki-laki itu berciuman dengan perempuan lain saat dirinya mengambil first kiss Jieun.
"Som," panggil Jieun lirih. Tapi perempuan itu masih sibuk dengan selfie-nya.
"Orang yang udah ngebaperin gue, orang yang bikin hati gue berdegup terus-terusan, orang yang udah lo restuin, dan ... orang yang udah ambil first kiss gue," jelas Jieun. Perempuan itu berusaha menahan air matanya. "Sekarang, dia nyakitin gue?"
Jieun berusaha menahan air matanya terus-terusan, tetapi ... pada akhirnya sebutir air mata jatuh di pipinya. Sebutir air mata itu lama-lama membasahi pipi Jieun. Isakan tangis pun mulai terdengar.
Perempuan yang sedari tadi sibuk ber-selfie dan memunggungi Jieun, mendengar isakan tersebut. Ia membalikan badan dan melihat Jieun menangis sambil menundukkan kepala.
"Jie, lo kenapa?" tanya Somi khawatir.
Jieun mendongakkan kepalanya, Somi yang peka terhadap itu melihat tatapan Jieun.
Somi membuka matanya lebar. "Jinyoung!"
Setelah berkata itu, Jieun pergi meninggalkan Somi. "Jieun! Lo mau kemana?" sergah Somi.
Jieun tidak menggubris pertanyaan Somi. Perempuan itu terus berjalan, sekarang air matanya terus-terusan keluar membasahi pipinya dan Jieun berusaha menyeka air mata tersebut dengan tangannya. Somi yang memanggil namanya sedari tadi tidak di gubris oleh Jieun. Lambat laun, suara Somi tidak terdengar di telinga Jieun.
Jieun berhasil keluar dari kawasan acara Gwagju yang ramai itu. Sekarang dirinya hanya berjalan tak tentu arah, ia tidak peduli jika orang-orang menatapnya dengan pikiran yang aneh-aneh. Saat ini, perempuan itu membutuhkan tempat yang sepi untuk menenangkan dirinya.
Setelah jauh dari keramaian, manik Jieun menemukan plang bertuliskan 'Gwagju Park'. Syukurlah, dirinya menemukan tempat yang pas untuk saat ini. Perempuan itu memasuki taman tersebut dan duduk di salah satu kursi kayu yang ada disana.
Jieun hanya menatap kosong kedepan. Senyuman sinis terukir di wajahnya. "Kenapa lo nangisin cowok, Jie?"
"Lo ga pernah gini sebelumnya," kata Jieun. Tatapan kosongnya masih terpaku ke depan. "Jieun yang gue kenal, ga pernah nangisin cowok."
"Jadi gini ya rasanya sakit hati karena cowok?" ucapnya. Air mata Jieun kembali jatuh. "Lo, ga boleh kayak gini, Jie! Ini bukan Jieun yang gue kenal," ucap Jieun sambil menghapus air matanya.
Kedua tangannya terkepal. "Jieun! Lo cewek yang kuat, lo ga kayak gini! Tuhan ngasih tau lo kalo Jinyoung laki-laki yang ga baik. Lo harusnya bersyukur! Kuat, Jie!" ucap Jieun bertujuan untuk menyemangati dirinya sendiri.
Usaha Jieun untuk menyemangati dirinya tidak membuahkan hasil. Air mata Jieun lagi-lagi keluar saat pikirannya menampakkan kejadian tadi. Jieun menutup wajahnya, ia menyembunyikan tangisnya di balik tangannya itu.
Hp Jieun yang sedari tadi berdering dan bergetar tidak di gubris karena Jieun sedang menangis.
Tak lama, Jieun mulai tenang, walaupun ia masih sesegukan. Perempuan itu menge-chek hp-nya yang sedari tadi berdering dan berbunyi.
Di layar hp-nya tertera sepuluh panggilan tak terjawab dari Somi, tujuh panggilan tak terjawab dari Haechan, dan lima panggilan tak terjawab dari Jeno. Serta beberapa pesan yang di tujukan untuknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
MY COLD BROTHER || Jung Jaehyun ✔️
Fanfic"Punya kakak ganteng, keren, kece, tapi sayangnya cuek, dingin, ngeselin, dan omongan nya itu SAVAGE bener! Untung gue sayang :)" - Jung Jieun