"Jie, cepet, ih!" rusuh Luna sambil membereskan buku-bukunya yang ada di meja.
Hari ini, setelah pulang sekolah seperti biasa Jieun, Luna, dan Ryujin menjalankan aktivitas berlatih dance untuk mempersiapkan lomba di minggu depan.
"Sabar, ih!" sergah Jieun, "lo juga belum beres kan!"
Perempuan yang di tegur Jieun tidak peduli dengan itu, ia masih fokus dengan buku-buku yang berserakan di atas mejanya.
"AAA!" teriak Luna yang membuat beberapa orang di kelasnya menoleh.
"Kenapa sih, Lun?" sahut Sanha yang dari tadi fokus menyalin tugas Renjun.
"Iya, nih! Berisik tau!" sahut Daehwi yang sedang menyapu lantai.
"Liat pulpen unicorn gue ga?" tanya Luna ke orang yang ada di kelasnya.
"Gue ga liat, Lun," sahut Jieun yang udah siap dengan tas di pundaknya. Perempuan itu melihat arloji yang melingkar di tangannya. "Ayo ih! Udah jam segini!"
"Tunggu, dong!" melas Luna. "Gue mau nyari pulpen gue dulu ya—please."
Ryujin hanya memutar kedua bola matanya. "Lima menit!"
Luna dengan sigap hormat ke Ryujin, kemudian perempuan itu langsung menyari pulpennya.
Sudah tiga menit berlalu, Luna tidak menemukan pulpen unicorn-nya tersebut. Ia mulai pasrah ... dan pada akhirnya ia melepaskan pulpennya itu.
"Yuk," ajak Luna lemas.
"Masih ada dua menit lagi kok, Lun," ucap Ryujin. "Sana cari lagi, gih!"
"Ga, ah! Gue udah pasrah," ucap Luna dengan muka cemberut-nya. "Biarin lah!"
Jieun menepuk pundak Luna. "Nanti deh gue beliin yang baru, kalo lo ulang tahun!"
Luna menatap Jieun sayu. "Masih lama."
Saat mereka hendak pergi dari kelas, tiba-tiba seseorang berteriak, "INI PULPEN UNICORN SIAPA?"
Sontak membuat Luna terdiam dan membalikkan badannya kearah sumber suara. Disana terdapat Sanha yang memegang pulpen unicorn-nya tersebut.
Luna langsung menghampiri Sanha dan mengambil pulpen itu.
"Pulpen gue tau, ga!" sergah Luna. Perempuan itu kemudian langsung memasukkan pulpennya ke dalam tas. "Gue dari tadi nyariin tau!"
"Ya, maaf gue gatau," ucapnya tanpa dosa.
"Nyusahin lo! Padahal dari tadi gue udah nanya tau!" kesal Luna, kemudian ia langsung pergi dari hadapan Sanha.
Sesampainya di Studio Dance.
Semua yang terpilih sebagai perwakilan lomba sudah ada disana, mereka masih menunggu kakak kelas alias Ten dan yang lainnya untuk memberikan penyuluhan lomba nanti.
"Eh! Kalian!" panggil Luna. "Nanti sabtu mau pada ke Gwangju?"
"Gue mau, lah!" sahut Yeji. "Setahun sekali di adain masa ga, sih!"
"Iya, gue juga mau," sahut Yuna anak kelas 10-2. "Untungnya rumah nenek gue daerah situ, jadi bisa lama deh mainnya!"
"Tapi ... emangnya kita ga latihan?" sahut Hyo-Soon.
"Moga aja di liburin," jawab Luna kemudian terkekeh.
Tidak lama kemudian kakak kelas yang ditunggu datang.
"Annyeonghaseyo," ucap Ten. Semua perwakilan menjawab salam dari Ten, kemudian mereka mendekati laki-laki tersebut.
"Maaf ya, saya telat," ucapnya sopan. "Jadi langsung aja ya!"
KAMU SEDANG MEMBACA
MY COLD BROTHER || Jung Jaehyun ✔️
Fiksi Penggemar"Punya kakak ganteng, keren, kece, tapi sayangnya cuek, dingin, ngeselin, dan omongan nya itu SAVAGE bener! Untung gue sayang :)" - Jung Jieun