『roses』
Jin Hobin tidak suka Kopi, tapi ia selalu membeli kopi di kafe dekat sekolah SMA Jaewoon. Ada alasan lain pastinya kan?
Tentu saja.
Belakangan ini Hobin selalu bertingkah aneh, bahkan di sekolah juga laki-laki yang selalu menggunakan kacamata hitam itu jadi tidak sering mem-bully orang-orang yang dimatanya terlihat 'jelek'. Karena pikirannya saat ini sedang di penuhi sosok perempuan bersurai (Hair Color) yang bekerja di sebuah kafe dekat sekolah SMA Jaewon. Jadi, setiap hari saat ia pulang sekolah, ia selalu mampir ke kafe dan membeli kopi Amerikano.
Perempuan tersebut saja bahkan sudah sangat hapal sekali dengan wajah Hobin dan pesanan Hobin. Hobin selalu terlena saat perempuan yang bekerja sebagai barista itu memberikan sebuah senyuman manis. Hobin paling suka saat melihatnya tersenyum sambil menyalipkan helaian rambut yang jatuh ke belakang telinga, Hobin suka sekali.
"Ah, selamat datang!"
Hobin kini sudah memasuki kafe, ia melihat pujaan hatinya tersebut menyapa Hobin yang baru saja masuk saat ia sedang membersihkan meja yang kotor.
"Oh anda lagi, silahkan duduk. Aku sudah hapal pesananmu, akan ku buatkan segera ya." ucap perempuan itu.
Sebenarnya bukan itu tujuan Hobin, Hobin datang bukan untuk membeli Amerikano lagi, justru ada yang mau Hobin katakan terus terang kepada perempuan tersebut. Menyatakan perasaannya yang sudah menggebu-gebu dengan pikirannya yang tak bisa terhindarkan lagi dari sosok perempuan barista itu.
"Tunggu- ah... Se-sebenarnya aku datang bukan untuk pesan Amerikano lagi, tapi aku mau..."
Hobin merasa gugup sekarang.
"Mau?" perempuan itu menunggu perkataan Hobin selanjutnya.
Hobin saat ini tidak bisa membuka suara sama sekali, karena ia benar-benar gugup untuk mengutarakan apa yang ingin ia katakan kepada perempuan itu. Hobin menarik napas dalam-dalam dan berkata apa adanya mengenai perasaannya.
"Aku suka padamu! Mari berkencan denganku, (Name)!"
(Full Name), nama perempuan tersebut adalah (Full Name) atau akrab disapa sebagai (Name).
(Name) mengedipkan kedua matanya dua kali saat ia sedang berhadapan dengan Hobin sembari memegang sebuah nampan yang berisi gelas-gelas plastik yang kotor. Menunggu waktu hingga beberapa saat kemudian, kafe yang saat ini sedang sepi menjadi sangat senyap sekali karena Hobin.
Hobin tak bisa berkata apa-apa lagi saat ia sudah mengutarakan semuanya kepada (Name). Hobin sangat malu memandang (Name) saat ini hingga kedua pipinya merona hebat.
"Ah maaf, aku hanya asal-"
"Boleh, mau hari apa? Ayo berkencan."
"Eh?"
☾
Brak!
"Ah sial! Lagi-lagi bicara ngawur dan hasilnya bakal jadi seperti ini! Padahal aku sudah positif thinking bakalan di tolak, sampai aku tidak memikirkan bagaimana jika ia menerima ajakan kencanku, bodoh!"
Hobin menggebrak meja belajarnya di kelas dengan perasaan yang sedang tidak karuan. Kejadian saat ia meminta pergi berkencan dengan (Name) 3 hari yang lalu masih terus terbayang betapa memalukannya dirinya saat itu. Hingga tibanya saat ini, malam pukul 7, ia akan pergi berkencan dengan barista cantik itu.
Plak!
"Heh sinting! Kau kenapa sih belakangan hari ini, aneh banget, sial!" umpat Kim Miru, teman perempuannya, sembari memukul belakang kepala Hobin.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝑹𝒐𝒔𝒆𝒔 || 𝐋𝐨𝐨𝐤𝐢𝐬𝐦.
Fanfiction❕DON'T LIKE, DON'T READ❕ R O S E S || Lookism Fanfiction (One-shoot) LOOKISM Character x Reader! Kumpulan Fanfiksi Webtoon Lookism. 'You are the Best thing i Never Planed' - anonim. 외모지상주의/LOOKISM © Park Tae-Joon Story; Cover © SX0N9EUN