『roses』
(Full Name) memiliki trauma masa lalu saat usianya menginjak 17 tahun. Saat itu adalah kenangan suram yang tak bisa hilang begitu saja dari ingatan seorang putri dari keluarga konglomerat yang memiliki sebuah perusahaan ternama di korea. Kenangan tersebut adalah sesuatu hal yang sangat fatal sehingga membuat perempuan yang akrab di sapa (Name) ini memiliki sebiah phobia akan kekerasan seksual, Agrafobia.
Iya, dulu saat (Name) duduk di bangku kelas 2 SMA, perempuan tersebut di culik hingga si penculik tega melakukan kekerasan seksual kepada (Name), namun hal itu untung saja bisa di cegah karena hadirnya 2 orang pemuda yang merupakan anak buah dari teman Ayahnya. (Name) sangat takut sekali saat itu, hingga ia menangis dan memeluk salah satu dari mereka. Mereka berdua berhasil membawa (Name) kembali pulang dengan selamat, namun tidak dengan keadaan psikis (Name) yang mengalami trauma berat.
Semenjak kejadian itu, kedua orangtua (Name) mulai menyekolahkan (Name) di rumah dengan semua guru pengajarnya adalah perempuan. Selain phobia terhadap kekerasan seksual, (Name) juga mengidap phobia terhadap laki-laki atau biasa di sebut, Androphobia. Tentu tidak semua laki-laki, ia hanya takut kepada laki-laki yang tidak ia kenal.
Hari-harinya yang suram yang dimana ia tidak bisa bercanda atau berbincang dengan laki-laki lagi, (Name) menghabiskan waktunya di rumah dengan fasilitas yang lengkap, mulai dari laptop, pc, dan alat hiburan lainnya. Oh iya, tentu saja ia juga sering mengajak teman-teman perempuan sekolahnya dulu ke rumah.
Namun berbeda saat ini, perempuan itu menghabisi waktunya seorang diri di dalam rumah besar. Harusnya sekarang ini kedua orangtua (Name) mengkuliahi (Name) di luar negeri, namun mengingat putri tunggalnya memiliki trauma yang sangat hebat, mereka berdua membiarkan (Name) terus diam di rumah selama 2 tahun. Mereka juga berpikir kalau (Name) tidak mungkin betah, pasti ada saat dimana ia sangat jenuh dengan keadaannya ini.
Tok! Tok! Tok!
"Nona (Name), ada yang datang berkunjung nih." ucap seorang pembantu rumah tangga yang bekerja di rumah (Name) dari balik pintu masuk kamar (Name).
"Siapa?" tanya (Name) dari dalam saat ia sedang melakukan kegiatan hariannya, menggambar sketsa.
"Orang ganteng dong, siapa lagi coba!"
Lagi-lagi ia mendengar suara itu, suara yang sangat familiar.
"Kak Jungoo ya? Kalau kak Jungoo yang datang harusnya jangan suruh boleh masuk."
"Jungoo tidak sendiri." suara lain muncul. Ya, suara itu.
"Kak Jonggun?"
Cklek!
"Tuh kan, tidak di kunci. Kalau begini aku bisa nerobos kapanpun aku mau, ha-ha!" ujar Jungoo yang membuka pintu besar itu.
Kini matanya melihat sosok (Name) yang sedang duduk di kasur sembari melakukan kegiatan dengan buku sketsa ukuran A3 miliknya.
"Ah, terima kasih bibi. Sekarang bibi boleh pergi." kata Jungoo yang membiarkan pembantu tersebut pergi dari depan kamar (Name).
Pemuda bersurai hitam dan pirang yang sama-sama menggunakan kacamata masuk ke dalam kamar (Name). Mereka adalah Park Jonggun, laki-laki bersurai hitam bertubuh besar yang menggunakan kacamata Hitam, lalu ada Kim Jungoo, laki-laki bersurai pirang dengan proporsi tubuh yang sama dengan Jonggun, namun menggunakan kacamata berlensa bening. (Name) sangat kenal dengan dua pemuda tersebut, karena kedua pemuda tersebut adalah sosok pahlawan bagi (Name) 2 tahun yang lalu saat penculikan itu terjadi.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝑹𝒐𝒔𝒆𝒔 || 𝐋𝐨𝐨𝐤𝐢𝐬𝐦.
Fanfiction❕DON'T LIKE, DON'T READ❕ R O S E S || Lookism Fanfiction (One-shoot) LOOKISM Character x Reader! Kumpulan Fanfiksi Webtoon Lookism. 'You are the Best thing i Never Planed' - anonim. 외모지상주의/LOOKISM © Park Tae-Joon Story; Cover © SX0N9EUN