ROSES || Seo Seong-eun ft. (Full Name)

6.6K 641 141
                                    

『roses』

Aroma kopi hitan terhirup nikmat saat laki-laki bernama Seo Seongeun tersebut menyesap kopi hitam di cangkir putih dengan perlahan. Sesaat setelah ia menyesap kopi hitam yang panas itu, ia kembali merileksasikan tubuhnya di kursi kafe ternama di daerah Gangnam.

Ia baru saja menyelesaikan pekerjaannya selama hampir seharian penuh ia bermain dengan dokumen-dokumen kantor yang setiap jam selalu datang di atas meja dan tertumpuk tidak beraturan. Sebenarnya ia masih mau melembur untuk menyelesaikan pekerjaan itu, namun ia masih sayang dengan kesahatan tubuhnya. Sebelum pulang dan kembali ke apartemen, ia pasti selalu mampir ke kafe langganannya.

Nuansa kafe yang menenangkan pikiran membuat Seongeun merasa kalau kafe ini adalah tempat dimana ia bisa membuang rasa lelahnya selama ia berada di kantor mengurusu beberapa pekerjaan yang menumpuk. Pemuda tersebut meraih iPad yang di letakkan di atas meja dan membuka beberapa pekerjaan-pekerjaan yang bisa ia kerjakan sekarang ini.

Tring!

Pintu kafe terbuka, saat ini di dalam kafe tersebut hanya ada Seongeun saja sebagai pengunjung, sisanya hanya 2 orang barista yang bekerja.

Seongeun sedikit mengintip dari celah kacamata dengan frame emas yang ia kenakan, ia melihat seorang perempuan masuk ke kafe dengan wajah yang sangat kacau. Wajah merah akibat menangis, bahkan hidungnya terlihat seperti hidung badut, namun Seongeun menganggap itu sangat menggemaskan. Parasnya bagi Seongeun tidak begitu buruk, diam-diam Seongeun curi-curi pandang memandang perempuan tersebut dari celah kacamata yang ia kenakan.

"Kak, aku pesan Amerikano dan Cheesecake." perempuan itu bersuara dengan nada suara yang sakit karena habis menangis.

Barista tersebut mengiyakan dan mencatat pesanannya. Walaupun sangat penasaran sebenarnya apa yang sedang terjadi dengan perempuan itu, Barista tersebut hanya menjalankan pekerjaannya dan membuatkan pesanan untuk perempuan tersebut.

Seongeun begitu tertarik dengan perempuan tersebut hingga akhirnya ia leluasa terus memandangnya yang saat ini sedang berjalan ke meja sebrang yang jaraknya cukup jauh dari tempat Seongeun berada. Ia menyandarkan tubuhnya dan mengelus-elus bibir bawahnya dengan ibu jari tangan kiri. Pandangannya benar-benar tidak bisa lepas dari perempuan itu.

Kemudian, perempuan tersebut merogoh sesuatu di tas kecil yang ia bawa. Ponsel, ya perempuan itu mengambil ponsel pintarnya di dalam tas kecil. Lalu beberapa saat kemudian ada sebuah panggilan masuk. Buru-buru perempuan tersebut mengusap kedua matanya dan berusaha menstabilkan napasnya agar tidak terdengar karena ia habis menangis.

"Ekhem! Ekhem!" ia mengetes suaranya.

Pip!

"Halo bu?"

Dari jauh Seongeun terus melihat perempuan tersebut yang ternyata sedang menelepon sang Ibunda.

"Iya ibu, (Name) baik-baik saja kok. (Name) baik-baik saja di Seoul ibu tidak usah khawatir."

(Name). Akhirnya Seongeun tahu kalau nama perempuan itu adalah (Name). Tapi, Seongeun sedikit curiga dengan ucapan perempuan yang menyebut dirinya sendiri sebagai (Name). Seperti menyembunyikan sebuah kebohongan.

"Iya ibu, (Name) disini makan dengan teratur kok, tenang saja. Lagi pula kan aku sudah dapat pekerjaan yang layak bu, ha-ha!"

"...."

"Hmm iya Ibu, tenang saja. Ibu jangan khawatirkan (Name). Kalau begitu sudah dulu ya, (Name) saat ini sedang lembur, banyak pekerjaan kantor."

Ia berdusta? Pikir Seongeun yang masih memantau perempuan tersebut.

𝑹𝒐𝒔𝒆𝒔 || 𝐋𝐨𝐨𝐤𝐢𝐬𝐦.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang