‘Hanya rindu kamu.’
°°°
Sepanjang perjalanan Lyra hanya diam, ia terus menatap keluar jendela. Dalam hati ia menyesal menerima ajakan Gavin yang mengantarkannya pulang. Namun, karena sudah telanjur Lyra hanya bisa diam. Sedangkan Gavin yang sibuk dengan kemudinya sesekali melirik Lyra. Memandangi wajah Lyra yang begitu ia rindukan selama setahun belakangan ini.
Sebuah ide pun muncul di kepala Gavin. Ia ingin mengenang kembali masa berdua dengan Lyra seperti dulu. Ia mengarahkan mobilnya menuju suatu tempat. Lyra yang sadar jika jalanan yang dilewati bukanlah menuju rumahnya, langsung menatap Gavin dengan sinis.
“Vin, ini bukan arah rumah gue!”
“Iya gue tau, kita akan ke suatu tempat, Ra.”
“Gak mau! Anterin gue pulang!” bantah Lyra dengan keras.
“Sebentar aja, Ra. Setelah itu gue anterin lo pulang.”
“Vin, gue ma—”
Tiba-tiba mobil berhenti. “Kita udah sampai, ayok turun, lo pasti juga rindu tempat ini, ‘kan?” ucap Gavin yang melepas sabuk pengamannya.
Lyra langsung mengedarkan pandangannya dari dalam mobil. Seketika ingatan yang berusaha ia lupakan selama ini kembali muncul. Tempat di mana ia sebenarnya telah menyakiti Farel.
“Ayo turun,” ajak Gavin yang mengejutkan Lyra dari lamunannya.
“Kenapa lo bawa gue ke sini lagi?”
“Gak apa, gue cuma kangen tempat ini,” sahut Gavin kemudian tersenyum dan keluar dari mobil.
Lyra bergeming mencerna perkataan Gavin. Kangen? Pikir Lyra bertanya-tanya. Akhirnya Lyra pun keluar menyusul Gavin.
Tempat yang mereka datangi adalah sebuah pantai di pinggiran Kota Balikpapan yang dekat dengan pelabuhan. Ada pulau kecil yang cukup memanjakan mata kala matahari terbenam. Lyra dan Gavin berjalan menuju berbatuan besar yang langsung menghadap ke laut.
Angin cukup kencang, membuat rambut cokelat alami Lyra beterbangan. Udara di sana cukup sejuk meski matahari terik. Aroma asin yang Lyra rindukan, karena sudah tak pernah menginjakkan kaki di tempat ini.
“Setahun kita gak ketemu, ternyata lo banyak berubah,” ucap Gavin yang menatap laut lepas.
Lyra tersenyum miris, banyak berubah? Ya, memang harus banyak berubah. Masa lalu biarlah masa lalu.
“Hanya perasaan lo aja,” kilah Lyra.
Gavin pun beralih menatap Lyra. Ia tahu, gadis yang berada di sampingnya kini masih menjalin hubungan dengan orang lain. Namun bagi Gavin itu tak akan menjadi halangan. Embusan napas pun terdengar.
“Ra, gue sayang sama lo, lo mau ‘kan balik lagi ke gue?” ucap Gavin tiba-tiba membuat Lyra menautkan kedua alisnya.
“Gak akan, Vin. Cukup saat itu gue ngelakuin kesalahan selingkuh di belakang Farel. Lo kayak gak ada perempuan lain aja,” balas Lyra tak percaya bercampur kesal.
Gavin pun tertawa hambar mendengar kalimat yang diucapkan Lyra. “Emang gak ada, Ra. Setahun pisah sama lo tetep gue gak bisa move on. Lo juga ‘kan? Sebenarnya lo begitu menikmati perselingkuhan itu,” jelas Gavin diiringi tawa sinisnya.
Dalam hati Lyra cukup geram, tetapi apa yang dikatakan Gavin memang tidak salah. Sebisa mungkin Lyra tetap tenang, mengedarkan pandangannya ke laut lepas, menghirup bau asin yang begitu menusuk.
“Lo diem gak bisa jawab, emang tebakan gue bener, ‘kan?” ucap Gavin lagi.
“Iya, lo emang bener, gak salah.”
Lyra pun duduk di salah satu batu besar, ia cukup lelah berdiri. Gavin pun menyusul duduk di sampingnya. Embusan napas pun sama-sama terdengar.
“Jadi sampai sekarang Farel gak pernah tau ‘kan kalo lo pernah selingkuh dari dia?”
Tebakan Gavin tepat sasaran. Membuat Lyra kehabisan kata-kata untuk membalas. Ya, itulah kelemahan dari Lyra, ia sangat takut jika Farel mengetahuinya.
“Kalau gue bilang ke dia, kira-kira apa tanggapannya?” ucap Gavin terdengar bagai ancaman bagi Lyra.
“Lo gak usah macem-macem, ya!”
Tiba-tiba Gavin memeluk Lyra, sedangkan yang peluk sempat tersentak dan mendorong tubuh yang cukup berat mendekapnya. Namun kekuatannya kalah besar, akhirnya Lyra hanya mendongak menatap langit. Sesekali terpejam tanpa membalas pelukan dari Gavin.
“Sebentar aja, Ra. Rara-ku ...,” ucap Gavin melembut.
Lyra menarik napas dalam. Entah mengapa, ia merindukan pelukan hangat tetapi menyakitkan ini. Maaf, Rel, batin Lyra.
🍃🍃🍃
Farel baru saja menyelesaikan rapat OSIS-nya. Ia memang sudah kelas 3 SMA. Namun masih ada tanggung jawab mengarahkan murid yang baru saja bergabung. Terlebih pria bertubuh tinggi itu mantan Ketua OSIS. Farel memang sosok murid teladan. Prestasinya bisa di acungi jempol. Namun di balik itu semua, tidak ada yang tahu bagaimana kehidupan pribadinya. Bahkan Lyra sekali pun.
Selama menjalin hubungan dengan Lyra, memang tak pernah ada pembahasan soal keluarga masing-masing. Lyra hanya tahu jika orang tua Farel memang sibuk bekerja. Karena memang Lyra sendiri tak pernah menanyakan hal apa pun.
“Baiklah, rapatnya cukup sampai sini. Terima kasih atas waktunya.”
Mereka semua yang berada di ruangan persegi yang cukup luas itu, masing-masing membereskan barang. Farel pun merogoh saku celananya mengambil benda tipis persegi panjang. Mengetikkan sesuatu yang akan ia kirim pada Lyra. Senyuman pun terbit dari bibir tebalnya.
“Masih bertahan aja lo sama Lyra,” ucap teman Gavin bernama Reno.
Farel pun memasukkan kembali ponselnya dan merapikan barang-barangnya. Hanya membalas ucapan temannya itu dengan senyuman.
“Rel, gue harap lo gak nyesel pilih Lyra. Lo terlalu percaya sama dia, Bro!” ucap yang satunya lagi bernama Dafa.
“Di sekolah ini masih ada yang lebih baik dan cantik dari Lyra,” sambungnya lagi.
“Urusan penyesalan itu urusan gue sama hati gue,” jawab Farel sedikit tak suka dengan ucapan temannya. Baginya, Lyra cukup sempurna.
“Kita temen hanya saling mengingatkan aja, gak mau kalau lo malah nyesel nanti.”
“Makasih, tapi bagi gue tetep Lyra.”
Teman-teman Farel hanya menggeleng. Mereka pernah tahu melalui desas-desus yang entah dari mana kalau Lyra pernah selingkuh di belakang Farel. Sebab itulah mereka selalu mengingatkan Farel. Namun, Farel tetap percaya dengan Lyra.
Belum lagi gosip yang mengatakan Lyra sering ikut balapan liar bersama laki-laki lain. Memang gosip itu begitu ramai saat mereka masih hangat-hangatnya menjadi pusat perhatian sekolah.
Bagaimana pun kamu, tetap yang terbaik bua aku, Lyra, batin Farel kemudian keluar dari ruang OSIS bersama teman-temannya.
🦋🦋🦋
Salam manis
Mey :*
ODOC Challange Batch 3 Day 3
Balikpapan, 27 Juni 2020
KAMU SEDANG MEMBACA
Permainan Takdir ✔
Romance[COMPLETED] [OTW REVISI] 'Cinta 'tak pernah salah, keegoisanlah yang membuat cinta itu menjadi salah.' CERITA INI AKAN DIIKUTSERTAKAN DALAM EVENT ONE DAY ONE CHAPTER CHALLANGE BATCH 3 START 25 JUNI - FINISH 25 JULI 2020