Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
(Namakamu) datang ke rumah sakit pagi - pagi sekali. Setelah semalam berdebat dengan Iqbaal, (Namakamu) memutuskan mengalah dan menuruti Iqbaal untuk pulang dan kembali lagi ke rumah sakit paginya.
Dia membawakan baju ganti untuk Iqbaal dan juga sarapan agar Iqbaal tidak perlu pulang dan bisa langsung ke kantornya untuk menghemat waktu.
"Ini baju ganti sama sarapan buat kamu." (Namakamu) mengulurkan paper bag dan lunch bag pada Iqbaal.
Iqbaal menerimanya. "Makasih." Setelah mengatakannya dia berlalu ke kamar mandi setelah meletakan lunch bag di atas meja yang ada di ruangan itu.
(Namakamu) duduk di kursi samping bangsal. Matanya menatap Oryz yang masih tertidur dengan infus di tangan kanannya. Dia juga menggunakan masker oksigen untuk membantunya bernapas.
Dokter bilang jika hari ini keadaan Oryz membaik, mereka bisa membawanya pulang. Dan semoga hari ini Oryz bisa pulang. Dia tidak tega melihat keadaan Oryz seperti ini.
(Namakamu) tidak memperdulikan Iqbaal. Dia hanya fokus pada memandang Oryz. Hingga Iqbaal pamit berangkatpun dia hanya mengangguk tanpa menoleh sedikitpun pada Iqbaal.
Mata Oryz terbuka secara perlahan. Membuat (Namakamu) langsung berdiri dengan perasaan panik. "Oryz. Ada yang sakit?"
Oryz menggeleng. "Oryz gak sekolah ya?" Tanyanya lirih.
"Hari ini Oryz izin dulu. Kan masih sakit." Jawab (Namakamu) mengusap kepala Oryz.
Oryz melepas masker oksigennya. Dia tentu merasa risih memakainya.
"Kenapa di lepas?" Tanya (Namakamu) penuh kekhawatiran saat melihat Oryz melepas masker oksigennya.
"Gak enak." Sahutnya.
"Selamat pagi." Sapa seorang dokter yang masuk dengan seorang perawat. Saatnya pemeriksaan untuk melihat keadaan Oryz.
"Pagi, dok."
"Oryza Sativa. Nama ilmiah padi. Udah enakan napasnya?" Tanya dokter perempuan itu dengan ramah yang dibalas anggukan oleh Oryz.
Dokter itu mulai memeriksa Oryz dengan stetoskop juga memeriksa suhu tubuh Oryz dengan termometer. "Panasnya udah turun. Jadi infusnya bisa dilepas. Sebentar ya, Oryz. Gak sakit kok." Diraihnya tangan kanan Oryz dan mulai melepas infus itu dengan perlahan dan hati - hati.
(Namakamu) memeluk Oryz agar Oryz tidak perlu merasa takut. Padahal Oryz sama sekali tidak takut ketika jarum inpus mulai di lepas dari tangannya.
"Pintarnya. Sebentar lagi sarapannya datang. Nanti dihabisin ya." Pesannya mengusap bekas jarum inpus dengan gumpalan kapas yang sudah diberi alkohol.
"Gimana dok?" Tanya (Namakamu) menanyakan perkembangan keadaan Oryz.
"Gak ada yang perlu di khawatirkan. Keadaan anak Ibu sudah membaik. Nanti siang sudah boleh pulang." Jawab dokter dengan senyuman ramahnya.