Waktu masih dini hari ketika Iqbaal dan keluarga kecilnya tiba di bandara. Dia membawa dua koper besar dengan bantuan troli yang sudah disediakan oleh pihak bandara. Oryz tampak semangat berjalan mendahului meski udara pagi ini masih terasa dingin. Sedangkan (Namakamu) berjalan di mensejajari Iqbaal. Matanya tidak lepas mengawasi Oryz. Takut Oryz menghilang di tengah keramaian bandara.
Setelah perundingan panjang memilih disneyland mana yang akan mereka kunjungi, mereka akhirnya memutuskan untuk pergi ke disneyland California.Awalnya (Namakamu) memilih Tokyo karena lebih luas dari Hong Kong. Tapi Iqbaal ngotot memilih California. Alasannya karena disneyland California adalah disneyland pertama di dunia, dan juga mereka tidak akan ada keterbatasan bahasa.
Iqbaal berhenti melangkah ketika mendengar ponselnya berbunyi. (Namakamu) sempat ikut berhenti kenudian dia mengejar Oryz.
Panggilan itu dari Juna. Iqbaal mengernyit bingung. Untuk apa teman sekaligus orang kepercayaannya di perusahaan menghubunginya pagi - pagi buta begini. Iqbaal akan menimpuk kepala Juna jika sampai dia menelepon hanya karena hal yang tidak penting.
"Hallo Jun. Kenapa?" Tanya Iqbaal langsung ke intinya. Dia tidak ingin berbasa - basi. Dia harus segera check in.
'Lo udah take off?'
"Belum."
'Mending sekarang lo ke kantor. Gue udah pusing ya. Sumpah. Masalahnya belum selesai. Dan sekarang gue masih di kantor mikirin masalah ini sendirian.'
"Bukannya masalah penggelapan dana udah selesai kemarin?"
'Laporan keuangan kemarin tuh palsu. Total penggelapan dananya lebih besar lagi bahkan enam kali lipat.'
Mata Iqbaal memejam, sebelah tangannya mengusap rambutnya dengan gusar. Angka enam kali lipat yang di maksud Juna bisa mencakup hampir sstengah dari harta perusahaan.
Dia berdecak bimbang. Ada yang lebih penting dari sekedar liburan. Tapi jika dia tidak ikut, itu jelas akan membuat Oryz kecewa.
"Ada apa?" Tanya (Namakamu) setelah tiba di hadapannya bersama Oryz.
"Aku kayaknya nyusul aja. Kalian dualuan gak papa kan?" Putus Iqbaal. "Masalah kemarin ternyata belum selesai. Kayaknya aku harus bawa masalah ini ke jalur hukum. SP aja gak cukup." Jelas Iqbaal.
"Oh yaudah. Aku bisa kok jagain Oryz. Kamu tenang aja."
"Yakin nih gak papa?" Tanyanya memastikan.
"Iya. Nanti kalau udah selesai, nyusul aja."
Iqbaal berjongkok untuk mensejajari tubuh Oryz. "Oryz, maaf ya daddy gak bisa berangkat bareng Oryz. Ada urusan yang harus daddy selesain. Nanti kalau urusan daddy selesai, daddy janji bakal langsung susul Oryz." Ucap Iqbaal kepada Oryz.
"Daddy janji ya." Oryz mengulurkan jari kelingkingnya. Wajahnya cemberut mendengar daddy nya tidak ikut bersamanya.
Iqbaal tersenyum kemudian menautkan jari kelingkingnya pada jari mungil Oryz. "Iya." Katanya kemudian mengecup kedua pipi dan kening Oryz sebelum berdiri.
"Aku balik dulu. Hati - hati." Iqbaal mengecup kening (Namakamu) sekilas sebelum berbalik pergi.
"Bye Daddy. See you soon." Teriak Oryz pada Daddynya.
Iqbaal berbalik untuk membalas Oryz. "Bye bye Oryz. Have fun ya."
(Namakamu) menoleh pada Oryz yang masih menatap kepergian Daddynya dengan binar kecewa yang terpancar jelas di matanya. "Sedih ya?"
![](https://img.wattpad.com/cover/229233443-288-k101149.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Home - IDR
FanficPernikahan itu hanya pernikahan bisnis. Meski keduanya tinggal di atap yang sama, mereka tak ubahnya hanya dua orang asing. 140620