PF•26

12.6K 669 252
                                    

-Possesive Farrel-


Farrel berjalan menuju kelasnya, kedua tangan yang bertengger disaku celana, tatapan tajam ciri khas seorang Farrel menemani langkahnya. Koridor sepi menjadi bukti bahwa  cowok jakun itu tengah terlambat.

Farrel masuk kedalam kelas, berjalan santai ke bangkunya sebelum duduk dengan kaki yang diangkat ke atas meja.

"Farrel turunin kaki kamu!" Pak Edi berkacak pinggang, menatap salah satu muridnya yang terkenal seenaknya disekolah.

"Ck, kalo saya turunin kaki saya emang hubungannya sama otak saya apa? Toh saya berpikir pake otak bukan kaki" bantah Farrel.

"Kamu ini tidak ada sopan santunnya. Attitude kamu nol emang, seharusnya kamu udah dikeluarin dari sekolah!"

"TINGGAL KELUARIN PAK RIBET AMAT PERASAAN DARI DULU" Gavian menatap Pak Edi dengan mengejek.

"Gavian diam kamu!" Pak Edi melotot pada Gavian.

"Idih anying dasar pilih kasih padahal bapak Farrel bapak gue juga" gumam Gavian.

-o0o-

Bel istirahat telah berbunyi sejak 5 menit yang lalu, Farrel berdiri dipintu kantin dengan Gavian yang berada disampingnya. Aura pekat akan kepemimpinan menguar membuat kantin yang semula ribut diam begitu saja.

He's Farrel Aldebaran.

Mengusiknya sama dengan mengantar nyawa, apapun yang tidak disukai Farrel akan lenyap.

"Rel noh bini lu asik banget kayaknya sama tuh bocah" Gavian menunjuk Echa dengan dagunya.

Farrel menatap ke arah yang ditunjuk Gavian, berjalan ke arah meja Echa dengan santai.

"Bisa gabung" bukan, itu bukan pertanyaan tapi pernyataan.

"E-eh silahkan Kak" senyum canggung menghiasi bibir Tasya

Farrel duduk disamping Echa, menatap ke arah Galang si ketua osis yang banyak digemari kaum hawa karena terkenal akan kepintaran dan wajahnya yang manis.

Lidah cowok itu bermain dirongga mulutnya, retina cokelat terangnya menghitam, memendam kemarahan.

"K-kak Farrel anu i-itu Kak Galang tadi nawarin Echa jadi Osis. Boleh kan?" Echa menatap ke arah Farrel dengan was-was.

Farrel mengangguk, mengambil Es Teh milik Echa sebelum menyeruputnya "Boleh, tapi lidah dia gue potong dulu gimana?"

"Ihh kak Farrel jangan bercanda deh" ucap Echa.

Farrel mengangkat alisnya, tersenyum miring.

Gavian memutar sedotan yang bertengger digelas, entah sejak kapan minuman milik Tasya telah berpindah ke tangan cowok itu "Maaf aja Cha, mending lo jangan mancing si Parel apa yang Farrel ucapin bisa jadi kenyataan kayak sulap, pernah nonton kan? Nah ntar tiba-tiba lidah si Galang ilang noh" Gavian terkekeh.

"Gue masih disini" Galang buka suara setelah sedari tadi menyimak pembahasan tentang lidahnya.

"Kirain lo udah gak bisa bicara bro" Gavian terkekeh, menyeruput minuman Tasya.

"Kak Gav itu kan minuman aku" Tasya menunjuk minuman yang tengah diseruput oleh Gavian.

"Yah maaf Sya, udah ciuman deh kita" Gavian memasang tampang bersalahnya. Tasya menunduk, menahan malu, dia bukan Echa yang tidak mengerti maksud dari ucapan Gavian.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 18, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Possessive Farrel [𝙤𝙣 𝙜𝙤𝙞𝙣𝙜]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang