-Possesive Farrel-
Setelah berhasil mengusir Arkan yang ngotot untuk ikut andil dalam pembicaraan seriusnya dengan Echa, Gavian menjilat bibirnya yang terasa kering "Gue pengen bicara serius sama lo, ini tentang Farrel"Echa mengernyitkan dahinya "Emang kak Farrel kenapa?"
Gavian sedikit membukuk dengan menumpuhkan siku pada pahanya, menyatukan jari-jarinya, menatap Echa dengan pandangan serius "Gini Cha, gue tau lo bakal tertekan kalau kayak gitu terus sama Farrel, tapi Farrel orangnya baik percaya sama gue. Lo cuma perlu nguasain hatinya dan semua bakal berubah. Sakit atau tekanan yang mungkin akan lo rasain bakal berubah jadi kasih sayang. Just trust me"
Echa menghela nafas "Echa sendiri bingung kak. Kadang Echa ngerasa nyaman sama kak Farrel tapi kadang juga Echa ngerasa gak aman"
Gavian tersenyum "Farrel cuma berusaha pertahanin lo. Meski gue tahu caranya salah sih. Tiap cowok nunjukin rasa cintanya dengan cara yang berbeda"
"Tapi kalau caranya bisa nyakitin ceweknya apa itu masih bisa dibilang cinta? Bukannya cuma obsesi kak?" tanya Echa.
"Mungkin lo benar itu cuma obsesi, tapi Farrel gak pernah se suka itu sama cewek. Dapetin hatinya walaupun susah, gue jamin saat lo dapetin hatinya dia cowok yang akan buat lo ngerasa jadi orang paling spesial didunia ini setelah bokap lo" Gavian berdiri, merapikan jaketnya.
"Apa jaminannya?" tanya Echa setelah berdiri dari duduknya.
"Potong lidah gue."
-o0o-
Farrel duduk dengan malas, bau obat-obatan yang pekat menusuk indera penciumannya.
"Dari hasil pemeriksaan saya penyakit kamu makin parah" Dokter dengan jas putih yang melekat pada tubuhnya itu menghembuskan nafas.
"Kamu bisa coba berbaikan dengan ayah kamu Itu bisa saja dapat menyembuhkan penyakit kamu ini"
Farrel menatap dokter didepannya, smirk dibibir ranumnya tercetak jelas "Lo siapa nyuruh-nyuruh gue?"
Dokter itu menghela nafas "Saya hanya menyarankan"
Dokter dengan nametag Andre itu membuka lacinya, mengeluarkan obat-obatan yang telah disiapkan khusus untuk cowok jakun didepannya sebelum menyodorkan itu kepada Farrel "Saya hanya bisa memberikan kamu obat tapi tidak memungkinkan untuk menyembuhkan. Kesembuhan kamu adalah dari diri kamu sendiri dan lingkungan kamu. Saya sudah membicarakan ini dengan Mama kamu"
"Cerewet banget dah, gue cabut" Farrel menyambar obat di atas meja, berdiri lalu pergi dari sana. Berlama-lama diruangan itu hanya akan membuatnya semakin gila mendengar ceramah dokter yang banyak bacot.
Farrel berjalan dikoridor rumah sakit dengan pandangan yang fokus pada ponsel ditangannya.
Brukk
Farrel mengalihkan pandangannya ketika merasa menubruk seseorang, cowok itu menatap datar wanita didepannya.
"Nak kalau jalan jangan main ponsel, matanya dipake dong nubruk orang kan jadinya" wanita yang berkisaran 40an itu meringis.
Farrel mengangkat alisnya "Saya jalan sambil main ponsel otomatis gak bisa lihat didepan ada apa. Kenapa bukan ibu aja yang menghindar? Kan mata ibu gak sibuk kayak mata saya. Kenapa nyalahin saya."
"Anak muda jaman sekarang emang gak ada hormat-hormatnya sama yang lebih tua" ibu-ibu itu mendengus sebelum berjalan meninggalkan Farrel.
Farrel mengangkat bahunya sebelum melanjutkan kembali langkah kakinya.
-o0o-
"KAK ARKAN ITU PUNYA ECHAAAA DASAR RAKUUSS" teriak Echa, gadis yang memiliki tubuh mungil itu memanyumkan bibirnya dengan mata yang mulai berkaca-kaca.
"Minta dikit sayang, pelit banget 2 biji doang" Arkan memakan yupi yang baru dibawakan oleh ayah Echa. Sesuai pesanan anak gadisnya.
"Arkan jangan jahilin adik kamu!" peringat william -ayah Echa- menatap Arkan dengan tajam.
"Mampus dimarahin Papa wleee" Echa memeletkan lidahnya sebelum terkikik, merasa puas.
"Iya deh yang anak kesayangan. Gue yang anak pungut diam aja dah" Arkan menatap Echa dengan sinis.
"Uluu uluuu kasian banget abang Echa" Echa mencubit pipi arkan, menggoyangkannya lalu tertawa puas.
"Makin jatuh dah gue" ucap arkan
William menatap Arkan kemudian menghela nafas.
Arkan menatap William "Papa kenapa liatin aku kayak gitu?"
"Enggak, besok pulang sekolah datang ke kantor Papa. Kamu akan mulai belajar soal perusahaan Papa sekalian ada yang ingin Papa bicarain"
"Siap komandan" Gavian mengangkat tangannya hormat, kemudian terkikik geli.
"I'm home" Farrel berjalan dengan santai masuk kedalam, ketika matanya menangkap william lantas saja cowok itu berjalan ke arah william dengan senyum tipisnya.
"Sore Yah" Farrel menyalami tangan william sebelum duduk disamping Echa dan merangkul pundak gadis itu.
Willian mengangkat alisnya "Udah official?"
Farrel tersenyum "Tentu Yah"
William membalas senyum Farrel, menatap Echa dengan geli "Ayah dukung kamu"
Farrel terkekeh "Tentu saja harus"
"Pa apa-apaan sih Echa masih kecil gitu" Gavian menatap sinis ke arah Farrel.
"Papa tau yang terbaik buat putri kesayangan Papa. Kamu diam aja"
"See? I win" Farrel terkekeh, merasa puas.
T.B.C
Huwaaa makasih banget udah nyempetin waktu yang berharga kalian buat baca story saya yang ngaur hehe.
Jangan lupa tinggalin jejak ya, ajak juga teman kalian nongkrong bareng disini
Ai lop u 3000 jangan lupa kembalian 1500 nya -,
KAMU SEDANG MEMBACA
Possessive Farrel [𝙤𝙣 𝙜𝙤𝙞𝙣𝙜]
Teen Fiction#1 kecewa [1 juli 2020] #1 echa [1 juli 2020] Dia Farrel Aldebaran, siapa yang tak mengenal dirinya? Wajahnya terpahat sempurna, materi yang melimpah, sifat dingin yang kental. Melekat pada diri cowok itu yang membuatnya digilai kaum hawa. Hanya ora...