Bagian 62

7.4K 937 644
                                    

👆👆👆👆Sebelum baca, denger lagu di atas dulu yukk. Siapa tau dapet pencerahan gimana isi part ini 😘

Tak pernah ku menyangka
Kau lumpuhkan cintaku
Hingga kini kurasa
Sejati cinta tak ada

Semudah yg kau kira
Tuk lupakan semua
Luka terasa hatiku
Mengingat yg tlah lalu

Memang cinta tak selalu miliki
Tapi tak harus berakhir seperti ini

Kau tinggalkan aku di saat
Ku merasa tlah temukan
Belahan jiwaku

Selamat tinggal bila kau ingin pergi
Tak mungkin lagi ku memaksa mu di sini~~~

Eh, santai santai. Cuma lirik lagu kokk:v

Selamat membaca😉

♥♥♥

"Satu bulan. Masa lo jadi pacar Ansel udah habis." Kayana memeluk lengan Ansel dengan erat. Tatapannya memandang rendah seorang adik kelas di depan mereka.

Sedangkan cowok pemilik nama Ansel Arkana itu malah sibuk bermain game di ponsel, tanpa menunjukkan ekspresi terganggu sama sekali. Membuat kerutan samar menghiasi dahi Greta. Ia tadi berangkat sekolah menggunakan bus karena Ansel tak kunjung menjemput, dan malah mendapati cowok itu sudah di sekolah, bersama cewek lain pula. Greta merasa dikhianati, tepat satu bulan lamanya hubungan mereka. Perlahan, ia dapat merasakan matanya yang memanas.

"Kak Ansel ngapain sih mau mau aja dipeluk cewek kayak dia?!" pekik Greta kesal sembari menjauhkan tangan Kayana dari Ansel, namun tak membuahkan hasil. Diamnya Ansel semakin membuat Greta geram.

"Kak Ansel!"

Ansel masih fokus pada ponselnya. Tangan menyebalkan Kayana naik mengacak pelan rambut Ansel.

"Kak Ansel!"

Kayana tersenyum miring dengan tangan yang terus memainkan rambut halus cowok di sampingnya. "Mending lo pergi aja deh, ganggu tau ga?"

"Sa-yang?" Dengan penuh keputusasaan dan keberanian yang mendadak hilang Greta mencoba memanggil Ansel 'sayang'. Tangan Ansel sempat berhenti menari di atas layar, memberi secercah harapan. Namun, seketika tubuh Greta kehilangan kekuatan, ia mundur selangkah dengan air mata yang merobek pertahanannya. Ansel Arkana masih mengabaikannya dan melanjutkan bermain game.

"Ansel. Arkana!" panggil Greta penuh penekanan. Beberapa pasang mata mulai terasa mengintimidasi. Rahangnya mengetat, kepalan tangannya kuat hingga kuku tajam Greta seolah menyayat telapak tangannya sendiri.

Barulah Ansel menaikkan pandangan, menatap Greta santai. Seolah ia tidak sedang melakukan kesalahan. "Oh, lo Gre? Ada apa?"

Apa?! Cowok itu bersikap seolah sejak tadi Greta tidak terlihat? Dia juga tidak mengusir Kayana yang masih setia duduk di sisi cowok itu sembari memeluk mesra lengannya? Dan--Lo? Apa Ansel gila? Kenapa tiba-tiba dia memanggil Greta seperti itu? Padahal baru semalam cowok itu membuat Greta seolah melayang ke udara.

Greta masih dalam posisi terkejutnya. Mata cantik itu melebar sempurna, napasnya tersendat-sendat.

"Oh iya." Ansel bangkit dari duduknya, membuat Greta kembali menatap ke arahnya. "Nanti malam ada acara di rumah gue, lo datang. Gue jemput."

Greta tidak membalas. Demi apapun, wajah Ansel terlihat sangat menyebalkan! Dia tidak lagi menolak Kayana yang terus bergelayut bahkan sampai mereka tak lagi tersentuh netra Greta.

Bukan Hansel & GretelTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang