AIR MATA DI CADARKU#12

830 32 6
                                    

Anak kecil yang mulanya semangat saat turun dari mobil, setelah melewati pintu pagar dia berhenti dihadapan ku.

Begitu pun aku yang terkejut akan kedatangan mereka, Kak Dian memanglingkan wajahnya dariku, dihadapan Deby mustahil aku membahas masalah ini, dia hanya anak kecil yang tidak tau apa-apa.

"Bunda, katanya ini rumah Abah. Tapi kenapa ada tante bercadar yang tadi pagi?" tanya nya sembari menarik-narik baju Kak Dian.

Ku lihat Kak Dian hanya diam saja tanpa menjawab pertanyaan Deby. Aku bergerak menghampiri Deby untuk mendekati nya.

"Hay Deby, alhamdulilah kamu sudah sembuh. Oh iya ini rumah tante," ucapku.

"Kok rumah tante? Tapi kata Bunda ini rumah Abah," tanya nya bingung.

"Hm, Tante tidak bisa menjawab. Biar nanti Bunda atau Abahmu saja yang menjelaskan nya ya sayang," jelasku lagi.

Mungkin mas Husein mendengar percakapan kami, dia datang keluar untuk melihat. Deby langsung berlari menghampiri mas Husein, dia meneriakan Abah yang begitu dia sayangi.

Melihat kedekatan mereka, mungkin saja mas Husein setiap hari menemuinya sehingga mereka bisa selengket itu. Begitu menyakitkan melihat pemandangan ini, aku memang belum bisa memberikan dia keturunan, tapi bukan berarti dia harus seperti ini kepadaku.

Aku hendak berlalu pergi masuk kerumah, aku tak ingin menambah sakit hati lagi, jika berdebat itu tak pantas dihadapan Deby yang masih kecil.

"Humairah mau kemana?" tanya nya menghentikan langkahku.

Aku berbalik melihat mas Husein yang sedang dipeluk Deby.

"Umi ingin masuk kedalam!" jawabku singkat.

Tuhan kenapa ini berat untukku terima? Dengan mudahnya dongeng yang ku bangun hancur begitu saja! Kepedulian nya terhadap orang lain membuat rasa sakit hatiku semakin dalam, seandainya jika tidak ketahuan mungkin aku akan baik-baik saja, tapi aku akan terus-menerus dibohongi. Kau menunjukkan kepadaku, apa yang selalu menjadi pertanyaan dalam diriku? Kau memberikan jawaban dengan cara yang seperti ini.

Tak bisa ku tahan tangisku, apakah mereka akan semakin lancang untuk bertemu dihadapan ku?

AIR MATA DI CADARKU Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang