"Kenapa Abi terdiam?" tanyaku lagi.
Mas Husein meletakkan makanan nya kembali kedalam plastik, lalu menatap kearah ku, aku tak pernah memanglingkan pandangan ku.
"Abi rasa, Umi memiliki banyak kecurigaan pada Abi. Sejak kapan Mi? Bukan sudah Abi bilang, jika ada sesuatu hal yang mengganjal dihati Umi, silahkan tanyakan langsung pada Abi," jelasnya lembut menatapku.
"Iya Abi dan sekarang bukankah Umi sedang bertanya pada Abi," ucapku.
"Maaf Abi berbohong, sebenarnya telur gulung itu untuk anak atasan Abi. Abi tidak cerita karena takut Umi sedih, karena Abi tidak membelikan nya untuk Umi."
"Lantas, kenapa harus Abi yang membelinya?"
"Umikan tau dia boss Abi, jadi karena sekalian lewat Abi menurut saja apa yang dia perintah!" jelasnya.
Penjelasan itu sedikit membuatku bingung dan merasa tidak masuk akal.
"Jadi Abi dekat dengan anak atasan Abi?"
"Tidak, Abi tidak pernah bertemu, karena atasan Abi akan menunggu untuk mengambilnya didepan rumah."
"Umi ingin tau, seperti apa atasan Abi. Bahkan dia menyuruh bawahanya untuk membeli makanan kesukaan anaknya."
"Umi, bukankah membantu orang itu sebuah kebaikan, tidak ada masalah dengan itu sayang. Umi jangan pernah berfikir yang aneh-aneh, apa Umi tidak percaya Abi?"
Bukan aku tak percaya, aku tau membantu orang lain itu kebaikan, tapi entah kenapa rasanya sangat tidak nyaman. Seolah semua penjelasan dari mas Husein itu suatu kebohongan. Tapi aku malas untuk bertanya lagi, aku ingin menghindari perdebatan, nanti aku takut kehilangan kesadaran dan meninggikan suara pada Suamiku, hal yang sangat tidak baik untuk dilakukan.
Aku mengalah saja, aku percaya Allah SWT selalu bersamaku, jika memang itu bohong suatu saat pasti akan terbongkar dengan sendirinya.
"Maaf Bi mungkin Umi membuat Abi marah, Umi akan selalu percaya pada Abi!"
"Terimakasih sayang."
***
Kami telah berwudhu sebelum tidur, kini mas Husein telah berbaring dikasur, lalu menyuruhku untuk baring berbantal di atas lengannya.
"Terimakasih sayang untuk segalanya hari ini," ucap mas Husein.
"Sama-sama Bi dan maaf ya Bi jika Umi punya kesalahan hari ini!" sahutku.
"Iya sayang Abi juga."
Kamipun terlelap dalam tidur.
***
"Bi, Umi izin keluar ya hari ini untuk pergi sama Amira dan Rahina. Ada anak yang sakit kMi ingin menjenguk nya," jelasku pada Mas Husein yang hendak berangkat bekerja.
"Membesuk dimana sayang?" tanya nya.
"Di Rumah Sakit, Bi."
"Iya sayang Abi izinkan, kalian bertiga memang sahabat terbaik, tidak hanya untuk urusan dunia tapi juga akhirat, semoga kalian sahabat sesurga!"
"Aamiin ya Allah."
Mas Husein pun berangkat keluar, aku tinggal menyiapkan beberapa barang untuk dibawa, Alhamdulillah pekerjaan rumah sudah beres, ditambah aku dibantu mas Husein jadi bisa lebih cepat selesai.
KAMU SEDANG MEMBACA
AIR MATA DI CADARKU
Genel KurguBertemu lalu berjodoh, tidak! Ini kisah dua insan yang berjodoh lalu bertemu. Dunia pernikahan yang disebut bahtera rumah tangga, terkadang tak selurus yang dibayangkan, ada pula lika-liku yang harus dijalani. Lama bersama, sang istri baru tahu si s...