AIR MATA DI CADARKU 6

910 36 0
                                    

Diperjalanan, aku melingkarkan kedua tangan dipinggang mas Husein, menyandarkan kepalaku dipundaknya, kami memang sengaja mengendarai motor untuk menikmati suasana malam yang dingin.

Semoga segala prasangka ku, segala hal yang buruk menjauh dari keluargaku. Aku ingin tetap seperti ini selamanya.

"Humairah, apa kamu kedinginan?" tanya mas Husein sedikit teriak, karena suara dijalan sangat ribut.

"Tidak Abi, aku baik-baik saja," jawabku.

Saat hendak melewati persimpangan, aku teringat dengan telur gulung favoritku, jadi aku mengajak mas Husein untuk singgah sebentar membelinya.

Karena rasanya yang enak, jadi antriannya cukup rame, kami menunggu dibarisan kelima. Ini sudah menjadi tempat langganan ku, jadi aku sudah cukup mengenal penjual nya.

Mas Husein tengah mengangkat telepon, lagi-lagi dari atasannya, jadi dia menyepi sebentar. Saat itu giliran ku, biasanya tanpa aku pesan, Abang penjual sudah tau apa yang aku suka,

"Seperti biasa atau isi keju Mbak?" tanya nya.

"Tumben nanya, biasanya langsung bikinin Bang," ujarku.

"Nggak, soal Masnya setiap soreh pesenin yang isi keju, nanti takut salah bikin!" jelas penjual.

"Mas, maksudnya suami saya ya Bang, mas Husein?" tanyaku lagi karena sedikit ragu.

"Iya terus siapa lagi Mbak," jawabnya meyakinkan.

Deg!!

Seketika hatiku menjadi gundah, sejak kapan mas Husein membelikan ku telur gulung isi keju? Bahkan aku tak pernah menerima nya. Jika itu untuk mas Husein, tapi dia tidak suka keju.

"Mbak, kok malah bengong, banyak yang nungguin loh!" tegur mas penjual sembari tertawa.

"Eh maaf Mas, yaudah aku pesen yang isi keju ya!" jawabku.

Hari ini aku membeli rasa yang berbeda, biasanya aku suka isi sosis tapi tidak untuk hari ini. Meski aku kurang memyukai keju, aku ingin tau respon mas Husein.

"Mas, kamu membelinya setiap soreh, itu untuk siapa? Bahkan aku  tidak pernah menerima nya. Aku tau kamu nggak suka keju jadi itu bukan untuk kamu, jadi untuk siapa, Mas?" tanyaku pada diriku sendiri.

Mas Husein belum selesai juga berbicara ditelepon nya, terlihat sangat asik, dia sering tertawa, apa ada hal lucu yang diceritakan atasannya. Apa atasannya akan menelepon malam seperti ini?

"Mbak, ini pesanannya!" panggil Abang penjual.

Akupun mengambil dan tak lupa untuk membayarnya, aku segera menghampiri mas Husein, mas Husein sadar akan kedatangan ku dia segera menetup telepon nya, kenapa dia tidak berbicara saat ada aku?

"Maaf Humairah, masalah pekerjaan mas malah mengganggu malam kita!" jelas mas Husein.

Mas Husein meraih tanganku untuk duduk dibangku yang ada disana, aku menurut saja, lalu mengeluarkan telur gulung yang aku beli tadi.

"Ini makanan kesukaan isteri Abi, tapi maaf ya Abi udah jarang membawanya untuk Umi, karena kalau Abi lewat suka rame, badan Abi sudah keburu mau pulang buat menemui Isteri tercinta!" jelasnya.

Tidak sempat, tapi Abang penjual bilang belinya tiap soreh.

Aku mengambil satu, lalu mas Husein juga mengambil nya, aku menunggu respon mas Husein.

Uhuk! Uhuk!

"Bi, kamu nggak apa?" tanyaku.

"Ini rasa keju sayang, biasanya kamu beli rasa sosis, kan Abi nggak suka keju!" jelasnya menatapku sembari mengatur nafas.

"Loh kata Abang penjual Abi sering beli disini dengan rasa keju, jadi Umi kira Abi menyukai nya!" jelasku padanya.

"Ha, eh--"

Terlihat ekspresi terkejut dan rasa bingung diwajahnya.

"Ada apa Bi, apa aku salah?" tanyaku menatap nya.

Bersambung....

AIR MATA DI CADARKU Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang