Bab 13 (Marah)

19.3K 3.9K 479
                                    

Selamat bermalam minggu semuanyaa

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Selamat bermalam minggu semuanyaa.... moga suka yaaa hahhahahha ayokkkkk aku tunggu 3K Votenya 500 komennya,... ayoookkk ayokkkkk abis itu aku update lagiii hihihi


Alaya mengangguk. "Terima kasih." Alaya akhirnya memilih keluar sendiri karena Acha lebih memilih untuk tinggal. Sebenarnya, Alaya merasa sangat berat hati meninggalkan teman-temannya, tapi... apa yang dikatakan Cilla memang benar. Dia butuh istirahat. Dia butuh menenangkan diri karena kejadian tadi.

Saat Alaya keluar dari gedung rumah sakit, saat itulah dia melihat Arsen sudah berdiri menunggunya di area parkiran di sebelah mobilnya. Entah kenapa, tiba-tiba kemarahan tersulut begitu saja dirinya mendapati Arsen berdiri di sana. Alaya berjalan secepat mungkin ke arah Arsen, kemudian saat sudah berada di hadapan pria itu, dengan spontan Alaya melayangkan tamparan kerasnya pada wajah Arsen hingga membuat wajah pria itu terlempar ke samping.

*************************

Bab 13

-Marah-


Plakkk

Hening. Arsen bahkan membatu dengan apa yang dilakukan Alaya padanya. Napas Alaya memburu karena kemarahan yang amat sangat, bahkan satu tamparan saja seakan tak cukup untuk meluapkan kemarahannya pada sosok Arsen.

"Bajingan kamu!" Desis Alaya dengan tajam.

Arsen kemudian menatap ke arah Alaya. Dan melihat betapa marahnya perempuan ini kepadanya.

"Kamu mau bunuh dia?! Hah?! Kamu mau bunuh teman aku?!" Alaya berseru keras tak terkendali. Bahkan dia sudah mulai memukuli dada Arsen. "Jawab Arsen! Kamu mau bunuh dia?!"

Arsen tak menjawab, dia hanya menatap Alaya dan membiarkan Alaya memukulinya.

Alaya kemudian menangis. Dia bingung, dia terguncang dengan kejadian yang baru saja menimpanya. Bagaimana jika Dean meninggal? Bagaimana jika Arsen diadili? Alaya hanya tak ingin semua ini berakhir buruk dan Alaya kehilangan salah satu diantara mereka.

Tiba-tiba Alaya merasakan kram di perutnya, membuatnya mengaduh sembari menangkup perutnya. Arsen yang melihatnya segera membantu Alaya. Tapi Alaya segera menepis bantuannya.

"Lepasin aku!" Alaya berseru keras.

"Tidak, kamu butuh aku." Arsen tak ingin menyerah.

"Aku benci kamu! Aku benci kamu!" Alaya berseru keras lagi dan lagi, dan hal tersebut membuat perutnya semakin kram. Alaya mengaduh dan mau tak mau dia akhirnya menerima bantuan Arsen. Tanpa banyak bicara, Arsen menggendong tubuh Alaya dan membawanya kembali ke gedung rumah sakit tepatnya di bagian IGD.

***

Akhirnya, mau tidak mau, Alaya kembali dirawat di rumah sakit, dia kembali diminta untuk bedrest karena kontraksi yang baru saja dia alami.

Princess AlayaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang